Senin, 27 September 2010

Jakarta Senasib dengan Atlantis?

Atlantis, … sebuah kata yang menggiring perasaan mendalam tentang kemajuan peradaban umat manusia di masa lampau termasuk peristiwa kebinasaannya dalam waktu sekejap sehingga membangkitkan misteri di benak kita semua. Apakah Atlantis benar-benar ada? Ataukah hanya rekaan Plato saja?

Dalam karyanya yang berjudul Timaeus dan Critias, Plato (filosof terbesar Yunani Kuno) menegaskan akan keberadaan Atlatis sebagai negeri tropis yang berlimpah mineral dan kekayaan hayati. Penduduk yang mendiami Atlantis dipercaya sebagai komunitas beradab dan berbudaya serta hidup dalam kemewahan hikmat yang tiada terperi. Namun segala kemegahan Atlantis itu lenyap, tersapu bencana air bah mahabesar dalam waktu semalam saja.

Beberapa kalangan berpendapat bahwa Atlantis lenyap oleh karena banjir besar yang terjadi di zaman Nuh. Namun ada pula yang menyamakan Atlantis dengan kerajaan Sri Krisnha yang bernama Dwaraka. Apabila Anda penggemar Mahabarata, tentu Anda tidak akan asing dengan kisah lenyapnya Dwaraka. Kerajaan avatar Wisnu itu binasa oleh terjangan ombak laut (tsunami?) dalam waktu semalam. Mirip-mirip dengan kisah Atlantis, bukan?

Pertanyaannya, di manakah letak Altantis? Apakah di Laut Tengah, dekat Yunani tempat Plato berasal? Apa hubungannya dengan pilar-pilar Hercules yang ditulis oleh Plato dalam karya fenomenalnya tersebut? Atau jangan-jangan Atlantis hanya lokasi imajiner, fiktif dan tak pernah ada?

Seorang geolog dan fisikawan nuklir Brazil bernama Prof. Arysio Nunes dos Santos punya pendapat lain. Dalam bukunya yang berjudul Atlantis The Lost Continent Finally Found, dengan percaya diri Prof. Santos mengatakan bahwa Atlantis terletak di Indonesia. Ia memaparkan segala bukti yang mendukung teori bahwa Atlantis benar-benar ada. Wilayah itu merupakan kawasan tropis pada zaman es Pleistosen, berlimpah sumber daya alam, seperti timah, tembaga, seng, perak, emas, berbagai macam buah-buahan, padi, rempah-rempah, gajah raksasa, hutan dengan berbagai jenis pohon, sungai, danau, dan saluran irigasi.

Lenyapnya peradaban Atlantis menurut Prof. Santos disebabkan terjadinya letusan super vulkanik Gunung Krakatau sehingga memicu terjadinya tsunami setinggi ratusan meter. Bencana itu membuat terpisahnya Pulau Jawa, Sumatra, dan Kalimantan serta berujung pada lenyapnya Atlantis untuk selamanya. Bagi saya, teori ini agak otak atik gathuk karena dalam bukunya setebal 675 halaman tersebut, Prof. Santos menyamakan pilar-pilar Hercules dengan Gunung Krakatau dan Gunung Dempo.

Atlantis memang telah tenggelam. Tidak penting apakah peradaban itu pernah ada atau tidak. Yang jelas fenomena tersebut tengah menjangkiti ibu kota negara kita, Jakarta. Jakarta memang tidak tenggelam dalam waktu semalam. Tapi menurunnya permukaan tanah Jakarta diyakini telah berlangsung secara pasti tahun demi tahun.

Penurunan permukaan tanah secara signifikan di Jakarta semakin luas. Kondisi tersebut terjadi akibat kian intensifnya pembangunan fisik yang disertai penyedotan air tanah secara tidak terkendali. Naiknya permukaan laut sebagai dampak pemanasan global menyebabkan wilayah Jakarta yang terendam rob atau genangan saat air laut pasang kian luas.

Data Dinas Pengembangan DKI Jakarta bahkan lebih mengerikan. Pada periode tahun 1982 hingga 1997 terjadi amblesan tanah di kawasan pusat Jakarta yang mencapai 60 cm hingga 80 cm. Karena merata, amblesan ini menjadi tidak terasa. Bila penurunan ini terus berlanjut, "tenggelamnya" Jakarta sudah di depan mata.

Akankah Jakarta bernasib sama dengan Atlantis?

Kamis, 23 September 2010

Menjelang Akhir Pekan ....

Biasanya akhir pekan adalah saat-saat yang paling ditunggu oleh banyak orang, termasuk saya sebagai seorang pekerja professional. It would be the great time fo releasing our burden. Bisa kumpul dengan keluarga, melewatkan waktu bersama dengan orang yang dikasihi, atau pun hang out bareng bersama teman merupakan momen-momen berharga yang sayang untuk dilewatkan di akhir pekan.

Bagi pecinta bola, akhir pekan bisa berarti surga untuk memanjakan hasrat mereka. Beberapa paket siaran langsung sepak bola di stasiun-stasiun televisi swasta nasional menjadi pilihan wajib yang haram hukumnya untuk tidak ditonton. Bagi saya sebagai seorang Liverpuldian, Sabtu ini merupakan waktu yang tepat bagi The Big Reds untuk bangkit dari keterpurukan. Akhir pekan ini mereka akan menjamu Sunderland di Anfield Road.

Namun di bagian lain di Republik ini, akhir pekan bisa menjadi momen yang sangat menegangkan. Jemaat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Ciketing kembali akan beribadah di bawah bayang-bayang ancaman tindakan kekerasan. Minggu lalu saja mereka terpaksa dievakuasi oleh pihak keamanan saat hendak beribadah. Heran…beribadah kok dilarang, ya? Padahal semua syarat dan ketentuan pendirian rumah ibadah sudah dipenuhi.

Tak banyak orang yang tahu bahwa kejadian yang lebih mengenaskan juga terjadi di Bogor menimpa jemaat GKI Taman Yasmin. Semenjak 11 April yang lalu mereka harus beribadah di trotoar meskipun pendirian bangunan gereja mereka sudah memenuhi semua ketentuan. Keputusan pengadilan yang sudah memenangkan jemaat GKI seolah tidak ada artinya bila diperhadapkan dengan tekanan masa fanatik yang menolak keberadaan bangunan gereja mereka.

Perilaku kekerasan terorganisir dan berselimut dalil-dalil agama yang dilakukan oleh organisasi masyarakat terhadap kelompok minoritas memang sudah meresahkan. Hal ini menjadi tantangan yang harus diselesaikan oleh semua elemen bangsa.
Takutkah kita sebagai orang Kristen untuk tetap beribadah kepada Yesus Kristus, Raja Alam Semesta….? The show must go on ….

KUMASUKI GERBANGNYA DENGAN HATI BERSYUKUR
HALAMANNYA DENGAN PUJIAN
KATAKU HARI INI HARINYA TUHAN
KUBERSUKA SBAB DI GIRANGKANKU
DIA GIRANGKANKU O….DIA GIRANGKANKU
KUBERSUKA SBAB DIA GIRANGKANKU

Rabu, 22 September 2010

Arifin Panigoro Cari Perkara?

Bukan rahasia lagi bahwa mayoritas tim peserta Indonesian Super League (ISL) menggunakan pasokan dana APBD sebagai biaya operasional. Setahu saya, cuma Arema Indonesia dan Bontang FC saja yang pendanaannya benar-benar independen. Sisanya mengemis pada APBD. Anggaran belanja yang seharusnya dipakai semaksimal mungkin untuk mensejahterakan rakyat ternyata dipakai jor-joran untuk ngurusi sepak bola.

Tim-tim peserta ISL memang membawa kebanggaan daerah. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan utama bagi daerah yang bersangkutan untuk mendukung kesebelasannya secara all out. Dana milyaran rupiah digelontorkan untuk membentuk tim yang hebat. Sayangnya, banyak tim yang menempuh jalan instant. Daripada melakukan pembinaan terhadap pemain usia muda, mereka lebih condong untuk mendatangkan pemain jadi dari daerah maupun negara lain.

Dinamika dan komposisi pemain dalam sebuah tim sering kali juga ditentukan oleh orang yang bergerak di balik layar. Bukan pelatih ataupun manajer tim, melainkan kepala daerah.
Jika gubernur/bupati/walikotanya seorang yang benar-benar gila bola, maka majulah tim tersebut. Tapi bila sang penguasa daerah lengser ataupun sibuk ngurusi pilkada, maka dapat dipastikan tim yang bersangkutan akan mengalami kemunduran prestasi. Kesimpulannya, jika ingin memiliki tim sepakbola kuat dengan dana melimpah, pastikan memiliki backing penguasa yang yang kuat juga.

Nggak percaya? Ada banyak contohnya. Kita bahas salah satu saja, ya …

Persebaya adalah salah satu tim legendaris Indonesia. Di pertengahan era 90-an, tim ini pernah menjadi tim super di percaturan sepak bola nasional. Pemain-pemain tebaik nasional nan mahal didatangkan. Demikian pula dengan para pemain asingnya. Nilai kontrak dan gaji pemain pun meroket tajam. Tapi hal tersebut tidak jadi masalah karena ada tokoh elit gila bola di balik proyek tersebut: Walikota Sunarto Sumoprawiro. Pendek kata, Surabaya boleh banjir, tapi Persebaya harus berjaya!

Pengganti Cak Narto kebetulan adalah tokoh yang kurang suka dengan sepak bola. Background Bambang D.H. adalah seorang pendidik. Beliau lebih concern ngurusi Surabaya secara menyeluruh daripada hanya Persebaya. Hasilnya kemudian jelas. Persebaya akhirnya terjerembab ke kasta bawah. Malah kabarnya, kontrak pemain musim kompetisi tahun ini masih belum lunas 25%. Duh …

Wacana penyelenggaran Liga Primer Indonesia yang digagas oleh pengusaha Arifin Panigoro memang kontroversial. Bayangkan saja. Seluruh peserta dari kompetisi tersebut akan mendapat pasokan dana sebesar 20 – 30 milyar dari pihak penyelenggara. Jika hal ini dapat terealisasi tentu saja akan dapat memangkas ketergantungan tim peserta pada dana APBD.

