Mi instan adalah makanan legendaris. Keberadaanya terbukti mampu menyangga
kehidupan banyak orang, terutama bagi para mahasiswa penghuni kos-kosan.
Kebanyakan dari mereka adalah insan-insan yang setia menunggu asupan kiriman
uang dari orang tua. Bila kiriman uang datang tepat waktu, masakan padang atau
sate kambing akan menjadi pilihan. Namun bila kiriman tak kunjung tiba, menu mi
instant akan menjadi dewa penolong. Gampang cara memasaknya, mudah
penyajiannya, ramah di lidah, dan yang lebih penting lagi ....murah!
Menurut produsennya, mi instan diklaim
sebagai makanan yang sehat dan bergizi. Produk mi instan ini disebut memiliki
berbagai kandungan gizi seperti energi, protein, niasin, asam folat, mineral zat besi, natrium, dan berbagai vitamin seperti vitamin A, B1, B6, dan B12. Namun
ternyata terlalu sering mengonsumsi mi instant sangat tidak dianjurkan,
sebab mi instant mengandung tartrazine yang tidak baik bagi kesehatan apabila dikonsumsi
dalam jangka panjang.
Anda tahu tartazine?
Menurut wikipedia, tartazine adalah pewarna kuning
lemon sintetis yang umum
digunakan sebagai pewarna makanan. Tartrazine merupakan
turunan dari coal tar, yang merupakan campuran dari senyawa fenol, hidrokarbon polisiklik, dan heterosklik. Isu yang beredar pada tahun1990-an menyatakan bahwa tartrazine dapat mengurangi ukuran penis. Gosip ini mungkin
tersebar bersama berita bahwa tartrazine dapat menyebabkan alergi. Tidak
ada bukti atau dokumentasi yang mendukung kebenaran pernyataan ini.
Sejak masih duduk di bangku SMP,
saya sering mengonsumi mie instan. Pilhan favorit saya adalah Indomie goreng.
Dengan ditambah telur goreng mata sapi dan sedikit sayuran, terciptalah sajian
lezat nan simple yang menggoda selera. Bila dirasa masih kurang cukup, saya
biasanya menambahnya dengan nasi segunung. Hehehe ...pesta karbohidrat pun
terjadilah.
Mencampur mi instan dengan nasi
sebenarnya sangat tidak dianjurkan. Menurut http://www.vemale.com/kesehatan/34849-bahaya-makan-mie-instan-pakai-nasi.html, dalam satu porsi mie instan,
sudah terkandung sekitar 400 kalori. Jumlah
itu sama dengan satu porsi nasi ukuran sedang dan lauk pauk. Jika satu porsi
mie instan ditambah nasi, bisa Anda bayangkan sendiri berapa kalori yang masuk
dalam tubuh.
Kolaborasi karbohidrat
dari nasi dan mie instan dapat menaikkan indeks glikemik, sehingga gula dalam darah
melonjak drastis. Hal ini dapat memicu terjangkitnya
penyakit diabetes. Di samping itu, makan
nasi dan mie instan juga tidak memenuhi kecukupan gizi lain seperti protein,
serat, vitamin dan sebagainya. Tingginya kalori dari mie instan dan nasi juga membuat
tubuh mudah gemuk.
Namun ternyata muncul
bantahan yang menegaskan bahwa mengonsumsi mi instan tidaklah membahayakan
kesehatan. Pendapat itu muncul saat muncul rumor yang mengatakan bahwa mi
instan bisa memicu terjadinya kanker. Oleh karena itu, mi instan tidak
boleh dimasak bersama bumbunya. Pemanasan di atas 120 derajat Celsius
berpotensi menjadi karsinogen pembawa kanker.
Menurut Prof. Dr. F.G. Winarno, ahli pangan dan Ketua Dewan
Pakar PIPIMM (Pusat Informasi Produk Industri Makanan dan Minuman), mi instan kering merupakan produk setengah
matang. Disebut instan karena sangat cepat disajikan setelah dipanaskan pada
suhu air mendidih. Biasanya kurang lebih 100 derajat Celsius dalam waktu kurang
dari 5 menit. Jadi, suhunya bukan 120 derajat Celsius, di mana suhu tersebut
baru dapat dicapai bila menggunakan pressure cooker atau retort untuk
sterilisasi dalam proses pengalengan pangan.
