Jumat, 31 Desember 2010

10 Tips Makan Enak Namun Tetap Sehat

Liburan Tahun Baru biasanya identik dengan menikmati berbagai hidangan lezat. Namun bagaimana agar liburan kali ini tetap menyenangkan tanpa takut makan berlebih? Bagi Anda yang memiliki resolusi hidup sehat dan menurunkan berat badan, berikut tips-tips penting yang harus Anda perhatikan!

1. Hindari Makan Berlebih
Makanlah ketika Anda merasa lapar saja dan hindari makan berlebih meskipun orang-orang di sekitar Anda melakukannya. Jika ada yang menawarkan makanan atau mau mentraktir makan, pastikan bahwa Anda benar-benar menginginkan dan membutuhkannya sebelum menyantap makanan tersebut.

2. Cari Kesempatan Untuk Selalu Bergerak
Lakukan gerakan jalan kecil ketika Anda memiliki waktu meski hanya beberapa menit, dan pilihlah untuk berjalan kaki daripada mengendarai mobil atau naik bis ketika pergi ke tempat yang berjarak dekat.

3. Tetap Menyantap Makanan Sehat di Rumah
Jika selama liburan ini Anda banyak menghabiskan waktu di rumah tetaplah memegang teguh prinsip untuk menyantap makanan sehat di rumah. Sebab seringkali Anda tergoda untuk menikmati makanan atau snack tak sehat saat menonton televisi, bermain game, atau membaca buku. Meski begitu tak ada salahnya juga untuk sesekali menikmati 'junk food' ketika makan di luar.

4. Perbanyak Minum Air Putih
Air putih dan teh dapat membuat Anda merasa kenyang. Hal ini dapat mengurangi keinginan untuk menambah makanan dan minum minuman tak sehat seperti soda atau alkohol.

5. Menetapkan Tekad
Tekad dibuat untuk membuat otak mengetahui apa yang benar-benar Anda inginkan. "Saya akan berusaha hidup sehat, bahkan ketika orang lain menikmati 'junk food' dan bergelas-gelas wine". Hal tersebut adalah sebuah contoh dari tekad yang dapat digunakan selama liburan ini.

6. Camilan Selingan
Orang yang makan sedikit namun sering sepanjang hari cenderung dapat mengurangi berat badan tanpa rasa lapar dibanding orang yang makan banyak dalam satu atau dua kesempatan sekaligus. Menikmati snack sehat seperti buah atau kacang chestnuts, diantara makan berat adalah cara yang baik untuk mengurangi rasa lapar dan makan berlebih. Ini juga dapat menjaga tekanan gula sehingga Anda memiliki energi lebih.

7. Hindari Makanan
Jika Anda sedang menikmati pesta, berdirilah di tempat yang jauh dari makanan dan camilan. Jika Anda berdiri terlalu dekat dengan makanan, Anda dapat tergoda untuk selalu mengunyah makanan sepanjang acara.

8. Makanan Protein Tinggi
Penelitian memperlihatkan bahwa dalam diet, makanan protein tinggi dapat mengenyangkan tubuh. Jika memungkinkan cobalah untuk mengurangi konsumsi makanan tersebut selama liburan. Makanan yang mengandung protein antara lain ikan, telur, kacang, dan biji-bijian.

9. Jangan Simpan Rasa Bersalah
Jika Anda merasa bersalah jangan pernah untuk mulai berpikir, "Saya telah mengacaukan kerja keras saya dan juga menyengsarakan diri dengan menikmati beberapa pudding." Berterimakasihlah bahwa Anda telah memiliki malam yang indah. Teruslah melangkah dan menegaskan kembali dalam hati resolusi apa yang benar-benar Anda inginkan di tahun baru nanti.