Tentu saja ide yang yang digulirkan Bos Medco tersebut mendapatkan resistensi, terutama dari PSSI. Para pengurus PSSI seperti kebakaran jenggot. Menurut mereka mustahil untuk memasok dana sedemikian besar kepada setiap tim. Lagi pula membuat liga tandingan bukan solusi untuk memacu prestasi sepak bola nasional melainkan hanya menyebabkan perpecahan saja. Namun bola panas sudah digulirkan. Kabarnya suda hada 18 tim yang menyatakan kesediaanya untuk mengikuti kompetisi format baru tersebut.

Kita semua tidak tahu maksud Arifin Panigoro memunculkan ide pelaksanaan Liga Primer Indonesia. Apakah dia tulus? Atau apakah ia punya ambisi menggantikan posisi Nurdin Halid sebagai Ketua Umum PSSI? Yang jelas seorang Nurdin Halid sudah memimpin PSSI selama 7 tahun tanpa ada prestasi secuil pun diraih oleh timnas Indonesia. Keterpurukan, skandal pengaturan skor, dan kekerasan di lapangan antar pemain dan suporter seolah sudah menjadi menĂº makanan sehari-hari. Lagi pula Nurdin juga mantan narapidana. Secara etika, seharusnya ia malu untuk tetap memimpin PSSI.

Rencana Arifin Panigoro memang menarik untuk disimak. Kita tunggu saja …

Teknik-Teknik Membuat Karya Tulis yang Efektif

Tidak ada yang menangkal bahwa menulis adalah sesuatu yang penting, sebab tulisan dapat mengungkapkan pesan menulis, dan mengekspose pikiran-pikiran serta gagasan-gagasannya. Keterampilan menulis mutlak diperlukan untuk menulis khotbah, diktat, rekomendasi, bulletin, pamflet, koran, dan majalah.

Keterampilan Menulis
Tidak sedikit orang yang enggan menulis dengan dalih kesulitan, atau menganggap bahwa menulis adalah hobi dan bakat yang tidak dimiliki oleh setiap orang. Seorang penulis terkemuka berkata, “Jika ada penulis besar mengatakan bahwa menulis adalah bakat, maka penulis yang lain mengatakan bahwa faktor bakat sesungguhnya hanya berperan 10% bagi keterampilan menulis. Sedangkan 90% lainnya merupakan hasil dari latihan menulis yang dilakukan dengan tekun dan tidak mengenal lelah.”

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang penulis.
1. Penulis yang takut akan Tuhan dan menghargai dirinya, tidak sepatutnya mencuri hasil karya orang lain dan mengklaimnya sebagai hasil karyanya sendiri.
2. Tujuan menguasai keterampilan menulis ini bukan semata-mata untuk mencari popularitas dan pujian orang.
3. Bahasa yang digunakan dalam karya tulis adalah bahasa yang jelas, ringkas, dimengerti oleh pembaca dan fokus.
4. .Jangan berusaha menulis untuk memikirkan hasil yang terbaik pada karya tulis yang pertama, karena tujuan utama Anda adalah menuangkan gagasan dan pendapat Anda diatas kertas tanpa harus memedulikan kesalahan-kesalahan yang mungkin Anda lakukan.

Tujuan Menulis
Tujuan seorang membuat karya tulis adalah membuat inovasi baru, melengkapi sesuatu yang kurang, menjelaskan seuatu yang rumit, meringkas sesuatu yang panjang tanpa mengurangi intisarinya, menghimpun sesuatu yang berserakan, dan mengoreksi kesalahan penulis. Ketentuan ini untuk karya tulis dalam bentuk penelitian dan buku. Menulis artikel bertujuan untuk memaparkan kebajikan, mengingatkan orang yang lupa, mengambil kasus-kasus di masyarakat, memperkenalkan produk, dan lain-lain.

Kaidah-Kaidah Tulisan yang Efektif
Karya tulis yang efektif harus berdasar pada kaidah-kaidah sehingga tampil dalam format yang efektif. Kaidah-kaidah itu antara lain:
1. Lengkap
Teks yang ditulis memuat berbagai macam dan banyak informasi, fakta atau dalil syar’I yang diperlukan untuk mengantisipasi reaksi pembaca.
2. Simpel
Kesuksesan penyampaian pesan terletak pada pemilihan jalan terpendek yang untuk bisa mencapai tujuan. Simpel disini maksudnya adalah suatu format antara singkat dan panjang. Jika suatu format terlalu singkat, maka akan terasa kurang, sedangkan jika terlalu panjang, maka akan menjemukan. Sebaiknya, penulis selalu konsisten pada hal-hal dibawah ini: a. Menghilangkan kalimat-kalimat yang tidak penting. b. Menghilangkan kalimat-kalimat yang terulang-terulang. c. Menghindarkan pembahasan yang melebar. d. Menghindari kalimat yang didramatisasi secara berlebihan. e. Menghindari kalimat yang samara tau sulit dipahami. f. Menghindari pengantar atau pendahuluan yang terlalu panjang.
3. Akurat
Akurat dalam arti, tulisan itu konkrit dan tidak berputar-putar pada kata-kata atau topik-topik yang umum. Ciri-ciri tulisan yang akurat yaitu: a. Ada penjelasan tentang istilah-istilah dan paham-paham. b. Akurat dalam menerjemahkan kutipan dari bahasa asing. c. Akurat dalam menyebut nama. d. Akurat dalam menyebut tanggal dan angka. e. Membedakan dengan jelas antara kalimat kutipan dengan kalimat penulis dengan mencantumkan tanda petik. f. Akurat dalam mengutip ayat, menyebutkan sumber hadits, dan pemilik suatu pendapat secara tepat.
4. Objektif
Penulis harus membedakan antara pendapat dan fakta, netral dan tidak memihak kecuali pada kebenaran yang didasarkan pada dalil-dalil syar’I yang otentik. Contoh-contoh tindakan yang tidak objektif: a. Memberikan predikat kepada orang lan dengan predikat-predikat yang negatif yang tidak sesuai dengan realitanya. b. Mengabaikan peristiwa-peristiwa yang penting atau keberhasilan-keberhasilan positif karena pelaku dan pemiliknya adalah orang yang tidak disukai. c. Menyajikan opini sebagai fakta. d. Menyebutkan sisi positif tanpa menyebutkan sisi negatifnya, dan sebaliknya. e. Menampilkan aktivitas tertentu secara berulang-ulang sebagai sarana promosi.
5. Jelas
Jelas di sini ada dua macam, yakni jelas redaksional dan jelas isinya. a. Jelas redaksional, artinya susunan bahasanya sederhana dan tidak berbelit-belit. Hal-hal yang dapat membantu kejelasan redaksional: - Konsisten terhadap kaidah gramatika (tata bahasa). - Konsisten terhadap kaidah penulisan huruf. - Konsisten terhadap kaidah penggunaan tanda baca. b. Kejelasan isi, maksudnya adalah sebuah topik tidak mungkin dijelaskan dengan baik, kecuali apabila topik tersebut sudak dipahami dengan baik dan benar, sebab orang yang tidak memahami suatu masalah tidak mungkin bisa mengungkapkannya dengan jelas dan benar Kejelasan karya tulis ditentukan oleh hal-hal berikut ini: a. Kosakata - Menghindari penggunaan kosakata yang memiliki lebih dari satu makna (homonim). - Menghindari kosakata yang sulit. - Menghindari kosakata yang asing bagi pembaca. - Menghindari penggunaan kosakata yang memiliki kesamaan makan secara berlebihan. - Boleh menggunakan kosakata yang popular seperti strategi, demokrasi, dll. b. benar menurut kaidah tata bahasa. - Tidak mengulangi kata kecuali terpaksa. - Kata-kata yang ada dalam satu kalimat harus saling terkait secara harmonis. - Simpel tapi lengkap. - Menggunakan susunan kalimat aktif dan bukan pasif, sebab ungkapan langsung lebih baik daripada ungkapan tidak langsung. - Sebaiknya, setiap kalimat hanya memuat satu gagasan saja secara lengkap. c. Paragraf Kumpulan dari kalimat membentuk paragraf. Kumpulan paragraf akan membentuk artikel atau topk. Untuk Membuat paragraf yang jelas, diperlukan rambu-rambu berikut ini: - Gaya bahasa yang benar, menurut tata bahasa dan gaya bahasa yang harus sesuai dengan karakter materi yang dipilih, terutama jika topiknya adalah disiplin ilmu yang spesifik. - Panjang paragraf harus disesuaikan dengan panjang topik. - Pembaca merasa ada informasi baru pada tiap paragraph. - Tidak mengulangi pesan yang sama pada paragraph-paragraf yang berdekatan. - Tidak ada kontradiksi antara satu paragraph dengan paragraF yang lain. - Tidak berlebihan dalam menggunakan gaya bahasa sastra. - Membuat perumpamaan, menyebutkan kejadian, dan kisah-kisah yang relevan.
6. Relevan
Maksudnya, topik yang kita angkat harus relevan dengan kepentingan pembaca.

Selasa, 21 September 2010

Naluri Alamiah


Ada seorang India yang melihat seekor kalajengking mengambang berputar-putar di air. Ia memutuskan untuk menolong kalajengking itu keluar dengan mengulurkan jarinya, tetapi kalajengking itu menyengatnya. Orang itu masih tetap berusaha mengeluarkan kalajengking itu keluar dari air, tetapi binatang itu lagi-lagi menyengat dia.
Seorang pejalan kaki yang melihat kejadian itu mendekat dan melarang orang India itu menyelamatkan kalajengking yang terus saja menyengat orang yang mencoba menyelamatkannya. Tetapi orang India itu berkata, "Secara alamiah kalajengking itu menyengat. Secara alamiah saya ini mengasihi. Mengapa saya harus melepaskan naluri alamiah saya untuk mengasihi gara-gara kalajengking itu secara alamiah menyengat saya?"
Jangan berhenti mengasihi,
Jangan menghentikan kebaikan anda, Bahkan meskipun ketika orang-orang lain menyengat anda.(*)

Senin, 20 September 2010

Start Up Your Day ...!

