Menulis itu
kontemplasi. Dengan menulis, kita merangsang, memacu, dan menuangkan pemikiran
kita dalam bentuk tulisan. Pada awalnya memang butuh energi berlebih. Pusing
dan penat kadang juga turut menyertai. Terutama bila kita merasa miskin ide dan
gagasan. Namun sebenarnya ide dan gagasan itu bertebaran di sekeliling kita.
Bila kita mampu mengaisnya, menulis bisa menjadi suatu aktifitas yang menyenangkan.
Guru itu perlu
menulis. Dengan menulis berarti guru tidak membiarkan dirinya menjadi budak
kurikulum yang sering berganti seirama dengan naik turunnya Bapak Menteri. Guru
menjadi insan merdeka yang bebas berkreasi dalam bahasa tulisan. Tulislah apa
saja. Tak perlu menunggu sekaliber Pramoedya Ananta Toer atau pun Andrea Hirata
untuk berani menulis. Guru ya guru dan tidak berdosa apabila sang guru berkenan
untuk menulis.
Masa hidup guru
di dunia ini memang ada batasnya. Namun tulisan yang telah dibuat oleh guru
akan terus bergema melintasi zaman. Menjadi inspirasi dari generasi ke
generasi. Tulislah tentang kehidupan. Tulislah tentang keindahan sastra. Beranilah menulis tentang politik dan
olahraga. Tuangkanlah pengalamanmu saat berhadapan dengan siswa yang berdiri di
tepian jurang kegagalan. Kisahkanlah kepiawaianmu dalam memasak, merancang
komponen listrik dan elektronika, atau pun dalam bermusik. Menulislah tentang
metode pengajaran baru nan kreatif ala dirimu sendiri. Janganlah pernah minder
dengan Einstein bila harus menulis tentang prespektif lain dari teori relativitas.
Tidak usah merasa sungkan dengan Picasso, Pascal, Rumi, Sukarno, Gandhi, atau
pun Bambang Pamungkas, bila tulisanmu berbenturan dengan alam berpikir mereka.
Dan bila perlu, tulis sajalah tentang kecurangan berjamaah seputar Ujian Nasional
yang terjadi setiap tahun yang dipampang secara nyata dan cetar membahana di
depan pemandanganmu.
Komedian Bill
Cosby pernah menyatakan bahwa ia tidak mengetahui kunci kesuksesan. Namun satu
hal yang ia tahu bahwa kunci kegagalan adalah berusaha menyenangkan semua
orang. Tulisan guru mungkin tidak mampu memuaskan dan menyenangkan semua orang.
Tulisan guru mungkin akan diedit karena terlalu berani mengungkapkan fakta.
Mungkin juga akan dicibir karena dianggap ngawur dalam segi kebahasaan.
Dianggap sesat karena terlalu melompat jauh melintasi dimensi berpikir orang
kebanyakan. Atau bahkan dibredel dan tidak pernah diterbitkan karena miskin
potensi meraih keuntungan secara finansial.
Oh my goodness ....ribet amat mau menulis! Tinggal tulis
saja maka tulisanmu jadi!