10. Ingatlah Selalu Tujuan Anda
Jangan pernah lupakan apa yang menjadi tujuan Anda dan apa yang ingin Anda rasakan. Ini akan membuat Anda tetap fokus dan menolong Anda agar untuk berkata 'Tidak' pada makanan yang berlebih.

www.wolipop.com

Kamis, 30 Desember 2010

Tips Resolusi Mudah di Tahun Baru


Setiap tahun baru orang cenderung membuat resolusi yang itu-itu saja, seperti menurunkan berat badan atau hidup hemat. Namun selalu saja resolusi itu tidak tercapai. Berikut tips membuat resolusi yang lebih mudah dijalankan.

1. Menurunkan Berat Badan
Coba buat resolusi menurunkan berat badan ini menjadi lebih konkrit. Ketimbang hanya ingin turun berat badan, langsung saja buat resolusi misalnya, tahun depan harus olahraga tiga kali seminggu. Dengan mengganti resolusi menjadi lebih sering berolahraga, otomatis penurunan berat badan pun bisa dilakukan.

2. Stop Berutang
Berbelanja dan membayar dengan kartu kredit memang terlihat menyenangkan. Namun ketika tagihan datang, Anda ternyata bingung karena harus membayar cukup banyak melebihi pendapatan. Alhasil Anda pun memilih membayar dengan batas minimum. Jika hal ini sering dilakukan, utang pada pihak kartu kredit pun semakin banyak. Padahal resolusi Anda di tahun ini adalah berusaha mengurangi utang. Ingin membuat resolusi ini menjadi lebih mudah? Kenapa tidak coba salah satu dari dua pilihan ini: membayar lebih Rp 100 ribu dari batas minimum atau stop berbelanja sepatu. Menjalankan satu dari pilihan tersebut akan menjadi lebih mudah ketimbang Anda hanya mengatakan ingin stop atau mengurangi utang di 2011.

3. Makan Sehat
Menulis 'makan lebih sehat' sebagai resolusi tahun baru sangat tidak konkrit. Sebaiknya buat resolusi tersebut lebih mudah dijalankan. Misalnya saja, makan setidaknya satu buah-buahan setiap sarapan dan makan siang atau stop mengonsumsi kopi di pagi hari.

4. Menghabiskan Lebih Banyak Waktu Bersama Keluarga
Sekali lagi, buat resolusi tahun baru menjadi lebih mudah untuk dijalankan. Ketimbang hanya mengatakan ingin menghabiskan lebih banyak waktu, langsung saja buat resolusi seperti seminggu sekali mengobrol dengan keluarga.

5. Hidup Lebih Teratur
Membuat hidup lebih teratur dalam segala hal rasanya sulit untuk dilakukan. Jadi ketimbang membuat resolusi tersebut, buat menjadi lebih gampang. Anda bisa menjadikan 'tidur minimal jam 10 malam di hari kerja', misalnya sebagai resolusi tahun baru. Resolusi lainnya contohnya sisihkan 10 persen dari gaji untuk menabung.

Kompas, 29 Desember 2010

What Next ....?

Perhelatan AFF Cup berakhir sudah. Tak bisa disangkal bahwa turnamen sepak bola negara-negara Asia Tenggara yang berlangsung selama sebulan itu telah mampu membangkitkan denyut nasionalisme bangsa ini. Dari rakyat jelata sampai presiden, dari preman jalanan sampai politikus, tidak memandang suku dan agama, tua muda, besar kecil, …semua tersihir oleh geliat olahraga yang bernama sepak bola.

Kini, mari kita kembali ke dunia nyata setelah untuk sekian lamanya terbius oleh eforia yang membahana. Yang karyawan kembali bekerja. Yang ngakunya pelajar dan mahasiswa, mari kembali memelototi diktat dan buku pelajaran untuk persiapan ujian akhir pada medio tahun depan. Pedagang kembalilah untuk berdagang. Artis dan seniman teruslah untuk berkarya. Politikus kembalilah berpolitik secara santun dan bermartabat. Pejabat negara dan Presiden tetaplah berjuang dan fokus untuk menciptakan peluang dan atmosfer yang kondusif bagi masyarakat dan negara.


