Minggu, 19 Mei 2013

SENI PERANG CHINA


Buku ini memberikan pencerahan bagi semua orang dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.

Dengan mempelajari dan memahami tentang karya-karya militer klasik Seni Perang China, maka kita bisa membaca intrik-intrik yang dihadapi sehari-hari, konflik yang terjadi karena ketidaktahuan ataupun kecerobohan manusia, penggunaan siasat-siasat dalam mengalahkan musuh ataupun para pesaing, yang pada akhirnya membawa keberhasilan dalam menghadapi itu semua.

Buku ini berisikan sejumlah kitab Seni Perang China termasuk didalamnya “Tujuh Karya Militer Klasik China”, “Seni Perang Zhuge Liang” dlsb, selain itu juga terdapat sekilas mengenai kitab-kitab dan para tokoh kitab itu sendiri, ulasan tentang kepemimpinan Zhuge Liang, sang penasihat Liu Bei dari Kerajaan Shu Han zaman Tiga Kerajaan yang terkenal, serta wejangan darinya untuk puteranya.

Diyakini buku ini sangat bermanfaat bagi semua orang di segala bidang, baik untuk para manager, leader, CEO, pimpinan perusahaan, staffs, hingga pejabat negara maupun politikus. Perang disini, di dunia modern, bukan diartikan sebagai perang sebenarnya dengan mengangkat senjata saling bertempur satu sama lain, melainkan perang siasat meraih puncak keberhasilan dalam persaingan, kemampuan menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada, kemampuan bertahan dalam situasi sulit, memenangkan pasar dengan nama yang lebih unggul, kemampuan menjalankan sistem management yang lebih effisien dan efektif, serta kemampuan mendapatkan informasi tentang pesaing dan kemudian memanfaatkannya untuk menaklukkannya.

Mereka yang dapat mengambil dan memahami makna-makna yang tersirat di dalam buku ini, kemudian memanfaatkan dan menerapkannya sesuai situasi dan kondisinya pada saat itu, maka merekalah yang mendapatkan manfaat besar dari buku ini. Buku ini memberikan pencerahan dan arahan serta mengilhami kita semua dalam hal leadership, management, dunia politik dan dunia usaha, juga bidang-bidang lain yang memungkinkan.

SENI PERANG CHINA
Kumpulan Karya Militer Klasik
Karya Yanuardi G. Soebiono
Harga IDR 119.800
Elex Media Komputindo
Pemesanan hubungi/sms 087851126031
Add my pin BB 29D30F03

Selasa, 07 Mei 2013

TAK SEMPURNA

Sejak pertangahan 2012, Fahd Djibran dan Bondan Prakoso & Fade2Black (Bondan, Tito, Eza, dan Arie) berencana membuka awal tahun 2013 dengan karya baru: Sebuah novel kolaborasi fiksi-musikal berjudul Tak Sempurna. Kenyataannya, mengerjakan karya ini tak semudah yang dibayangkan. Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black gagal menyajikannya tepat di awal tahun. Sebab ternyata Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black memerlukan waktu lebih untuk sejumlah riset, diskusi panjang, dan persiapan-persiapan penting lainnya. Di tengah kesibukan masing-masing, Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black terus berkonsentrasi pada karya ini, Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black ingin karya ini “maksimal”, meski Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black juga tahu sulit menjadikannya “sempurna”. Syukurlah kini semuanya sudah selesai; Tinggal selangkah lagi, novel itu akan segera rilis pada Februari 2013. 

Ada yang istimewa dalam perjalanan Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black mengerjakan karya ini. Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black mengerjakannya dengan spirit yang lebih kuat, juga dengan visi yang lebih sejalan. Mungkin karena hubungan Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black sudah menjadi lebih matang lagi, bukan sekadar saling kenal. Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black berjalan beriringan sebagai teman, atau sahabat, dalam pengertian yang sesungguhnya. Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black tidak hanya berhubungan dalam hal kreativitas, tapi hingga hal-hal lain yang lebih personal. Misalnya, di sela-sela diskusi, Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black bisa bercerita tentang keluarga, anak-anak, repotnya mengurus rumah, atau curhat soal persoalan masing-masing. Yang lebih istimewa, kedekatan itu merambat ke aspek yang lebih kompleks dalam kehidupan masing-masing Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black: Menyenangkan mengetahui bahwa istri Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Blackjuga jadi saling kenal, anak-anak Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black bertemu dan bermain, dan lebih banyak lagi. Jangan tanya soal Eza, dia memang belum menikah, tapi tentu jadi Om paling keren bagi anak-anak Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black