Hari yang cerah bukan ditandai dengan matahari yang bersinar terang atau udara yang sejuk, melainkan dari hati dan pikiran yang segar. Kecerahan suatu hari dimulai dari diri Anda sendiri. Kita tahu bahwa sesuatu yang dimulai dengan baik merupakan separuh dari pencapaian tujuan.

Karena itu, memulai aktivitas hari ini dengan kecerahan suasana adalah modal besar untuk menyelesaikan hari dengan baik pula. Bagaimana memulai hari dengan cerah sangat dipengaruhi oleh pola hidup kita.

Berikut beberapa tips ringan agar Anda bisa memulai hari dengan cerah.

1. Mulailah dari malam hari
Kita tak bisa berharap bangun dengan segar jika di malam harinya tak cukup tidur nyenyak. Hari esok yang cerah dimulai dari malam ini. Bila Anda masih mempunyai masalah, yakinlah masih ada waktu esok untuk menyelesaikannya lebih baik lagi. Malam ini, beristirahatlah sebaik-baiknya.

2. Bangun pagi lebih pagi

Bangunlah lebih pagi daripada terbitnya matahari. Jumpai keheningan dan kesunyian. Pagi buta adalah saat yang tepat untuk menemukan sisi damai dalam diri Anda

3. Damaikan pikiran dan tentramkan jiwa
Jangan terburu melakukan aktivitas. Resapi saja suasana pagi yang damai ini. Berdoa, sampaikan syukur atas hidup yang masih diberikan pada kita dan bersaat teduh.

4. Segarkan tubuh
Minum air. Hirup aroma teh atau kopi yang menyegarkan. Berjalan-jalanlah keluar. Pompa udara banyak-banyak ke dalam paru-paru. Lakukan olahraga ringan, Mandi dengan air segar. Bersihkan tubuh baik-baik. Tetaplah mengingat janji anda tadi pagi untuk melakukan sesuatu yang berguna bagi semesta hari ini.

5. Dapatkan sarapan secukupnya
Isi perut anda secukupnya. Sarapan yang baik adalah modal untuk kebugaran tubuh anda sepanjang hari. Jangan asal kenyang, namun cukupkan kebutuhan energi dan gizi.

6. Sapalah orang-orang yang Anda jumpai

Tebarkan senyum. Tak peduli apakah matahari bersinar cerah atau mendung menggelayutt, sapalah orang-orang yang anda jumpai. Tanyakan kabar mereka, maka jangan terkejut jika mereka pun akan membalas senyum Anda.

7. Jangan mengeluh
Apa pun yang terjadi, entah itu hari hujan, jalanan macet, kereta datang terlambat, kendaraan mogok, atau apa pun yang terjadi, terimalah semua itu apa adanya. In everything, give thanks.

Selamat bekerja serta selamat bercerah hari ....

Manusia Setengah Dewa

Saya itu tidak pernah suka basket. Namun ada satu pemain bola basket yang membuat saya terperangah. Orang itu mampu “memaksa” saya untuk mengatakan bahwa olahraga basket sungguh menarik dan enak ditonton. Dia adalah Michael Jordan.

Setiap cabang olahraga pasti mempunyai tokoh icon. Sepakbola selalu identik dengan Pele dan Maradona. Golf mempunyai Tiger Word. Bulu Tangkis ada Rudy Hartono. Motor GP ada Valentino Rossi. Tinju punya Cassius Clay atau Muhammad Ali. Untuk bola basket, saya bisa mengatakan bahwa Michael Jordan adalah sang legenda.

Michael Jordan adalah pribadi yang sangat unik. Meskipun postur tubuhnya tidak terlalu tinggi dan kekar sebagaimana lazimnya para jagoan NBA, kemampuannya di lapangan sudah tidak lagi diragukan. Berbagai atraksi menarik disuguhkan saat bertanding. Ia bahkan disebut-sebut bukan lagi sebagai seorang atlet, melainkan sudah menjadi aktor film yang mengundang decak kagum penontonnya.

Dunia basket sempat terhenyak ketika pada tahun 1993 secara mendadak Michael Jordan mengundurkan diri dari cabang olahraga yang sudah membesarkan namanya itu. Padahal saat itu ia sedang berada di puncak karirnya. Banyak orang merasa kehilangan. Bagi saya sendiri, basket seperti kehilangan daya magisnya. "Saya mundur karena sudah tidak mempunyai motivasi lagi,” begitu kata Jordan waktu itu.

Michael Jordan tengah merasakan kehampaan. Semuanya sudah ia raih. Gelar NBA, medali emas Olimpiade Barcelona, ketenaran, kekayaan, …. Mau apa lagi? Ia merasa bahwa sudah tidak perlu membuktikan apa-apa lagi kepada siapa pun. Selanjutnya, Michael Jordan dikabarkan menekuni cabang olahraga baseball. Sayang, ia tidak meraih kesuksesan di sana.

Banyak komentar yang meminta Michael Jordan untuk kembali ke dunia basket. Tokh usianya dirasa belum terlalu tua untuk kembali berlaga di NBA. Dan, hal itu akhirnya diwujudkan oleh Michael dengan bergabung lagi ke tim Chicago Bulls pada tahun 1995. "Saya mundur karena merasa sudah tak ada tantangan lagi. Dan saya kembali lagi karena saya merasa kini ada tantangan baru," sebut Jordan dalam sebuah wawancara. Banyak orang berpendapat bahwa tantangan baru yang dimaksud adalah munculnya seorang bintang basket baru dari LA Lakers. Ia dalah Kobe Bryant.

Sosok Jordan memang fenomenal. Jika beberapa orang merasa kurang nyaman saat bertemu dengan halangan dan rintangan, ia justru mencarinya. Hal tersebut juga ditunjukkan ketika masa awal kuliah. Karena tak punya tinggi badan yang memadai untuk masuk tim utama, dirinya sempat disingkirkan. Namun, bukannya merasa putus asa, ia terus berlatih sendiri hingga tinggi badannya mencukupi. Meski masih dianggap kurang ideal, ia mampu mencetak skor meyakinkan sehingga akhirnya jadi pilihan utama. "Saya dapat menerima kegagalan, tapi saya tidak dapat menerima jika saya belum mencoba," sebut Jordan mengungkap rahasia suksesnya.

Kini, nama Jordan sangat lekat sebagai ikon NBA. Tak urung, legenda basket lain seperti Larry Bird pun hingga sampai mengomentari, "Dewa menyamar sebagai Michael Jordan." Prestasi fenomenalnya membuat ia sering diundang untuk menyemangati banyak orang dalam berbagai bidang. "Saya sudah lebih dari 9000 kali gagal melakukan tembakan. Saya sudah hampir 300 kali kalah dalam pertandingan. Setidaknya, 26 kali saya dipercaya untuk menjadi algojo penentu kemenangan dan saya gagal. Saya gagal terus dan terus dalam hidup saya. Dan, justru karena itulah saya sukses," sebut Jordan dalam beberapa kali pidatonya.

Prestasi fenomenal Michael Jordan tak diperoleh dalam sekali dua kali latihan. Ia juga sering gagal dalam kariernya. Namun, justru itulah yang menjadikan dia legenda hingga saat ini. Karena, ia tak pernah menyerah pada keterbatasan. Dan bahkan, ia mampu mengubahnya menjadi sebuah kekuatan. Keyakinan, kerja keras, dan ketekunan adalah contoh nyata dari seorang Michael Jordan yang patut kita contoh untuk mencapai sukses sebenarnya.

Michael Jordan bukanlah manusia setengah dewa. Ia juga bukan makhluk surgawi yang tiba-tiba jatuh dari langit. Ia hanya manusia biasa yang mau bekerja keras.

Note:
Setelah Michael Jordan benar-benar pensiun, saya kembali tidak menyukai bola basket. Bagi saya hanya ada satu Michael Jordan, tidak ada yang lain …

Sabtu, 18 September 2010

Buktikan Merahmu ...!

Liga Sepak Bola dari masing-masing negara di Eropa selalu mempunyai duel klasik yang selalu menarik untuk disimak. Duel tersebut senantiasa menjanjikan atmosfer pertandingan super keras, sarat gengsi, menegangkan dan juga terkadang sangat emosional. La Liga Spanyol punya rivalitas abadi Barcelona dengan Real Madrid, Liga Seri A Italia memiliki duel derby Inter Milan melawan AC Milan, dan tentu saja English Premiere League dengan duel legendaris antara Manchester United versus Liverpool.

Pertandingan antara Manchester United melawan Liverpool memang selalu menarik jutaan pasang mata para penggila bola di planet ini. Meskipun semenjak 20 tahun terakhir Manchester United terlihat lebih mendominasi perburuan gelar, namun bukan berarti mereka akan dengan mudah dapat melumat Liverpool. Bagi The Reds, kalah dengan siapa pun tidak terlalu merisaukan asalkan bukan dari Manchester United.

Sir Alex Fergusson memang punya torehan prestasi mengagumkan bersama United. Ia datang ke Old Trafford di pertengahan tahun 80-an. Saat itu United hanyalah sebuah tim medioker di bawah bayang-bayang kebesaran Liverpool. Namun dengan kerja keras dan komitmen yang militant, Opa Alex mampu mengubah United menjadi tim yang tangguh dan paling populer, tidak hanya di Inggris tapi juga di seluruh Eropa dan dunia.

Bagaimana dengan Liverpool? Tim ini memang tengah berusaha keras mengembalikan kejayaan yang pernah mereka raih pada dasawarsa 80-an. Puasa gelar mereka memang sudah keterlaluan. Bayangkan saja, mereka terakhir kali menjuarai Liga sepak bola di negeri Ratu Elizabeth itu pada tahun 1990!