Bagaimana dengan pengurus PSSI? Agaknya susah untuk mengharapkan Nurdin Halid untuk mundur secara legawa. Mungkin level malu beliau sudah mencapai stadium akhir alias tidak punya rasa malu lagi. Nurdin tetap bersikeras rumangsa bisa menahkodai PSSI dan tidak punya lagi urat bisa rumangsa. Apalagi Nugraha Besoes….waduh parah nih orang. Dari zaman saya masih SD sampai sekarang mau nikah, Bro Nugraha tetap abadi di kursi Sekjen PSSI.

Lupakan sejenak tentang orang-orang yang ngakunya sakti di atas. Mari kita lihat apa yang bakal Timnas hadapi tahun 2011 nanti: Kualifikasi Olimpiade dan SEA Games. Untuk event yang terakhir agak istimewa. SEA Games akan berlangsung di Indonesia. KONI sudah menargetkan agar Kontingen Indonesia mampu meraih 145 medali emas. Salah satu di antaranya harus datang dari sepak bola. Nah …..!

Ada satu lagi berita hangat yang muncul di beberapa koran hari ini. Kabarnya Turnamen AFF Cup khusus untuk Timnas U-23 juga akan berlangsung tahun depan. Dan hebatnya, Bang Nurdin Halid akan berusaha keras untuk bisa menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah turnamen tersebut. Mantab, Gan …!

Saya bersyukur PSSI tetap menghormati kontrak 2 tahun yang sudah diteken bersama Coach Alfred Riedl. Biasanya setiap ada pelatih yang gagal membawa Timnas juara nasibnya akan berakhir pada pemecatan. Tapi sepertinya, para pengurus PSSI sudah cukup dipuaskan dengan performa Timnas di bawah kepelatihan Alfred Riedl.

Timnas Malaysia sudah siap untuk mempertahankan medali emas yang berhasil mereka raih pada SEA Games Laos yang lalu. Ada beberapa pemain jebolan Timnas Malaysia yang merjuarai AFF Cup 2010 yang bakal memperkuat Timnas SEA Games nanti. Sebut saja kiper Khairul Fahmi Che Mat, Mahali Jasuli (denger-denger orang tuanya berasal dari Bawean, lho!), Muslim Ahmad, dan Fadhli Shas.

Bagaimana dengan Timnas Indonesia? Informasi terpercaya mengatakan bahwa Riedl akan memanggil 50 pemain pada bulan Januari nanti untuk persiapan dalam mengahadapi Pra Olimpiade (Februari), Pra Piala Dunia (Mei), AFF Cup U-23 (Juni) dan SEA Game (Desember). Adapun pemain Indonesia jebolan AFF Cup 2010 yang berpotensi masuk ke dalam Timnas U-23 adalah kiper Kurnia Meiga, Tony Sucipto, Benny Wahyudi, Oktovianus Maniani, Johan Juansyah, Irfan Bachdim, dan Yong Aribowo. Saya berharap banyak juga pada pemain tim SAD yang sudah berguru di Uruguay selama 3 tahun untuk dapat ditambahkan pada formasi Timnas. Nama-nama seperti Samsir Alam, Yerikho Christiantoko, M.Zainal Haq, dan Alan Martha layak untuk dikedepankan.

Agenda tahun depan memang padat. Dibutuhkan kerja sama semua elemen persepakbolaan nasional untuk mewujudkan semangat Garuda Meraih Mimpi yang tengah tertunda. Maklum, puasa gelar internasional kita sudah keterlaluan. Kita terakhir meraih prestasi di tingkat internasional pada SEA Games Manila tahun 1991. Alfred Riedl perlu kita dukung tanpa ada intervensi dari para pengurus PSSI. Harus tidak boleh ada lagi sowan ke rumah tokoh politik, no istighosah di saat pelatnas berlangsung, dan tidak boleh ada wartawan yang naik ke kabin pesawat.

Selasa, 28 Desember 2010

Pentingkah SBY Hadir di GBK?