Rumor lain yang tak kalah
mengganggu adalah bahwa mi instan menggunakan lilin supaya awet dan tidak
lengket setelah dipanaskan. Prof. Dr. F.G kembali menegaskan
bahwa hal ini tidaklah benar. Seperti yang dilansir dalam http://astitheminority.abatasa.co.id/post/detail/7569/mie-instan-mengandung-zat-bergizi-untuk-tubuh.html, ia
menyatakan bahwa teknologi produksi mi instan tidak pernah menggunakan
lilin. Mi instan awet dan tahan simpan karena proses pembuatannya, adalah dengan cara
penggorengan atau deep frying yang membuat kadar air mi instan
menjadi sangat rendah (sekitar 5 persen), sehingga tidak memungkinkan bakteri
pembusuk hidup dan berkembang biak. Karena kadar air yang sangat rendah
tersebut, mi instan bersifat sangat awet. Karena prosesdeep frying tersebut
menggunakan minyak goreng, tidaklah aneh kalau sewaktu memasak mi instan
terlihat berminyak. Tapi tidak mengandung lilin karena lilin adalah senyawa inert
untuk melindungi makanan agar tidak basah dan cepat membusuk. Dan itu terdapat
pada makanan seperti apel dan kubis.
Styrofoam yang digunakan pada mi instan cup pun dianggap berbahaya bagi tubuh. Tapi anggapan itu salah. Styrofoam terbukti aman karena telah melewati standar BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Cup yang dipakai mi instan adalah styrofoam (expandable polysteren) khusus untuk makanan (food grade) dan bisa menyerap panas. Itulah mengapa setelah diseduh dengan air panas, kita masih bisa memegang cup mi karena tidak panas. Karena proses pressing-nya memenuhi standar, molekul styrofoam tidak larut atau rontok bersama mi instan yang diseduh dengan air panas. Jadi, jika mi instan menempel pada cup-nya ketika diseduh dengan air panas, itu semata-mata disebabkan oleh tingginya kadar minyak dalam mi, yaitu sekitar 20 persen.
Styrofoam yang digunakan pada mi instan cup pun dianggap berbahaya bagi tubuh. Tapi anggapan itu salah. Styrofoam terbukti aman karena telah melewati standar BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Cup yang dipakai mi instan adalah styrofoam (expandable polysteren) khusus untuk makanan (food grade) dan bisa menyerap panas. Itulah mengapa setelah diseduh dengan air panas, kita masih bisa memegang cup mi karena tidak panas. Karena proses pressing-nya memenuhi standar, molekul styrofoam tidak larut atau rontok bersama mi instan yang diseduh dengan air panas. Jadi, jika mi instan menempel pada cup-nya ketika diseduh dengan air panas, itu semata-mata disebabkan oleh tingginya kadar minyak dalam mi, yaitu sekitar 20 persen.
Memasak mi instan juga tak perlu
menggunakan metode dua air terpisah karena air rebusan mi pertama justru
mengandung betakaroten yang tinggi. Semua vitamin, mulai dari minyak dan bumbu
yang larut dalam air, terdapat dalam air rebusan pertama ketika memasak mi.
Jika air rebusan tadi diganti dengan air matang baru, justru vitaminnya hilang.
Selain itu, minyaklah yang membuat mi atau makanan lain lebih enak. Jadi, air
rebusan pertama tidak perlu dibuang. Dan kandungan betakaroten juga tocoferol
dalam minyak sangat memenuhi kebutuhan gizi.
Bahkan MSG yang dianggap sebagai
makanan yang berbahaya bagi kesehatan sebenarnya tak lebih dari sekadar paduan
air, sodium, dan glutamate. Glutamate alami banyak ditemukan dalam bahan
makanan hasil fermentasi, seperti kecap, tauco, keju, tomat, susu, ikan dan
jamur. MSG telah digunakan ribuan tahun lalu oleh masyarakat Asia Timur sebagai
penambah rasa makanan.