Memasuki pekan ke-5 ini, hasil yang telah diraih Manchester United memang jauh lebih moncer dari pada Liverpool. Berbekal 2 kemenangan dan 2 hasil seri pada laga sebelumnya akan membuat pasukan The Red Devils lebih percaya diri. Apalagi pertandingan ini akan dilaksanakan di kandang United Stadion Old Trafford. Absennya Antonio Valencia karena cedera dislokasi pergelangan kaki kiri diyakini tidak akan terlalu berpengaruh pada performa squad Sir Alex. Masih ada Nani atau Park Ji Sung yang dapat mengisi peran Valencia.

Satu-satunya kendala United, saya pikir, adalah masih belum pulihnya penampilan striker Wayne Rooney. Ia masih belum bisa mengulang peran superiornya seperti pada musim lalu. Apalagi saat ini, Rooney masih dirundung masalah pribadi yang berpotensi mempengaruhi penampilannya secara keseluruhan. Akankah Rooney dapat tampil apik bahu-membahu bersama tandemnya, Dimitar Berbatov nanti malam untuk memberondong gawang Pepe Reina nanti malam?

Problem Liverpool masih sama dengan tahun lalu. Hengkangnya Xabi Alonso ke Real Madrid meninggalkan kekosongan lebar di lini tengah Liverpool yang hinga saat ini masih berlum ditemukan solusinya. Apalagi tahun ini Liverpool kembali kehilangan pemain sentralnya di lini tengah yaitu Javier Mascherano. Peran sebagai sang tukang angkut air ini masih belum bisa digantikan oleh Lucas Leiva ataupun Christian Poulsen.

Masuknya Joe Cole memang memberikan angin segar bagi The Reds. Paling tidak dia dapat menjadi pemain yang dapat berperan vital bila lini depan Liverpool mengalami deadlock. Tanpa Cole, The Reds tampil tidak rancak. Lihat saja penampilan mereka saat melawan Birmingham City: tanpa determinasi dan terlalu banyak basa-basi. Torres sering kehilangan bola sementara Steven Gerrard lebih sering berkonsentrasi memperkuat lini tengah yang nampak rapuh itu. Sementara Glen Johnson yang diharapkan tampil spartan dari sisi kanan ternyata bermain terlalu flamboyan.

Sepertinya Manchester United memang akan lebih diunggulkan pada pertandingan kali ini. So, apakah MU akan lebih merah nanti malam? Kita buktikan bersama ….

Kamis, 16 September 2010

Tradisi Mbolos Pasca Lebaran

Kemarin saya sempat mampir ke kantor kelurahan di kota kelahiran saya. Urusannya cuma satu dan sederhana: ngurus KTP. Maklum KTP saya yang lama sudah out of date. Saya perlu mengurusnya segera mumpung masih libur kerja. Lagi pula nggak lucu kalau saya ada di Surabaya tanpa tanda pengenal. Apalagi sekarang ini habis lebaran. Pihak kepolisian sering kali mengadakan surprise dadakan berupa razia KTP.

Saya sebenarnya sering dengar kabar miring tentang tabiat para Pegawai Negeri Sipil setelah Lebaran Usai. Dikatakan bahwa mereka sering mbolos berjemaah. Masih kunjung sana kunjung sini. Berlum puas rasanya beranjangsana dengan handai taulan. Untuk membuktikan kebenarannya, sambil mengurus KTP saya coba melihat suasana di kantor kelurahan.

Ya ampun….., sampai pukul 09.00 ternyata baru ada 4 orang. Itu pun mereka sepertinya tidak dalam keadaan on fire untuk bekerja melayani masyarakat. Ada yang masih menggunakan sandal jepit, baju dikancingkan sekenanya, ….. pokoknya nggak siap banget. Bangku-bangku pegawai terlihat kosong melompong. Yang paling parah, Pak Lurahnya tidak ada di tempat.

Tabiat memalukan ini ternyata tidak hanya terjadi di kelurahan saya saja. Ada banyak kejadian sama persis yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Bukankah sebagai abdi negara mereka harusnya memberikan contoh yang baik kepada masyarakat? Bukankah gaji Pegawai Negeri Sipil selalu mengalami kenaikkan setiap tahunnya? Satu pelajaran berharga dapat kita petik: kenaikkan gaji ternyata tidak selalu dibarengi dengan peningkatan etos kerja dan profesionalisme.

Sampai tahun 2010 saja, jumlah Pegawai Negeri Sipil Pemprov Jawa Timur sudah menyentuh angka 23.000 orang. Jika sebagian besar dari mereka punya penyakit menahun mbolos setelah Lebaran, dapat dibayangkan betapa amburadulnya kinerja pemerintahan. Tindakan tegas perlu diterapkan dalam menghadapi para PNS nakal ini. Pemotongngan gaji sampai penundaan kenaikkan kepangkatan dapat dijadikan acuan pendisiplinan. Jangan hanya ditegur saja!

Selasa, 14 September 2010

Republik Sepeda Motor

Dalam 5 tahun belakangan ini, penggunaan sepeda motor sebagai sarana transportasi bagi para pemudik seolah menjadi fenomena baru. Jumlah pemudik yang menggunakan sarana transportasi kereta api, bus, maupun mobil pribadi tahun ini memang meningkat sekitar 12 %. Namun jumlah pemudik yang menggunakan sepeda motor ternyata menunjukkan angka yang jauh lebih fantastis. Data yang diterbitkan Posko Harian Tingkat Nasional Angkutan Lebaran Terpadu 2010 Kemhub menyebutkan selama sembilan hari mulai dari H-7 sampai hari kedua Lebaran kemarin, jumlah sepeda motor yang melintasi enam pos perhitungan sebanyak 660.957 sepeda motor. Wow…!

Mudik dengan menggunakan sepeda motor memang lebih murah bila ditinjau dari segi ekonomis. Tidak perlu tergencet berdesak-desakkan seperti sarden di dalam kereta api. Lebih luwes melakukan zigzag dan manuver bila terjebak kemacetan. Serta yang pasti…jauh lebih adem. Namun adem di sini bukan karena hembusan AC, tapi karena terjangan angin yang seolah menerpa raga tanpa budaya.

Berbagai standar keselamatan dalam menggunakan sepeda motor seolah diabaikan oleh para biker. Semua barang yang dibawa seolah numplek blek di atas motor. Belum lagi para anggota keluarga –istri, anak pertama, bayi, semuanya memenuhi punggung motor yang panjangnya cuma sekitar semeter itu. Urusan keselamatan memang seolah menjadi nomor dua, yang penting dapat sampai di tempat tujuan dan berkumpul bersama sanak keluarga yang lain. Seolah mereka lupa bawa nyawa ini tidak ada ban serepnya.

Kemudahan mendapatkan kredit sepeda motor memang menjadi penyebab utama melonjaknya jumlah sepeda motor di tanah air. Bayangkan saja, dengan uang muka Rp 200 ribu saja, sebuah sepeda motor sudah bisa menjadi milik kita. Biaya angsurannya pun cukup terjangkau bagi daya beli masyarakat. Dampaknya dapat diterka: sepeda motor seperti menjadi primadona baru di jalan raya.


Sepeda motor memang bukan jenis transportasi massal. Namun kendaraan ini tidak bisa dipungkiri menjadi salah satu pilihan yang dinilai tepat oleh masyarakat untuk mudik ke kampung. Setelah libur cuti bersama usai, kita perlu bersiap untuk menyaksikan arus balik motor dan jenis kendaraan yang lain memasuki wilayah perkotaan. So, get ready!

Berikut ini beberapa langkah persiapan yang aman dengan menggunakan sepeda motor untuk keperluan perjalanan mudik/balik.

Siapkan Mental Anda
Bisa jadi menggunakan sepeda motor adalah alternatif terakhir Anda untuk bepergian jarak kauh. Jika memang demikian buat senang perasaan Anda, hilangkan beban, perasaan was-was, dan kekhawatiran yang berlebihan. Bangun perasaan di dalam jiwa bahwa perjalanan dengan sepeda motor itu kegiatan yang menyenangkan.
Siapkan Pengetahuan andaPerluas pengetahuan Anda tentang rencana mudik/balik yang akan dilaksanakan, meliputi kondisi rute, kondisi sepeda motor dan informasi lainnya yang berkaitan dengan perjalanan Anda.

Siapkan Fisik Anda
Istirahat yang cukup sebelum Anda pergi. Hindari minum obat-obatan yang membuat anda ngantuk dan lemah. Untuk memiliki waktu istirahat yang cukup sebelum pergi, lakukan persiapan secara bertahap dan terencana.

Siapkan Sepeda Motor Anda
Cara yang singkat dan pasti adalah membawa sepeda motor anda ke bengkel terpercaya. Sampaikan ke mekanik bahwa motor tersebut akan di bawa oleh anda sebagai alat transportasi perjalanan jarak jauh. Sebaiknya lakukan pemeriksaan dan perbaikan 1 minggu sebelum dipakai mudik, sehingga anda memiliki waktu yang cukup untuk beradaptasi kembali dengan motor anda terutama jika ada perbaikan lanjutan. Pastikan kelengkapan standar motor berfungsi dengan baik, kaca spion, sistim kelistrikan ( CDI, head lamp, sign lamp, horn, fuse system ), sistim pengereman ( kanvas rem, minyak rem, kabel rem ), sistim penggerak ( kopling, gear, ban, rantai dll ) dan chasis.

Pada umumnya sepeda motor tidak dirancang untuk membawa banyak beban, tetapi jika kita terpaksa membawa barang untuk bepergian jauh kita harus memperhatikan sisi keselamatan di dalam mengendarai sepeda motor. Pada prinsipnya barang yang kita bawa hendaknya tidak mengurangi kemampuan kita dalam mengendalikan sepeda motor.Usahakan mengatur beban ke arah depan sepeda motor. Tempatkan beban di atas, di depan sumbu belakang karena mengikat beban di bagian belakang sumbu sepeda motor akan menambah pusat gravitasi motor sehingga mempengaruhi cara motor mengerem dan berbelok. Atur penempatan beban secara merata.