Bukan rahasia lagi bahwa presiden kita yang satu ini menaruh perhatian yang lumayan besar dalam dunia olahraga terutama sepak bola. Beberapa kali Presiden SBY “kedapatan” menonton pertandingan sepak bola yang diselenggarakan di Gelora Bung Karno (GBK). Sebut saja laga internasional Timnas Indonesia melawan Arab Saudi dan Korea Selatan pada Turnamen Piala Asia pada tahun 2007 yang lalu. Meskipun kedua pertandingan tadi berakhir dengan kekalahan di pihak Indonesia, namun peristiwa tersebut sudah cukup mengindikasikan bahwa presiden kita adalah seorang yang gila bola.

Hobi nonton bola sang presiden terus berlanjut. Pada medio akhir tahun ini, SBY kembali meluangkan waktunya yang berharga tersebut untuk menyaksikan pertandingan friendly match antara Timnas Indonesia melawan Timnas Uruguay. Sempat dibuat tersenyum oleh gol fenomenal Boaz Salossa ke gawang Uruguay, dahi Presiden SBY terus dibuat berkenyit menyaksikan gawang Indonesia diberondong gol sampai tujuh kali oleh para pemain Uruguay.

Sempat muncul dugaan berbau klenik, mengapa Timnas kita selalu kalah setiap kali Presiden SBY hadir di GBK? Tapi dugaan itu langsung luntur saat Presiden kembali hadir dalam dua pertandingan semifinal AFF Cup antara Timnas Indonesia dan Timnas Filipina yang berakhir dengan kemenangan Timnas Indonesia. Kabarnya, orang nomor satu di Indonesia itu dijadwalkan akan kembali hadir pada pertandingan final AFF Cup malam ini.

Selintas tidak ada yang istimewa dengan kedatangan Preseiden di GBK untuk menyaksikan Timnas Indonesia bertanding membawa kehormatan bangsa dan negara. Namun tak urung cibiran bernada sumbang beurapaya untuk mengemuka. Presiden dinilai lebih memilih menonton bola ketimbang menyelesaikan tugas-tugasnya sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Kehadiran Presiden di GBK juga dituding oleh beberapa kalangan sebagai bagian dari political movement untuk mengembangkan pencitraan pribadi di mata publik. Di samping itu, kehadiran Presiden di tribun VVIP GBK dianggap membawa aturan protokoler istana yang super ketat sehingga mengganggu kenyamanan para penonton sepak bola yang lain.

Nada sinis semakin hebat menyeruak manakala di saat ribuan rakyat harus tergencet berdesakan untuk antre tiket, Sang Presiden dengan keluarga beserta dengan puluhan pejabat, paspanpres, dan intel dapat dengan mudah menyaksikan pertandingan dari kursi VVIP secara gratis. Tokoh sekaliber Fajroel Rahman melalui account twitter-nya bahkan menegaskan bahwa ini merupakan bentuk gratifikasi yang diterima Presiden SBY.

Meskipun didera dengan berbagai sindiran fals dari berbagai pihak, kehadiran Presiden SBY di GBK nanti malam sangat dinantikan. Dalam hal ini figur SBY jangan lagi dilihat sebagai milik Partai Demokrat semata. SBY adalah pemimpin kita saat ini dan juga merupakan simbol kewibawaan dan kharisma negara. Kehadiran Presiden dapat ditafsirkan sebagai bukti bahwa negara hadir dalam pertandingan nanti malam. Bung Fajroel Rahman boleh berpendapat demikian karena mungkin saja beliau malas antre di loket Senayan sehingga tidak kebagian tiket.

Silahkan datang Pak Be Ye….berikan dukungan kepada Timnas kita! Mohon jangan lupa untuk menekan Nurdin Halid untuk segera lengser dari kursi Ketua Umum PSSI. Tujuh tahun tanpa prestasi, geger penjualan tiket, dan carut marutnya Indonesia Super League merupakan bukti nyata dari ketidakberhasilannya memimpin PSSI. Keberhasilan Timnas kita sejauh ini bukanlah buah dari kepemimpinannya tapi semata-mata berkat kerja keras Coach Alfred Riedl, para pemain beserta dengan seluruh ofisial.