Dua setengah tahun lalu ketika mulai mengerjakan Hidup Berawal Dari Mimpi (HBDM), Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black baru saling mengenal. Sejujurnya, proses kreatif dilakukan dengan nuansa yang agak rikuh. Sebagai seniman yang berkarya di dua wilayah yang berbeda, Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black masih saling membaca satu sama lain, scanning. Tapi syukurlah ternyata HBDM menjadi pembuka yang manis untuk proyek-proyek kreativitas Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black berikutnya. Dengan berbagai kekurangannya, buku itu diterima dengan baik di tengah-tengah masyarakat, menjadi best-seller di toko-toko buku besar, membuat Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black bangga dan tersenyum lebar. Ini rahasia: HBDM sebenarnya belum menggambarkan gagasan dan perasaan Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black seutuhnya—ia hanya kepingan-kepingan cermin yang merefleksikan hal-hal yang berserakan di otak dan hati Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black. 

Tak Sempurna lebih mewakili Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black sebagai individu. Ia memuat gagasan dan perasaan Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black yang lebih utuh dan jujur tentang banyak hal. Juga harapan dan kegelisahan-kegelisahan. Untuk mengungkapkan semua itu, Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black memilih dunia sekolah sebagai “medan bercerita”. Ya, boleh jadi Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black meminjam sekolah sebagai sudut pandang untuk melihat dunia yang lebih luas. Bagi Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black, sekolah adalah dunia yang sangat kompleks—miniatur kehidupan manusia. Kita bisa melihat banyak aspek penting kehidupan dari sana: Hubungan antar-manusia, anak-anak, keluarga, orangtua, birokrasi, politik, agama, masyarakat, harapan, kekecewaan, masa lalu, masa kini, masa depan, semuanya. Jadi, meskipun Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black bercerita tentang “sekolah” atau “anak sekolah”, sesungguhnya Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black sedang menceritakan sesuatu yang lebih luas lagi. 

Novel Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black bercerita tentang dunia pendidikan di suatu kota-yang-tak-disebutkan-namanya di Indonesia. Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black lebih senang menyebutnya Gotham-nya Indonesia. Suatu kota di mana anak-anak dibesarkan di tengah keluarga yang tak memberikan kasih sayang, kehidupan bermasyarakat yang tak memberi harapan, dan kehidupan bernegara yang tak menjanjikan apa-apa kecuali perang-perang politik kepentingan memuakkan. Di kota semacam itu, sulit sekali menemukan contoh dan teladan yang baik, sekalipun dari kalangan tokoh-tokoh agama. Di kota itulah sekolah menjadi sekadar tempat “penitipan anak” bagi orangtua yang sibuk atau “tempat pembuangan anak” bagi orangtua yang tak peduli pada mereka. Juga ajang adu gengsi. Sementara itu, di tengah semua kekacauan sistem pendidikan, rekrutmen tenaga pengajar yang penuh kecurangan, dan kurikulum pendidikan yang berantakan, anak-anak ini masih ditekan dengan beban pelajaran yang kelebihan muatan, tugas-tugas, les panjang persiapan ujian, try out, ujian nasional, dan seterusnya.

Something has gone very wrong with our school! Itu kalimat kuncinya. Sudah bisa diduga, tentu saja, anak-anak seperti apa yang dihasilkan kehidupan kota semacam itu—sistem pendidikan semacam itu? Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black terkejut mendapatkan sejumlah fakta mengerikan dalam riset sederhana yang Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black lakukan: Ratusan pelajar tewas setiap tahunnya akibat tawuran dan overdosisi obat-obatan terlarang. Para pelajar melakukan seks bebas sesering pesta minuman keras, aborsi di mana-mana, pembunuhan dan pemerkosaan sulit dihitung jumlah pastinya. Ya, semua itu dilakukan pelajar, remaja Indonesia di bawah usia 18 tahun! Anak-anak masa depan yang gelisah dan putus asa, tapi tak pernah diperhatikan! Ana-anak yang dibuang, ditekan, dibebani, untuk kelak dicaci-maki dan disalahkan! 

Di novel tersebut, Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black meminjam sudut pandang seorang remaja biasa untuk bercerita berbagai hal tentang dirinya. Namanya Rama. Dia menceritakan banyak hal tentang sekolah dan segala hal yang bersinggungan dengannya. Dari hal-hal yang bisa kita bayangkan hingga hal-hal yang mungkin tak pernah kita bayangkan. Dari yang menyenangkan hingga yang menyedihkan. Dari harapan hingga kekecewaan. Semua tentang sekolah. Semua tentang kehidupan mereka—anak-anak bangsa: Miniatur bagi kehidupan kita sesungguhnya!