Lembaga pengawas kesehatan,
seperti Depkes maupun WHO atao Codex, telah menyatakan bahwa MSG merupakan
jenis bahan tambahan makanan yang tidak dilarang penggunaannya dalam industri
pangan (sepanjang tidak melampaui batas aman yang distandarkan). "Mi
instan menggunakan bahan pengawet. Dalam proses pembuatannya, mi instan mi
instan menggunakan metode khusus agar lebih awet, namun sama sekali tidak
berbahaya. Seperti yang telah dijelaskan di atas, salah satu cara pengawetan mi
instan adalah dengan deep frying yang bisa menekan rendah
kadar air sekitar 5 persen. Metode lain adalah hot air drying (pengeringan
dengan udara panas). Inilah yang membuat mi instan bisa awet hingga 6 bulan,
asalkan kemasannya terlindung secara sempurna.
Rumor lain yang juga cukup mengganggu adalah bahwa mi instan mengandung sedikit serat, tapi kadar karbohidratnya tinggi, sehingga bisa menyebabkan gangguan pencernaan. Sebenarnya kandungan mi instan beragam, tak hanya karbohidrat. Ada juga kadar protein yang tinggi dan vitamin-vitamin.
Rumor lain yang juga cukup mengganggu adalah bahwa mi instan mengandung sedikit serat, tapi kadar karbohidratnya tinggi, sehingga bisa menyebabkan gangguan pencernaan. Sebenarnya kandungan mi instan beragam, tak hanya karbohidrat. Ada juga kadar protein yang tinggi dan vitamin-vitamin.
Pada dasarnya tak ada satu jenis
makanan di dunia ini yang dapat memenuhi kebutuhan gizi bagi tubuh, kecuali ASI
untuk bayi di bawah 6 bulan. Oleh karena itu, setiap makanan yang dikonsumsi
manusia harus dilengkapi kandungan lain. Mineral 37 jenis dalam satu makanan
agar zat gizi di dalamnya saling melengkapi kebutuhan manusia.
Mi instan sendiri mengandung protein, lemak, vitamin A, C, B1, B6, B12, niasin, folat, pantotenat, dan mineral besi. Mi instan pun telah dilengkapi dengan sayuran seperti wortel. Namun jumlahnya memang tak sebanyak yang diperlukan. Jadi, harus dilengkapi dengan makanan lain. Itulah yang tertera pada saran penyajian. Jika ingin makan mi instan dan mendapat asupan gizi, tambahan telur, sayur, atau daging sehingga mi instan bisa memenuhi kebutuhan nutrisi. Lalu minum jus buah tanpa gula, sehingga sumbangan fruktosa bagi tubuh terpenuhi.
Mi instan sendiri mengandung protein, lemak, vitamin A, C, B1, B6, B12, niasin, folat, pantotenat, dan mineral besi. Mi instan pun telah dilengkapi dengan sayuran seperti wortel. Namun jumlahnya memang tak sebanyak yang diperlukan. Jadi, harus dilengkapi dengan makanan lain. Itulah yang tertera pada saran penyajian. Jika ingin makan mi instan dan mendapat asupan gizi, tambahan telur, sayur, atau daging sehingga mi instan bisa memenuhi kebutuhan nutrisi. Lalu minum jus buah tanpa gula, sehingga sumbangan fruktosa bagi tubuh terpenuhi.
Hmmm....apapun apologetika yang
disusun oleh para ahli tentang mi instant, saya tetap tidak merekomendasikan untuk setia mengonsumsinya. Menu 4 sehat 5 sempurna
tetap harus menjadi pilihan utama. Cita rasa enak dan harga yang sangat ekonomis
tidak boleh menggeser pemikiran logis komprehensif tentang asupan menu sehat
dan bergizi, terutama bagi anak-anak kita. Bukankah begitu Saudara-Saudara ...??