Bravo sepak bola Indonesia!

Senin, 27 Desember 2010

Garuda Tetap di Dada

Kekalahan Timnas Garuda melawan Malaysia pada pertandingan ahad lalu memang sangat menyesakkan dada. Bagaimana tidak, Timnas yang selama babak penyisihan tampil sangat superior, harus menerima kenyataan pahit kalah tiga gol tanpa balas pada pertandingan final leg 1 di Stadion Bukit Jalil. Lepas dari permasalahan nonteknis yang jelas-jelas terlihat malam itu, penampilan Timnas Malaysia memang sangat berbeda saat mereka dihajar Indonesia dengan skor telak 5 – 1 pada pertandingan babak penyisihan. Mereka tampil lugas dan penuh percaya diri.

Tim kita sebenarnya tampil baik, terutama di babak pertama. Beberapa peluang berhasil kita ciptakan, salah satunya melalui kerja sama one two antara Christian “El Loco” Gonzales dan Ahmad Bustomi. Firman Utina pun sempat juga melakukan tendangan yang membahayakan gawang lawan via eksekusi tendangan pojok. Bahkan Gonzales sempat berhasil mencetak gol walaupun harus dianulir karena sudah terjebak offside. Namun skenario manis tersebut berantakan saat pertandingan memasuki menit ke-54 ketika pertandingan harus dihentikan karena gangguan sinar laser yang ditembakkan oleh suporter Malaysia ke arah wajah para pemain kita. Pasca insiden itu, Timnas seakan kehilangan momentum dan bencana pun terjadilah.

Malaysia bermain luar biasa dan jauh lebih baik dari Timnas kita memang adalah fakta yang tidak bisa disangkal. Pelatih Alfred Riedl pun enggan menyalahkan sinar laser sebagai penyebab kekalahan timnya. Pria Austria itu mengatakan bahwa timnya kalah karena para pemain kehilangan konsentrasi dan tim lawan bermain lebih baik. Sebuah pernyataan yang gentle, bukan? Riedl sungguh seorang sportman sejati. Baginya, kalah ya tetap kalah. Ia tidak mau mencari kambing hitam yang bersifat non teknis padahal semua orang tahu, penyebab utama kekalahan itu adalah tembakan sinar laser yang membelah wajah para pemain kita sehingga konsentrasi mereka buyar. Belum lagi petasan gedhe yang sempat meledak di tengah lapangan. Huh ….sinar laser….petasan…..emangnya ini perayaan tahun baru?

Tapi ya sudahlah…. Tak ada guna kita meratapi kejadian yang sudah berlalu. Namun meskipun demikian, ada beberapa hal lain yang perlu dianalisis karena patut diduga telah memberikan sumbangsih yang tiada terkira pada terjerembabnya Timnas kita saat bertanding hari Minggu lalu.

Seorang Budiman Sudjatmiko pernah mengatakan bahwa Timnas sepak bola kita yang ini merupakan tim yang yang paling kuat bumbu politisasinya. Saya setuju dengan pernyataan politisi muda PDIP itu. Kenapa? Negeri ini membutuhkan para pahlawan yang mampu memberikan kebanggaan buat bangsa. Ada banyak figur politisi yang sebelumnya juga diharapkan menjadi pahlawan bangsa. Tapi apa hasilnya? Nisbi..! Rakyat capek menyaksikan carut marut bangsa yang seolah bergerak tanpa henti. Di saat itulah, Timnas sepak bola kita tampil begitu perkasa. Mengganyang Malaysia 5 – 1, memukul Laos setengah lusin tanpa balas, mematahkan hegemoni Thailand 2 – 1 , dan dua kali memecundangi Filipina yang kental dengan aroma naturalisasi di babak semi final.