Fahd Djibran tak akan menulis lebih panjang lagi. Jika ingin tahu detilnya, tentu Anda semua harus membaca ceritanya. Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black sudah tidak peduli lagi cerita itu akan melahirkan “pro” atau “kontra” di tengah masyarakat.Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black hanya menceritakan kenyataan yang Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black tangkap apa adanya. Lagi pula, sebuah karya, ketika sudah dilemparkan ke hadapan sidang pembaca, sepenuhnya menjadi milik pembacanya. Tugas Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black sudah selesai, itu dia: Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black sudah menuliskannya menjadi sebuah cerita sederhana—yang barangkali memang tak sempurna. Namun dari cerita itu, Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black berharap sesuatu: Semoga pikiran dan perasaan kita terbuka, ada jutaan anak-anak Indonesia yang harus kita perhatikan dan selamatkan masa depannya! 

Bagaimana kisah ini dituliskan? Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black tetap menyebutnya fiksi-musikal. Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black tak peduli pada genre, sebenarnya. Seperti jika Fahd Djibran menulis atau jika Bondan Prakoso & Fade2Black menulis dan menyanyikan lagu. Bisa apa saja namanya. Tapi mungkin novel ini memang dituliskan dengan cara yang tidak biasa. Bacalah sambil mendegarkan lagu-lagunya. Cerita dan lirik-lirik lagu yang terdapat di dalamnya merupakan satu kesatuan utuh yang tak terpisahkan. Inilah yang disebut kolaborasi, sebuah karya yang dirancang dan dilahirkan dengan spirit saling melengkapi!

Akhirnya, Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Blackmempersembahkan novel ini untuk orang-orang terkasih di sekeliling Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black, adik-adik Fahd Djibran dan BondanPrakoso feat Fade2Black para pelajar di seluruh Indonesia, juga Rezpector sejagat raya! Mari akhiri semua kebodohan untuk menjadi generasi Tak Terkalahkan
IDR 75.000
Pemesanan hubungi/sms 087851126031
Pin BB 29D30F0

MESSI DEPENDENCIA


Pernah mendengar istilah Messi Dependencia?

Messi Dependencia adalah sebuah istilah untuk menggambarkan ketergantungan yang amat sangat tim sepak bola Barcelona terhadap diri Lionel Messi. Barcelona adalah klub sepak bola asal Spanyol yang merajai persepakbolaan dunia dalam 5 tahun belakangan ini. Tidak bisa disangkal, kehebatan mereka selalu bertumpu pada diri seorang Lionel Messi. Pemain asal Argentina tersebut seakan menjadi roh di dalam tim Barcelona. Bila Sang Messi-as tidak bermain, maka Barcelona tak ubahnya seperti sebuah tim medioker yang selalu kesulitan mencetak gol. Tidak ada lagi aksi aduhai nan fantastis. Yang ada hanyalah gaya passing monoton tanpa sensasi yang berarti sehingga mudah ditaklukkan. Lionel Messi tak ubahnya adalah sosok penentu. Ia adalah kekuatan Barcelona yang nyata sekaligus juga titik lemah kronis Barcelona yang sulit disembuhkan.

Ketergantungan secara fatalistik terhadap hanya satu figur dalam sepak bola memang berdampak negatif bagi sebuah tim. Bagaimana pun juga, sepak bola adalah permainan yang menekankan pada kerja sama semua komponoen dalam tim dan bukan aksi one man show. Namun dalam iman kristiani, Jesus Dependencia adalah sebuah keharusan. Yesus haruslah menjadi pengendali utama dalam kehidupan kita sebab Dia adalah Pokok Anggur dan kita ini adalah ranting-rantingnya. Ranting-ranting tersebut tidak dapat berbuat apa-apa jika tidak bergantung penuh pada Sang Pokok Anggur.

Seiring dengan berjalannya waktu, sebagai guru, kita merasa semakin ahli dalam menjalankan tugas-tugas sehari-hari. Kita semakin berpengalaman dalam menghadapi berbagai macam tipe siswa maupun orang tua. Rupa-rupa metode pengajaran juga berhasil kita implementasikan dengan biak. Sertifikasi Pemerintah pun juga telah berhasil kita raih. Ibaratnya, kita benar-benar sudah memahami apa yang harus kita lakukan sebagai seorang guru. Kita menjadi sombong dan lupa bahwa tanpa sadar kita sudah tidak lagi bergantung pada Tuhan.

Kita tidak lagi melibatkan kuasa Roh-Nya bekerja dalam setiap materi yang kita persiapkan. Kita tidak lagi berdoa dan berpuasa bagi para siswa kita yang menghadapi masalah. Alih-alih menggunakan dasar Firman Tuhan, kita cenderung lebih nyaman menggunakan pelbagai pendekatan pendidikan modern praktis dalam menyikapi persoalan yang datang mendera. Bukan lagi Christ Center yang kita damba melainkan Self Dependencia yang coba kita terapkan.