Saya sarankan agar menyimpan barang yang akan dibawa pada tempat yang khusus yang dirancang untuk membawa barang, seperti tail box, side box, maupun tank bag. Jika menggunakan dus usahakan agar dus tersebut terikat kuat, divatas sadel motor dan tidak mempengaruhi posisi pengendara sepeda motor.
Dalam hal tali menali barang di motor, tali cenderung meregang dan simpul menjadi longgar. Untuk itu gunakan tali yang baik yang tidak terpengaruh oleh panas matahari serta memiliki daya cengkeram yang baik seperti tali elastis atau jaring.Pada prinsipnya semua barang boleh kita bawa asal tidak melebihi kemampuan sepeda motor dan tidak melanggar hukum, tetapi sangat disarankan untuk tidak membawa barang barang cair dan yang mudah terbakar.

Alat Pelindung Diri ( APD ) dan perlengkapan standar

Gunakan APD yang sesuai, safety helmet yang layak pakai, sarung tangan ( setidaknya bawa 2 pasang ), jaket yang nyaman untuk menahan terpaan angin, pilihlah warna jaket yang cerah dan memantulkan cahaya sehingga mudah dilihat pada malam hari, kemudian celana panjang dari bahan jeans, jas hujan dan sepatu yang menutupi tumit, Selanjutnya dokumen yang diperlukan, obat-obatan yang menjadi kebutuhan pribadi, suplemen, obat tetes mata, obat penghilang rasa pegal dan obat pusing kepala kemudian bawa juga tool kit standar, dan spare part standar seperti busi, bolham lampu, kabel kopling, kabel gas, dll.

Berdoa
Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi, selalu ada kekuatan dari Yang Maha Kuasa untuk mengatur itu semua, berdoalah sebelum berangkat agar Yang Maha Kuasa senantiasa melindungi perjalanan kita.

Beristirahat
Jika anda merasa ngantuk dan letih jangan paksakan diri untuk terus melaju. Ngantuk dan letih adalah early warning dari sistim kebugaran badan kita yang meminta untuk beristirahat. Tidak ada cara yang paling efektif selain beristirahat. Banyak kasus kecelakaan terjadi karena pengendara sepeda motor memaksakan diri tetap melaju, di antaranya karena merasa sudah dekat dengan tujuan atau sudah mengonsumsi minuman yang mengandung caffeine / taurine.Beristirahatlah setelah maksimum 3 jam nonstop perjalanan Anda, beristirahat kurang dari 3 jam setelah perjalanan akan lebih baik. Bagaimanapun juga Anda bukan seorang pe-rally profesional, bukalah helm, kendorkan semua ikatan seperti sarung tangan, ikat pinggang, sepatu, lakukan olah raga ringan, dan hirup udara sebanyak-banyaknya.

Lakukan juga pemeriksaan terhadap sepeda motor Anda, seperti rantai, baut-baut pada poros ban, tekanan angin pada ban dan jumlah oli. Manfaatkanlah pos-pos mudik yang banyak didirikan disepanjang jalur mudik, saat beristirahat anda dapat juga berkomunikasi dengan anggota keluarga lainnya sehingga mereka tahu kondisi dan posisi Anda.

Jangan Memaksakan Diri
Selama perjalanan, terapkan cara mengendarai sepeda motor sewajar mungkin yang anda bisa lakukan. Jangan memaksa di luar batas kemampuan Anda. Memaksakan memacu sepeda motor di luar batas kemampuan bisa terjadi karena ingin cepat sampai, atau terprovokasi oleh keadaan, dan ini sangat berbahaya.Pastikan anda memiliki pandangan yang jelas dan luas saat memasuki suatu kondisi jalan jangan berspekulasi.

Atur Penumpang Anda
Jika anda membawa penumpang, beri tahu kepada penumpang agar bisa “sejiwa” dengan anda, tidak banyak bergerak, tidak menurunkan kaki dari foot step walaupun sepeda motor sedang berhenti sejenak di lampu merah atau di tengah kemacetan. Posisikan penumpang Anda ke arah depan dari as ban belakang, artinya penumpang harus sedekat mungkin dengan pengendara.

Tambahan:
Sepeda motor harus laik jalan
Meski siang hari, nyalakan “lampu utama dekat” (bukan lampu jauh)
Wajib menggunakan helm baik pengemudi maupun boncenger, disarankan minimal yang Half Face dan bukan helm topi/cetok.
Melarang penggunaan kereta samping ataupun motor beroda tiga (modifikasi)
Membawa barang tidak melebihi lebar kemudi/stang motor
Hanya diperkenankan mengangkut 2 penumpang termasuk anak-anak
Dilarang berjalan berdampingan, tapi harus beriringan menggunakan jalur lambat atau jalur paling kiri
Jangan lupa, bawa uang/ATM. Siapa tahu ban bakalan bocor.

Senin, 13 September 2010

Kami Tak Takut Beribadah ...!

Beribadah itu bukanlah tindakan kejahatan. Konstitusi kita dengan tegas mengatur kebebasan setiap warga negara untuk memeluk agama dan beribadah sesuai dengan agama dengan kepercayaannya itu. Namun di negeri ini, kenyataan yang terjadi di lapangan sering kali berbanding terbalik dengan apa yang tertulis

Proses perizinan pendirian tempat ibadah (baca: gereja) sering menjadi simpul pemicu pengekangan kebebasan beribadah. Peraturan Bersama Mentri Dalam Negeri dan Mentri Agama yang disusun untuk kebaikan bersama ternyata memberikan ruang multi tafsir yang pada akhirnya menghalangi kebebasan warga negara untuk mendirikan rumah ibadah. Sungguh ironis. Mendirikan gereja di negara ini ternyata jauh lebih sulit dari pada mendirikan panti pijat, pub, tempat karaoke, diskotik, area prostitusi, sampai villa tempat aktivitas kawin kontrak berlangsung.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa mendirikan gereja di Republik ini mbuletnya minta ampun. Mahal pula. Jumlah gereja yang suda ada seakan tidak mampu lagi mengakomodasi jumlah penganut Kristiani di Indonesia yang dalam 30 tahun terakhir ini mengalami lonjakan yang cukup tajam. Dari 225 juta rakyat Indonesia, 20 juta di antaranya memutuskan untuk mengaku Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Raja.

Untuk menyiasati sulitnya mendirikan rumah ibadah, sering kali jemaat dari beberapa gereja tertentu memilih untuk beribadah di tempat-tempat alternatif. Tempat-tempat seperti mall, hotel, restoran, café dan gedung bioskop disulap menjadi tempat ibadah sementara. Tokh, biaya sewanya jauh lebih murah daripada ongkos birokrasi dan lambannya proses verifikasi pendirian gereja permanen. Apakah hal ini merupakan format yang ideal? Tentu tidak. Beribadah sejatinya ya harus di tempat ibadah.

Saya setuju dengan apa yang dilontarkan oleh Bapak Hasyim Muzadi. Mantan Ketua PB Nahdatul Ulama kemarin menegaskan bahwa negara harus bertanggung jawab sepenuhnya terhadap proses pendirian tempat ibadah. Ia juga menambahkan bahwa bila ada sekelompok penganut agama tidak bisa mendirikan tempat ibadah maka negaralah yang harus menunjukkan di mana umat tersebut harus beribadah.

Peristiwa penganiayaan terhadap Hasean Lumbantoruan Sihombing, Penatua Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Bekasi dan Ibu Pendeta Luspida Simanjuntak, yang akan menuju tempat ibadah pada hari Minggu kemarin sungguh sangat memprihatinkan. Patut diduga bahwa aksi tak beradab ini ini bermotifkan kasus penolakan warga setempat terhadap rencana pendirian gereja di tempat itu yang berujung pada kericuhan pada tanggal 8 Agustus 2010 yang lalu. Lambannya pemerintah setempat dan aparat yang terkait dalam menyelesaikan masalah ini ternyata bermuara pada aksi kekerasan yang menyebabkan jatuhnya korban dari pihak jemaat HKBP.

Peran serta para pemuka dan tokoh-tokoh lintas agama dalam menciptakan suasana yang kondusif di kalangan umat sangat diperlukan untuk mengantisipasi tindakan balasan yang sangat mungkin terjadi. Namun yang lebih penting adalah keseriusan Pemerintah dalam menyelesaikan masalah ini. Jangan terburu memberi label kejadian ini kriminal murni. Selediki dengan seksama dan tangkap pelaku penusukan tersebut. Tindakan tersebut sangat penting untuk dilakukan untuk menegaskan bahwa sesungguhnya ada kepastian hukum di negeri ini.

Tidak dapat disangkal bahwa akar dari problematika ini adalah Peraturan Bersama Mentri Dalam Negeri dan Mentri Agama yang sering kali dipakai untuk menghambat pendirian rumah ibadah umat agama tertentu. Saya ras perlu ada pengkajian ulang terhadap keberadaan peraturan tersebut. Jika dirasa bahwa peraturan tersebut berpotensi membawa perpecahan dan pertikaian di antara umat beragama, maka bukan hal yang dosa bila peraturan tersebut lebih baik dihapuskan saja.

Catatan khusus bagi orang-orang percaya:
Janganlah kita takut untuk beribadah. Caci maki tidak menghentikan kita. Maut pun tidak lagi menakutkan kita. Bersukacitalah jika engkau dianiaya karena Kristus. Bersoraklah karena engkau menerima anugrah dapat menderita bagi Dia. Bila saat ini engkau terbaring menahan rasa sakit, ketahuilah bahwa Bapa di sorga sedang berdiri di sampingmu. Dan jika engkau harus terbunuh karena iman, bergembiralah karena Dia sedang menyambutmu di pintu gerbang sorgawi. Baik itu belati, api, peluru tajam, darah, ataupun setan manapun di kolong langit ini….semuanya tidak akan memisahkan kita dengan kasih Yesus Kristus, Tuhan dan Juru Selamat Kita. Hanya Dialah Raja yang disembah dan ditinggikan sampai selama-lamanya. Amin.