Apa yang terjadi kemudian? Aburizal Bakrie, seorang tokoh politik di negeri ini kemudian mengundang para pemain untuk menghadiri acara sarapan bersama di kediamannya. Hey man..! Nggak ada yang salah dengan undangan sarapan bareng, namun harus diingat bahwa semalam para pemain baru saja berjuang setengah mampus melawan Filipina. Tidakkah kita bisa melihat melaui layar televisi ekspresi wajah-wajah kuyu para pemain dan ofisial saat menyantap hidangan yang dipersiapkan? Semua pihak memang berhak memberikan apresiasi terhadap keberhasilan Timnas. Tapi ingat! Timnas kita belum juara. Dan kalaupun juara, itu baru di tingkat Asia Tenggara. Aktifitas sowan ke kediaman Aburizal Bakrie memang bisa ditafsirkan macam-macam. Apalagi di akhir acara sang konglomerat kemudian menghibahkan tanah seluas 25 ha bagi PSSI sebagai basecamp latihan. Ada motif apa ini? Mendompleng popularitas Timnas kah demi meraup simpati dan suara rakyat? Daripada memberikan tanah seluas itu, lebih baik kan membereskan kasus Lapindo Porong yang belum tuntas hingga detik ini.

Faktor lain adalah terlalu banyaknya agenda di luar sepak bola yang harus dipenuhi oleh Timnas kita. Undangan dari pihak sana, wawancara dengan stasiun televisi ini, bahkan yang paling membuat miris adalah hadirnya seluruh awak Timnas pada acara istighosah kolosal yang digagas oleh Nurdin Halid di sebuah pondok pesantren di bilangan Jakarta Barat. Siraman rohani memang perlu, tapi tidak bisakah menghadirkan para pemuka agama ke markas Timnas? Hasilnya, para pemain menjadi objek bulan-bulanan para santri dan santriwati di sana. Dicubit pipinya, diajak foto bareng, dijambak, dibetot ke sana, ditarik ke sini …! Oh my goodness…para pengurus PSSI ini ngerti bola, nggak seh?

Fokus para pemain memang benar-benar terganggu. Pemberitaan melalui media massa juga terlalu berlebihan. Para pemain dipuja setinggi langit, dielu-elukan bak seorang Julius Caesar yang baru merebut Roma. Lagu Garuda di Dadaku milik Netral seakan menjadi hymne wajib bagi semua stasiun televisi. Acara berita, infotainment, diskusi, ….semua ngomong tentang sepak bola, mengalahkan berita sidang Gayus, meminggirkan berita pelantikan ketua baru KPK, memarjinalkan berita kasus Presiden vs Sultan, dan melupakan berita bergolaknya Gunung Bromo. Pedasnya kenaikan harga cabe dan dinginnya badai salju yang menghajar Amerika Serikat dan Eropa juga tidak dirasakan. Semuanya terbius dengan eforia keberhasilan sementara Timnas. Kita seakan lupa bahwa Timnas belum menjadi juara ….

Kekalahan Timnas atas Malaysia tiga gol tanpa balas memang sulit untuk dilupakan. Tapi kita bisa memetik hikmah dari tragedi itu. Paling tidak kita sadar bahwa Timnas masih perlu untuk belajar. Paling tidak para pengejar berita juga mendapat pencerahan bahwa ada baiknya mereka memberikan ruang yang lebih lapang buat para pemain untuk lebih berkonsentrasi. Tidak ada lagi wawancara eksklusif sampai ke kabin pesawat seperti yang dilakukan TV One beberapa hari yang lalu, tidak ada lagi undangan makan-makan, tidak ada lagi acara istighosah, tidak ada lagi motif politis, ….biarkanlah para pemain fokus pada pertandingan.

Defisit tiga gol memang sulit untuk ditebus. Alfred Riedl sendiri terang-terangan menyebutkan bahwa peluang Indonesia untuk menjadi juara tinggal 10%. Namun tidak ada yang mustahil di muka bumi ini. Ia menjanjikan bahwa para pemain Timnas siap melakukan perlawanan sampai berdarah-darah. Cetak gol pertama dulu….baru disusul dengan gol-gol yang lain.