Apabila permasalahan semakin menggurita, kita lalu berubah menjadi guru yang garang dan tidak lagi ramah terhadap siswa. Kita menjadi kalut, stress,  kamseupay, dan galau karena selalu dikejar-kejar target ketuntasan mengajar. Kita bergelut dengan program sekolah-sekolah setiap hari. Berkutat dengan nilai angka dan narasi yang harus orisinil. Sementara itu, complaint siswa dan orang tua juga datang silih berganti tanpa budaya. Sertifikasi yang kita harapkan turun juga mendadak macet entah di mana padahal bertumpuk tagihan bulanan sudah menanti. Intinya ....kita sungguh di dalam keadaan burning out!

Berhentilah sebentar wahai Guru. Lihatlah Yesus, Sang Guru Agung itu. Ia tidak datang dengan tangan mengacung untuk memberi kutuk dan hukuman. Ia datang dengan tangan terbuka, mau menerimamu kemabali apa adanya. Jiwa yang letih lesu boleh bebas datang mendekat kepada Yesus dan Ia berjanji akan memberikan kelegaan yang sejati.

Messi Dependencia adalah kelemahan mutlak, namun Jesus Dependencia adalah solusi. Jadi izinkanlah Dia beraksi dalam derap dinamika kita sebagai guru, sebab di dalam Dia, kita cakap menanggung segala sesuatu. 

Rabu, 01 Mei 2013

SADAR KACA


Kita ini adalah insan yang sadar kaca. Di mana pun ada kaca, kebanyakan dari kita selalu terdorong secara alamiah untuk mengaca. Kita begitu menikmati saat-saat berada di depan cermin. Tidak hanya di depan cermin rias, cermin  di dalam toilet maupun kaca spion kendaraan bermotor pun sanggup menjadi media murah meriah bagi kita untuk sekadar berkaca. Dinding lift, kolam, atau benda apa saja yang sanggup memantulkan bayangan kita juga tidak luput dari keganasan hasrat kita untuk mengagumi diri sendiri.

Apakah manusia adalah makhluk narsis? Hmmm ....bisa jadi. Namun pantulan bayangan bisa sangat mematikan. Dalam mitologi Yunani dikisahkan bahwa Medusa adalah seorang dewi yang cantik tiada tara yang berbadan dan berambut ular. Semua pria yang berani menatap matanya akan berubah menjadi batu. Ia begitu ditakuti sebagai pembawa kematian. Sampai kemudian muncul manusia setengah dewa bernama Perseus yang berani melawan kemurkaan sang angkara. Dengan menggunakan perisai yang berkilauan laksana cermin, Perseus berhasil memantulkan tatapan mata sang dewi sehingga kemudian Medusa sendirilah yang berubah menjadi batu.

Di zaman sekarang ini, tidak ada satu pun dari kita yang berubah menjadi batu saat berkaca di depan cermin atau di depan media apaun yang mampu memantulkan bayangan. Kita tidak pernah risau akan hal tersebut. Kita akan menjadi luar biasa risau  bila menemukan ada ketidakberesan dalam diri kita lewat pantulan cermin itu. Bisa jadi kita menemukan tumbuhnya jerawat di wajah kita. Kita bisa juga bertambah galau bila mendapati wajah kita mulai dihiasi kerut keriput atau efek panda di sekitar mata kita.

Kita kemudian jadi mudah merespon secara negatif terhadap diri sendiri berdasarkan pantulan bayangan yang kita lihat lewat kaca. Naluri sadar kaca tersebut kemudian menggiring kita ke dalam prespektif minor terhadap diri sendiri. Apalagi kemudian kita mulai melakukan komparasi terhadap sosok lain yang kita anggap lebih elok secara fisik dari diri kita. Kita menjadi insan yang lupa bersyukur bahwa sebenarnya kita diciptakan menurut rupa dan gambar Sang Pencipta.

Guru harus mempunyai gambar diri yang baik. Mustahil bagi guru untuk menjadi inspirasi bagi murid-muridnya jika dirinya kehilangan prespektif yang benar akan dirinya sendiri. Aura guru yang memiliki kepercayaan terhadap gambar dirinya akan dapat dirasakan secara nyata oleh para murid. Mungkin guru bukanlah manusia memikat secara kontur fisik, namun sorot mata dan pendekatan personalnya mampu menimbulkan rasa aman yang proporsional  bagi semua muridnya. Ia memang bukan seorang manusia super yang tahu segalanya. Ia cuma seorang insan sederhana yang tidak pernah lupa berkaca setiap hari sambil berkata, “ Aku ini seorang champion yang dipercayakan Tuhan untuk mendidik manusia-manusia belia calon champion juga.”

Nah ...selamat berkaca.