Minggu, 12 September 2010

Hari ini 9 Tahun yang Lalu

Hari itu, Selasa 11 September 2001, kupikir akan menjadi hari biasa seperti yang sudah-sudah. Aku masih menjadi seorang mahasiswa tahun ketiga yang mencoba menapaki sendi-sendi keilmuan yang kupercaya mampu membawaku ke depan pintu gerbang kesuksesan. Naif, idealis, spontan, dan emosional. Khas anak muda …..

Hari masih pagi. Kuliahku akan dimulai pukul 10. Ah masih lama …..! Kusempatkan untuk menonton siaran televisi sejenak. Kulihat kegaduhan yang amat sangat. Dua gedung pencakar langit rontok akibat dihantam pesawat jet. Hancur lebur bagai abu. Waktu itu aku berpikir: “Orang-orang Hollywood memang gila. Setelah Titanic, Independence Day, dan Armagedon, ….kini mau film apa lagi?”

Aku tidak tahu bila adegan yang baru saja kusaksikan ternyata sungguhan terjadi. Nyata, mengerikan, sekaligus brilian. Nyata, karena nggak ada bintang film macam Bruce Willis, Will Smith, ataupun para stuntman yang terlibat di dalamnya. Mengerikan, karena yang seperti ini belum pernah ada semenjak bom laknat Hiroshima dan Nagasaki. Peristiwa pagi itu telah membuat 3000 lebih manusia kehilangan nyawa seketika. Brilian, karena para teroris dengan perencanaan yang matang mampu menerobos pengamanan superketat negeri adidaya Amerika Serikat. Hey man….., kita bicara tentang Amerika Serikat, bukan negara antah berantah yang baru berdiri kemarin sore.

Semenjak kejadian itu dunia tidak akan pernah sama lagi.

Sebagian orang kutahu persis bersorak atas kejadian itu. Mereka menganggap azab Allah telah tiba, menghantam sang setan besar Amerika. Negara kafir, pendukung free sex, dan tempat merosotnya akhlak moralitas memang pantas mendapat hukuman dari Sang Khalik. Teriakan sukacita berkumandang di negeri-negeri seteru negara Paman Sam. Bagaimana dengan Indonesia? C’mon, jangan munafiklah….! Pasti ada di antara kita yang tertawa terbahak-bahak melihat kejadian itu.
Bagiku kejadian ini amat memilukan. Tidak ada satu pun alasan yang membenarkan bagi kita untuk bersukacita terhadap hilangnya nyawa manusia. Aku cuma merasa akan terjadi kengerian global yang dipicu kejadian runtuhnya menara kembar World Trade Center tersebut. Kengerian yang melibatkan banyak orang, fundamentalisme agama, serta dikotomi antara Barat dan Timur.

Presiden Bush menyerukan apa yang disebutnya sebagai war against terror. Amerika siap berperang terbuka kepada pihak-pihak yang dianggap sebagai teroris. Tidak sampai sebulan, AfganistĂ¡n yang dikuasai oleh rezim Taliban luluh lantak dihajar Amerika Serikat. Aski cowboy ini terus berlanjut. Irak pun dibuat porak poranda. Presiden Sadam Hussein pun berhasil digulingkan. Tapi apa yang mereka cari? Nothing. Yang muncul adalah teror baru, militansi, Islamofobia, dan sejuta permasalahan rumit yang belum terselesaikan hingga detik ini.

Ketika tulisan ini dibuat, seorang Pastor Kristen bernama Terry Jones sedang menggalang gerakan untuk membakar kitab suci Al Quran. Niat tersebut didasari atas penolakan rencana pembangunan masjid di kawasan yang berdekatan dengan wilayah Ground Zero Gedung World Trade Center. Tentu saja niat Pastor Jones tersebut bukan gambaran dari iman Kristen itu sendiri. Namun hal itu diyakini akan mampu memancing pertikaian horizontal di antara penganut Islam dan Kristen di seluruh penjuru dunia.

Hari ini 9 tahun yang lalu…..

Semenjak itu dunia tidak akan pernah sama lagi ….

Jumat, 10 September 2010

Ketika Prajurit Kritik SBY

Kita tidak pernah nama Adjie Suradji sebelumnya. Tapi nama tersebut mendadak ngetop beberapa hari belakangan ini. Bukan karena ia mengajukan diri menjadi calon alternatif Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atau kandidat kuat Kapolri yang baru. Ia terkenal juga bukan karena menjadi tersangka perampokan beberapa bank belakangan ini. Nama tersebut menjadi bahan perbincangan atas keberaniannya menulis kritikan. Yang menjadi sasaran tembak kritikannya pun juga tidak main-main, orang nomor satu di negeri ini: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Di era reformasi ini, mengritik itu masalah biasa. Semua orang seakan bebas memberikan kritikan. Hampir setiap hari melalui layar televisi, surat kabar, blog, atau pun situs jejaring sosial kita dapat menemukan orang-orang yang memiliki tabiat mengritik. Kata orang bijak, kritikan mencelikkan mata. Lebih mulia dari sekedar pujian. Namun saat ini, orang seakan tak perduli lagi apakah kritikan itu membangun atau tidak. Yang jelas mengritik itu bukan lagi produk haram seperti di era Orde Baru dulu. Siapa pun bebas untuk mengritik dan dikritik.

Memberikan kritikan itu lumrah. Yang menjadi istimewa adalah apabila kritikan itu disampaikan oleh seorang Kolonel Penerbang Angkatan Udara yang masih aktif dalam dinas ketentaraan kepada panglima tertingginya. Apalagi kritikan dalam bentuk artikel itu dimuat di surat kabar nasional sekaliber Kompas edisi 6 September 2010 dengan judul Pemimpin, Keberanian dan Perubahan.

Kita tahu bahwa tidak ada yang namanya demokrasi dalam angkatan bersenjata. Sama sekali tidak disediakan ruang bagi bawahan untuk mengritik atasannya. Yang ada adalah ketaatan total bagi seluruh prajurit tanpa terkecuali terhadap perintah sang komandan. Undang-Undang Dasar 1945 dengan jelas menyatakan bahwa Presiden Indonesia adalah Panglima Tertinggi dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Sebagai anggota Anggota Angkatan Udara yang masih aktif, tentulah Kolonel Adjie Suradji tahu akan hal ini. Apalagi ia juga terikat dengan sumpah prajurit. Pertanyaannya, mengapa Kolonel Adjie Suradji bertindak senekat itu? Apakah ia tidak takut karir militernya mandeg di tengah jalan?

Sesuai dengan sudut pandang etika dan disiplin keprajuritan, perbuatan Adjie Suradji sangatlah tidak bisa dibenarkan. Bila ingin memberikan kritikan kepada Presiden, ia tidak sepatutnya mencantumkan identitasnya sebagai anggota Angkatan Udara. Ini murni pendapat pribadi dan bukan pendapat umum institusi.

Tulisan ini dibuat bukan untuk menjadi bempernya Presiden Yudhoyono. Presiden tetap perlu untuk terus diingatkan bila dianggap tidak mampu menjaga etos kerjanya dengan baik. Namur aturan main tetap perlu untuk ditegakkan. Angkatan Bersenjata Indonesia harus tetap konsisten dan solid melakukan bagiannya untuk menjaga kedaulatan bangsa sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945. Bila ingin mengritik, lepaskan dulu seragam ketentaraannya dan marilah bergabung dengan Indonesia civil society untuk memberikan pendapat dan kritikan yang logis dan beradab.

Namun kita tetap harus mencermati fenomena Adjie Suradji ini. Bila seorang kolonel yang tahu aturan sampai memberanikan diri mempertaruhkan karir dan batang lehernya untuk mengritik Sang Presiden, tentu ada sesuatu yang istimewa. Tersumbatnya saluran komunikasi antara rakyat dan presidennya bisa jadi merupakan salah satu penyebab utamanya. Apalagi substansi dari tulisan tersebut mengarah langsung pada pribadi Presiden Yudhoyono.

Berikut nukilan kritikan Kolonel (Penrb.) Adjie Suradjie yang langsung menohok Presiden Yudhoyono.
Untuk menciptakan perubahan (dalam narti positf), tidak diperlukan pemimpin yang sangat cerdas sebab kadang kala kecerdasan justru dapat menghambat keberanian. Keberanian jadi satu faktor penting dalam kepemimpinan berkarakter, termasuk keberanian mengambil keputusan dan menghadapi resiko. Kepemimpinan berkarakter risk taker bertentangan dengan ciri-ciri kepemimpinan populis. Pemimpin populis tidak berani mengambil resiko, bekerja dengan uang, kekuasaan, dan politik populis atau pencitraan lain (Kompas 6 September 2010).

Bagaimana tanggapan SBY?

Beberapa pengamat politik berpendapat bahwa Presiden tidak perlu menanggapi permasalahan ini. Kapasitas kepresidenan dianggap terlalu besar untuk hanya menyikapi isu tersebut. Tapi ternyata pada acara buka puasa bersama antara Presiden dan para pemimpin media/pers Indonesia di Istana Negara pada tanggal 8 September 2010, Presiden merasa perlu untuk memberikan tanggapan terhadap 8 isu pokok yang sedang dihadapi bangsa. Istimewanya, kasus Adjie Suradji menempati urutan nomor 2 dalam pembahasan Presiden malam itu.

Pakar komunikasi politik dari Universitas Indonesia, Efendi Ghazali, menganggap pemaparan Presiden dalam acara buka puasa bersama itu tidak memberikan implikasi apa pun mengingat momen penyampaiannya yang tidak tepat. Namun menurut saya, apa yang disampaikan Presiden tetaplah menjadi suatu hal yang penting. Paling tidak untuk memuaskan rasa ingin tahu publik terhadap permasalahan yang saat ini tengah tumbuh dan berkembang. Apalagi Presiden kita yang sekarang ini menganut strategi politik pencitraan sehingga sangat dirasa penting bagi beliau untuk selalu mengondisikan dirinya dalam gradient pencitraan yang positif.