Suporter Indonesia juga tidak perlu membalas aksi suporter Malaysia beberapa waktu yang lalu. Sesungguhnya suporter Indonesia mampu bertindak jauh lebih anarkis dibandingkan dengan tindakan suporter Malaysia. Pengalaman dinamika suporter Indonesia Super League bisa dijadikan indikatornya. Ada Jackmania yang sering bertindak nggak pake otak, ada Bonek yang ngawur abis, ada Aremania yang ngakunya suporter nomor satu tapi hot juga kalo diajak ribut. Ada Viking, LA Mania, Pasopati,….semuanya, mereka bisa bertindak jauh lebih beringas. Tapi tokh buat apa? Kita mau tunjukkan bahwa bangsa kita adalah bangsa yang beradab dan sportif.

Ayo Garuda………….! Kau tetap di dada kami……
DAMN …. I LOVE INDONESIA ……………..!!

Selasa, 21 Desember 2010

Smart Kid


Anak balita punya kemampuan luar biasa untuk menyerap kepandaian dan informasi baru dibandingkan anak yang berusia lebih tua. Penelitian menunjukkan, mengenalkan pada kegiatan membaca, bahasa, dan matematika sejak usia balita, akan membuat mereka lebih mudah menangkap pelajaran tersebut nantinya.

Berikut sejumlah cara yang bisa mendorong serta melatih mereka agar memiliki otak cerdas.

Mengajak bicara
Ceritakan tentang apa saja padanya. Yang jelas, anak jadi tahu, dia merupakan pusat perhatian Anda. Hal ini akan mendukungnya di dalam perkembangan pengetahuan bahasa dan pemikirannya.

Pilih buku anak-anak dengan huruf yang besar dan gambar yang jelas
Hal ini akan menolong anak mengerti apa yang mereka lihat dan juga pelan-pelan belajar membaca kata.

Beli kaset/VCD/DVD berbahasa asing

Akan lebih mudah untuk anak balita menangkap bahasa asing daripada di kemudian hari.

Beli software komputer untuk anak balita

Banyak software yang melatih kemahiran menggunakan keyboard karena sebelum berusia 2,5 tahun anak cenderung sulit menggunakan mouse.

Beli huruf abjad yang terbuat dari plastik dan simpan di kamar mandi
Setiap kali mandi, perkenalkan huruf baru dan lakukan berulang-ulang hingga anak hafal. Dengan cara itu, pelan-pelan anak akan mulai belajar adanya hubungan antara berbicara dan menulis di dalam bahasa.

Selalu lakukan pengulangan

Banyak orang tua merasa frustrasi jika anaknya berulang-ulang membaca satu halaman di buku yang sama atau menonton film/VCD yang itu-itu saja. Jangan sebal dan panik! Ini merupakan suatu bagian penting di mana anak mengenal proses informas

Beli huruf-huruf dan angka-angka yang terbuat dari magnet

Hal ini memungkinkan anak bermain sambil belajar di depan lemari es. Kenalkan kata-kata yang baru setiap minggu.

Bacakan satu cerita setiap hari
Baca dengan intonasi dan ekspresi seperti kita sedang bermain drama.

Ingat, pendidikan jasmani berhubungan langsung dengan pendidikan akademis
Penelitian menunjukkan, perkembangan otak juga berhubungan erat dengan pendidikan jasmani, seperti merangkak sebelum usia 1 tahun. Jika Anda dan si balita sering melakukan aneka kegiatan olahraga bersama, ini dapat menambah perkembangan fisik serta otak anak. Entah itu berlari-lari, naik kuda, berenang, dan lainnya.

Beli satu set pelajaran dan pendidikan untuk anak balita
Termasuk di dalamnya buku-buku, video, kaset, dan bagaimana caranya mengajarkannya. Baca dan belajarlah berdua anak. Membeli ensiklopedia bergambar khusus untuk anak pun tak ada salahnya.

Sumber: Smart Kid