Bila di mata Presiden kasus Adjie Suradji dianggap layak untuk dikemukakan di Istana Negara, maka terlebih penting lagi bagi beliau untuk mencermati isi kritikan itu. Presiden tidak boleh hanya menanggapinya dari unsur ketidakpatutan tingkah laku seorang prajurit terhadap panglimanya. Kolonel (Penrb.) Adjie Suradjie hampir pasti akan mendapatkan sanksi atas keberaniannya. Karir militernya pun juga kemungkinan besar akan macet sampai di sini. Namun ia jauh lebih bermartabat daripada para anggota DPR yang melacurkan dirinya demi jabatan dan kekuasaan. Gaung kritikannya telah jauh lebih bergema dari teriakan fals para politikus di Senayan sana.

Senin, 06 September 2010

Let's Get The Goal!!


"Without goals, and plans to reach them, you are like a ship that sail with no destination"
(Fritzhugh Dodson)

Terciptanya goal dalam pertandingan sepak bola merupakan moment yang sangat ditunggu-tunggu. Meskipun kedua tim yang bertanding memperagakan permainan yang aktraktif, menghibur, sekaligus enak ditonton, namun pertandingan tersebut tetap saja terasa hambar bila tidak ada goal yang tercipta.

Masih segar terpatri dalam ingatan kita bahwa beberapa waktu yang lalu selama sebulan penuh kita dimanjakan oleh perhelatan akbar 4 tahunan sekali berlabel Fifa World Cup 2010 yang berlangsung di Afrika Selatan. Hampir seluruh lapisan masyarakat di republik ini dilanda demam bola akut. Aktifitas nobar (nonton bareng) merebak di mana-mana bak cendawan di musim hujan. Tak perduli dinginnya malam, rasa kantuk yang mendera, atau bayang-bayang beban pekerjaan kantor yang akan dihadapi esok hari, semuanya dipinggirkan dulu demi menyaksikan goal demi goal yang bakal tercipta.

Pertandingan final yang mempertemukan Spanyol dengan Belanda sudah berlangsung lebih dari durasi waktu normal. Jangan ditanya jumlah golnya. Nihil! Para pemain dari kedua kesebelasan sepertinya lupa bagaimana cara mencetak goal. Penulis dengan beberapa orang teman peserta nonton bareng sudah berharap-harap cemas mulai dari tengah malam. Tapi sampai menjelang pukul 03.00 dini hari, skor masih masih kaca mata 0 – 0.

Bukan pertandingan miskin goal seperti ini yang dinanti-nantikan para penggemar sepak bola. Apalagi ini merupakan pertandingan final perhelatan olah raga terbesar di jagat ini. Tapi puji Tuhan, akhirnya Andres Iniesta memecah kebuntuan. Ia mencetak goal semata wayang untuk kemenangan Spanyol. Bayang-bayang kekhawatian bakal menonton pertandingan hampa goal sirna sudah. Sebuah goal sudah mampu membawa Spanyol menjadi Juara Dunia untuk pertama kalinya.

Sadar atau tidak, kehidupan ini mirip pertandingan sepak bola. Keduanya membutuhkan goal (baca = tujuan). Banyak orang melakoni kehidupannya, tapi sayangnya tidak sedikit dari antara mereka yang hidup tanpa memiliki tujuan yang jelas dan pasti. Jika sesuatu yang buruk terjadi, maka mereka berdalih bahwa keberuntungan tidak menyertai mereka. Padahal kemalangan itu muncul karena mereka tidak mempunyai perencanaan yang baik.

Setidaknya ada 4 langkah praktis bagi kita yang coba penulis tawarkan untuk menetapkan tujuan hidup.

1.Tentukan apa yang menjadi keinginan kita.
Kita perlu bertanya pada diri kita sendiri apa yang menjadi keinginan kita untuk beberapa tahun ke depan. Kebanyakan orang takut bermimpi, padahal tidak salahnya bagi kita untuk memiliki impian. Lagi pula memiliki impian itu gratis dan tidak berdosa, asalkan impian itu tidak melenceng dari koridor firman Tuhan.

2.Kumpulkan informasi.
Kita tidak cukup hanya bermimpi saja. Kita perlu mengumpulkan informasi sebanyak mungkin untuk dapat membuat mimpi itu menjadi kenyataan. Jika sudah ada orang lain yang berhasil meraih hasil seperti apa yang mereka impikan, janganlah ragu untuk belajar dari mereka.

3.Jangan diam
Ada banyak orang tidak berani membuat perubahan dalam hidupnya. Mereka hanya menungu dan menungu perubahan itu akan terjadi secara otomatis. Ketika mereka sadar, kesempatan untuk berubah itu telah berakhir. Oleh karena itu, lakukan sesuatu sampai impian itu menjadi kenyataan!

4.Tingkatkan kemampuan
Kita cenderung untuk malas belajar bila sudah sampai pada comfort zone. Padahal berhenti belajar itu sama dengan mati meskipun sebenarnya masih ada nafas kehidupan dalam raga ini. Bila behenti belajar kita tak ubahnya seperti zombie.
Tidak menutup kemungkinan bagi kita untuk menjumpai kiat-kiat khusus yang akan membawa kita lebih dekat dengan tujuan yang ingin kita raih. Bila hal tersebut kita temui, jangan ragu untuk belajar agar kemampuan dan kecepatan kinerja kita bisa ditingkatkan.

Kita adalah pemahat gambaran kehidupan kita sendiri. Seorang pemahat yang baik selalu memiliki planning terlebih dahulu agar memperoleh hasil yang terbaik. Tanganlah kitalah yang memahat. Tapi ada sepasang tangan lain yang tak nampak yang mau menuntun gerak tangan kita. Itulah kedua tangan Tuhan. Izinkan kedua tangan agung itu menuntun tangan kita.

So, let’s get the goal! Buat Tuhan bersukacita terhadap setiap goal yang berhasil kita ciptakan!

Kamis, 02 September 2010

Putusnya Urat Malu Para Anggota DPR

Menurut sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Charta Politika, para anggota DPR periode 2009 – 2014 ternyata jauh lebih populer jika dibandingkan dengan para anggota DPR periode yang lalu. Intensitas penampilan mereka di berbagai media televisi ternyata menjadi indikator utama bagi mereka supaya dapat dikenal oleh publik. Namur sayangnya, tingginya frekwensi tebar pesona tersebut tidak dibarengi dengan kinerja yang memuaskan.

Kinerja para anggota dewan yang terhormat memang sangat memprihatinkan. Absurdnya perkembangan kasus Century yang diawalnya begitu gagah digulirkan, sering mbolos dalam rapat-rapat penting yang bermuara pada minimnya hasil legislasi, sampai skill mumpuni dalam berdebat berbuntut terproduksi perkataan caci maki nan jorok di kalangan anggota dewan, merupakan beberapa contoh nyata buruknya citra mereka di tengah masyarakat yang sulit terbantahkan.

Belum lagi wacana super kontroversial berupa dana aspirasi di mana setiap anggota dewan berhak mendapat akses keuangan sebesar Rp 15 milliar untuk alasan proyek pembangunan bagi konstituen. Jatah keuangan itu diyakini dapat bertambah sebesar Rp 374 juta per tahun untuk membangun rumah tempat mereka bertatap muka dengan para konstituen. Wow…! Indah benar hidup mereka.

Tanpa bermaksud melakukan generalisasi, tidak dapat dipungkiri bahwa etos kerja para anggota dewan memang kacau balau. Dari target harus menyelesaikan 70 RUU, sampai Juli 2010 ternyata baru terselesaikan sebanyak 7 RUU saja. Namun meskipun demikian, mereka tetap di-back up dengan penghasilan rutin sebesar Rp 59,77 juta per bulan serta perbagai tunjangan tambahan, seperti tunjangan reses, kunjungan kerja, rapat di luar kota, sampai tanda tangan absen rapat pembuatan undang-undang.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat memang merupakan jabatan kenegaraan yang sangat vital kedudukannya dalam iklim demokrasi di negara kita. Di pundak 560 makhluk terpilih itu diletakkan seluruh amanat penderitaan rakyat Indonesia. Mereka memang harus dilengkapi oleh pelbagai fasilitas guna menunjang segala tugas yang dibebankan. Namun di tengah minimnya prestasi kerja, layakkah para anggota dewan menuntut penambahan fasilitas secara berlebihan?

Di manakah rasa malu para anggota dewan jika sepersekian persen hati mereka tiba-tiba mendapat pencerahan untuk sejenak melihat nasib para korban lumpur Lapindo? Apakah para anggota dewan tetap berteriak nyaring menyuarakan nasib guru dan anak-anak putus sekolah yang jumlahnya tak terhitung lagi? Masih adakah anggota dewan yang memperjuangkan nasib para prajurit TNI beserta dengan modernitas peralatan tempur mereka? Ingatkah mereka dengan nasib orang-orang di pedalaman Papua?

Beberapa permasalahan di atas hanya sebagian kecil dari beragam masalah yang mendera bangsa ini. Jauh lebih terhormat untuk memikirkan dan memperjuangkannya dari pada sekedar menuntut pembangunan gedung baru DPR yang biayanya mencapai Rp 1,8 trilyun itu. Konon gedung itu akan dibangun di kawasan mewah Senayan setinggi 36 lantai berbentuk huruf U terbalik. Nantinya gedung itu juga akan dilengkapi dengan fasilitas kolam renang, tempat spa plus pijat, restoran dan pelbagai fasilitas lain. Penulis jadi heran, ini tempat kerja atau tempat plesir, ya? Kenapa tidak sekalian ditambah dengan fasilats rental DVD, Playstation, bilyar, dan atau bahkan gedung bioskop XXI?

Menurut Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud M.D., memang tidak ada yang salah dengan niat para anggota dewan untuk dapat mendiami gedung baru. Tapi ia menambahkan bahwa hal tersebut dirasa dapat mencederai rasa kepantasan terutama di tengah kondisi bangsa saat ini. Jika di tingkat pusat saja sudah seperti itu, bagaimana di tingkat daerah? Jangan-jangan para anggota dewan di tingkat daerah akan ikut-ikutan latah menuntut pembangunan gedung DPRD setinggi mercusuar?

Rabu, 01 September 2010

Nasionalisme, Kemarahan, dan Taufik Hidayat

“Kalau kita lapar itu biasa
Kalau kita malu itu juga biasa
Namun kalau kita lapar atau malu itu karena Malaysia, kurang ajar!

Kerahkan pasukan ke Kalimantan hajar cecunguk Malayan itu!
Pukul dan sikat jangan sampai tanah dan udara kita diinjak-injak oleh Malaysian keparat itu

Doakan aku, aku kan berangkat ke medan juang sebagai patriot Bangsa, sebagai martir Bangsa dan sebagai peluru Bangsa yang tak mau diinjak-injak harga dirinya.

Serukan serukan ke seluruh pelosok negeri bahwa kita akan bersatu untuk melawan kehinaan ini kita akan membalas perlakuan ini dan kita tunjukkan bahwa kita masih memiliki gigi yang kuat dan kita juga masih memiliki martabat.

Yoo...ayoo... kita... Ganyang...
Ganyang... Malaysia
Ganyang... Malaysia
Bulatkan tekad
Semangat kita baja
Peluru kita banyak
Nyawa kita banyak
Bila perlu satu-satu!”


Demikianlah nukilan pidato bersejarah Presiden Soekarno yang diucapkan pada tanggal 12 April 1963 di Jakarta. Pidato tersebut merupakan tanggapan dari aksi para demonstran anti Indonesia di Kuala Lumpur yang menginjak-injak ambang negara Indonesia dan gambar Presiden Soekarno. Memang waktu itu negara kita masih akrab dengan segala keterbatasan Namun meskipun demikian, bangsa ini tetap terlihat gagah, punya harga diri dan tak takut dengan siapa pun.

Romantisme masa lalu itu seakan menjadi pengingat bahwa Indonesia memang pernah bermasalah dengan jirannya yang bernama Malaysia. Ribuan pasukan Indonesia dan sukarelawan pernah bergerak memasuki Kalimantan Utara, menembus keras dan lebatnya hutan Borneo atas nama bela negara. Beberapa sumber melaporkan bahwa 100% Pulau Kalimantan sudah berhasil dikuasai. Namun niat menghantam Kuala Lumpur terpaksa terhambat oleh Pasukan Gurkha yang bersiaga di sepanjang garis pantai Malaysia Timur. Kampanye Ganyang Malaysia pun akhirnya terpaksa usai setelah kekuasaan Presiden Soekarno jatuh ke tangan The Smiling General Soeharto.

Di era Soeharto, hubungan Indonesia – Malaysia bagaikan memasuki fase bulan madu. Berbagai kerja sama bilateral pernah disepakati bersama berdasarkan ikatan emosional bahwa kedua negara merupakan bangsa serumpun. Namun hal tersebut tidaklah mengurangi kharisma Indonesia sebagai negara besar dan sangat disegani, khususnya di kawasan Asia Pasifik. Waktu itu semua negara ASEAN juga sepakat mendendangkan satu kor kompak untuk menjuluki Indonesia sebaga The Big Brother.

Ambruknya rezim Soeharto di tahun 1998, diakui atau tidak, ternyata membawa Indonesia dalam dimensi keterpurukan yang akut di segala bidang. Reformasi yang menawarkan sejuta perubahan, ternyata sampai detik ini masih belum berhasil mengejawantahkan esensi luhur dari reformasi itu sendiri.

Soekarno memang gagal membangun perekonomian, tapi ia mampu mengajari bangsa ini untuk mempunyai harga diri dan kebanggaan menjadi Indonesia. Rezim Soeharto memang otoriter dan penuh KKN, tapi keamanan negara dan stabilitas ekonomi menjadi harga mati yang tidak bisa ditawar. Di era reformasi ini, rezim demi rezim telah berganti selama 12 tahun terakhir ini. Tapi apakah salah satu rezim itu mampu menyamai prestasi pendahulunya?

Kita terkejut dan gusar ketika mengetahui kegagalan diplomasi luar negeri kita dalam mempertahankan hak atas Pulau Sipadan dan Ligitan. Kita cuma bisa ngaplo saat satu persatu produk budaya asli Indonesia diklaim secara sepihak oleh Malaysia. Ketergantungan terhadap negeri itu makin bertambah ketika tercatat ada 2 juta warga Indonesia yang menggantungkan nasibnya untuk mencari nafkah sebagai tenaga kerja di sana. Indonesia yang pernah begitu disegani, sekarang di mata Malaysia lebih dikenal sebagai bangsa perngirim pembokat.

Bangsa ini terlihat tidak mempunyai bargaining power sedikitpun. Hal ini terlihat dengan dilaksanakannya politik barter antara Indonesia dan Malaysia dalam menyelesaikan masalah tukar menukar tahanan. Kita berhasil menangkap 7 maling ikan yang mencuri ikan di perairan Indonesia. Namun nelayan itu “terpaksa” ditukar 3 pengawas kelautan yang ditangkap oleh Polisi Marin Diraja Malaysia di perbatasan perairan Indonesia –Malaysia. Bayangkan…., maling ikan ditukar dengan aparat pemerintahan!

Hati ini terkesima seketika saat Mentri Luar Negri Malaysia memberikan pernyataan provokatif nan angkuh. Meskipun membenarkan telah terjadi tindakan kurang patut terhadap 3 aparat kita, Pemerintah Malaysia merasa tidak perlu untuk meninta maaf terhadap bangsa ini. Sontak peristiwa itu memancing kemarahan beberapa elemen masyarakat yang berujung pada melayangnya kotoran manusia menerpa Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta desertai dengan ancaman sweeping terhadap warga negara Malaysia yang ada di negeri ini.

Peristiwa tak berbudaya itu tentu saja memancing reaksi keras di dalam negeri jiran kita. Pernyaataan Perdana Menteri Malaysia Seri Najib Tun Razak seolah menantang sehingga membuat kita lumayan meradang. Najib mengingatkan bahwa kejadian najis di Kedutaan Besar Malaysia dapat memancing kemarahan rakyat Malaysia. Ia juga seakan bermain kaleidoskop dengan mengingatkan keberadaan TKI yang mengais ringgit di Malaysia beserta dengan besarnya investasi negara jiran tersebut di Indonesia.

Memang sejak tahun 2004 – 2009, investasi Malaysia ke Indonesia telah mencapai USD 1,5 milyar. Ada beberapa perusahaan Malaysia bergaya di Indonesia. Antara lain XL Axiata (telekomunikasi), Air Asia (maskapai penerbangan), Petronas (migas), dan Proton (otomatif). Di bidang perbankan ada Bank CIMB dan BII. Kenyataan ini seolah menjadi credit point tersendiri bagi Pemerintah Malaysia untuk dapat sedikit di atas angin.

Sebagai orang Indonesia, saya merasa gemas dengan tetangga yang satu ini. Namun tindakan melempar kotoran manusia ke Kedutaan Besar Malaysia beserta dengan ancaman sweeping terhadap warga negara Malaysia di Indonesia juga bukan tindakan yang berbudaya. Opsi perang pun juga sebaiknya tetap ditempatkan di posisi paling akhir. Bila kita bersikeras untuk tetap mengangkat senjata sama saja dengan membawa bangsa ini ke dalam permasalahan baru.

Kenangan akan semangat patriotik ala Soekarno di masa lalu memang mampu menggiring adrenalin kita untuk melakukan hal serupa. Peran media dalam mengulas isu ini juga terlihat bagai katalisator yang memicu emosi kita sebagai anak bangsa. Dalam kondisi yang memanas ini, memang terasa merdu bila mendengarkan amsal Romawi Kuno yang mengatakan, “bila Anda menghendaki damai, persiapkanlah peperangan.” Namun saya pikir untuk menghadapi Malaysia perlu diambil langkah-langkah bijak dan tidak perlu mengumbar kemarahan. Gemas dan jengkel ok, tapi pikiran dan tindakan harus rasional.

Pidato yang disampaikan Presiden Yudhoyono semalam memang menuai banyak kecaman. Walau disampaikan langsung dari Markas Besar TNI, tapi banyak pihak menilai terlalu lembek, normatif, dan kurang sangar. Tapi memang harus begitulah seorang negarawan harus bersikap. Tenang, elegan, sambil mempertimbangkan banyak sisi. Kiranya perlu diingat apa yang pernah dikatakan oleh Sir Winston Churchill semasa Perang Dunia II. Katanya: sekali seorang negarawan menabuh genderang perang, dia tidak dapat lagi jadi tuan atas keputusannya, malah jadi budak bagi kejadian yang tak teramalkan dan tak terkendalikan.

Ini bukan berani atau tidak melawan Malaysia. Saya 500 % yakin tentu Indonesia sangat berani dan mampu menghajar Malaysia, negara boneka itu. Tapi perlu dipertimbangkan apakah aksi kekerasan bakal mendatangkan faedah bagi bangsa yang nyaris semaput ini. Bersikap tegas sangatlah berbeda dengan marah-marah sambil meracau tanpa memberikan solusi seperti yang diperlihatkan beberapa LSM dan politisi oportunis di tanah air ini.

Saya ingat peristiwa olahraga beberapa hari yang lalu. Pada babak perempatfinal Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis yang berlangsung di Prancis, jagoan bulu tangkis Indonesia Taufik Hidayat mampu mengalahkan pebulutangkis Malaysia Lee Chong Wei.
Pebulutangkis Malaysia yang juga pebulutangkis nomor 1 dunia itu dipaksa mengakui keunggulan Taufik Hidayat yang sebenarnya sudah tidak lagi berusia muda itu dalam dua set langsung. Tentu berita ini jauh lebih bermartabat dari pada aksi melempar kotoran manusia di Kedutaan Besar Malaysia, bukan?

Kalahkan Malaysia dengan cara yang smart…….