Selasa, 01 Oktober 2013

PLEDOI MI INSTAN

Mi instan adalah makanan legendaris. Keberadaanya terbukti mampu menyangga kehidupan banyak orang, terutama bagi para mahasiswa penghuni kos-kosan. Kebanyakan dari mereka adalah insan-insan yang setia menunggu asupan kiriman uang dari orang tua. Bila kiriman uang datang tepat waktu, masakan padang atau sate kambing akan menjadi pilihan. Namun bila kiriman tak kunjung tiba, menu mi instant akan menjadi dewa penolong. Gampang cara memasaknya, mudah penyajiannya, ramah di lidah, dan yang lebih penting lagi ....murah!

Menurut produsennya, mi instan diklaim sebagai makanan yang sehat dan bergizi. Produk mi instan ini disebut memiliki berbagai kandungan gizi seperti energiproteinniasinasam folat, mineral zat besi, natrium, dan berbagai vitamin seperti vitamin A, B1, B6, dan B12. Namun ternyata terlalu sering mengonsumsi mi instant sangat tidak dianjurkan, sebab mi instant mengandung  tartrazine yang tidak baik bagi kesehatan apabila dikonsumsi dalam jangka panjang.

Anda tahu tartazine?

Menurut wikipedia, tartazine adalah pewarna kuning lemon sintetis yang umum digunakan sebagai pewarna makanan. Tartrazine merupakan turunan dari coal tar, yang merupakan campuran dari senyawa fenol, hidrokarbon polisiklik, dan heterosklik. Isu yang beredar pada tahun1990-an menyatakan bahwa tartrazine dapat mengurangi ukuran penis. Gosip ini mungkin tersebar bersama berita bahwa tartrazine dapat menyebabkan alergi. Tidak ada bukti atau dokumentasi yang mendukung kebenaran pernyataan ini.

Sejak masih duduk di bangku SMP, saya sering mengonsumi mie instan. Pilhan favorit saya adalah Indomie goreng. Dengan ditambah telur goreng mata sapi dan sedikit sayuran, terciptalah sajian lezat nan simple yang menggoda selera. Bila dirasa masih kurang cukup, saya biasanya menambahnya dengan nasi segunung. Hehehe ...pesta karbohidrat pun terjadilah.

Mencampur mi instan dengan nasi sebenarnya sangat tidak dianjurkan. Menurut http://www.vemale.com/kesehatan/34849-bahaya-makan-mie-instan-pakai-nasi.html, dalam satu porsi mie instan, sudah terkandung sekitar 400 kalori. Jumlah itu sama dengan satu porsi nasi ukuran sedang dan lauk pauk. Jika satu porsi mie instan ditambah nasi, bisa Anda bayangkan sendiri berapa kalori yang masuk dalam tubuh.

Kolaborasi karbohidrat dari nasi dan mie instan dapat menaikkan indeks glikemik, sehingga gula dalam darah melonjak drastis. Hal ini dapat memicu terjangkitnya penyakit diabetes. Di samping itu, makan nasi dan mie instan juga tidak memenuhi kecukupan gizi lain seperti protein, serat, vitamin dan sebagainya. Tingginya kalori dari mie instan dan nasi juga membuat tubuh mudah gemuk.

Namun ternyata muncul bantahan yang menegaskan bahwa mengonsumsi mi instan tidaklah membahayakan kesehatan. Pendapat itu muncul saat muncul rumor yang mengatakan bahwa  mi instan bisa memicu terjadinya kanker. Oleh karena itu, mi instan tidak boleh dimasak bersama bumbunya. Pemanasan di atas 120 derajat Celsius berpotensi menjadi karsinogen pembawa kanker.

Menurut Prof. Dr. F.G. Winarno, ahli pangan dan Ketua Dewan Pakar PIPIMM (Pusat Informasi Produk Industri Makanan dan Minuman),  mi instan kering merupakan produk setengah matang. Disebut instan karena sangat cepat disajikan setelah dipanaskan pada suhu air mendidih. Biasanya kurang lebih 100 derajat Celsius dalam waktu kurang dari 5 menit. Jadi, suhunya bukan 120 derajat Celsius, di mana suhu tersebut baru dapat dicapai bila menggunakan pressure cooker atau retort untuk sterilisasi dalam proses pengalengan pangan.

Rumor lain yang tak kalah mengganggu adalah bahwa mi instan menggunakan lilin supaya awet dan tidak lengket setelah dipanaskan. Prof. Dr. F.G kembali menegaskan bahwa hal ini tidaklah benar. Seperti yang dilansir dalam http://astitheminority.abatasa.co.id/post/detail/7569/mie-instan-mengandung-zat-bergizi-untuk-tubuh.html, ia menyatakan bahwa teknologi produksi mi instan tidak pernah menggunakan lilin. Mi instan awet dan tahan simpan karena proses pembuatannya, adalah dengan cara penggorengan atau deep frying yang membuat kadar air mi instan menjadi sangat rendah (sekitar 5 persen), sehingga tidak memungkinkan bakteri pembusuk hidup dan berkembang biak. Karena kadar air yang sangat rendah tersebut, mi instan bersifat sangat awet. Karena prosesdeep frying tersebut menggunakan minyak goreng, tidaklah aneh kalau sewaktu memasak mi instan terlihat berminyak. Tapi tidak mengandung lilin karena lilin adalah senyawa inert untuk melindungi makanan agar tidak basah dan cepat membusuk. Dan itu terdapat pada makanan seperti apel dan kubis.

Styrofoam yang digunakan pada mi instan cup pun dianggap berbahaya bagi tubuh. Tapi anggapan itu salah. Styrofoam terbukti aman karena telah melewati standar BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Cup yang dipakai mi instan adalah styrofoam (expandable polysteren) khusus untuk makanan (food grade) dan bisa menyerap panas. Itulah mengapa setelah diseduh dengan air panas, kita masih bisa memegang cup mi karena tidak panas. 
Karena proses pressing-nya memenuhi standar, molekul styrofoam tidak larut atau rontok bersama mi instan yang diseduh dengan air panas. Jadi, jika mi instan menempel pada cup-nya ketika diseduh dengan air panas, itu semata-mata disebabkan oleh tingginya kadar minyak dalam mi, yaitu sekitar 20 persen.

Memasak mi instan juga tak perlu menggunakan metode dua air terpisah karena air rebusan mi pertama justru mengandung betakaroten yang tinggi. Semua vitamin, mulai dari minyak dan bumbu yang larut dalam air, terdapat dalam air rebusan pertama ketika memasak mi. Jika air rebusan tadi diganti dengan air matang baru, justru vitaminnya hilang. Selain itu, minyaklah yang membuat mi atau makanan lain lebih enak. Jadi, air rebusan pertama tidak perlu dibuang. Dan kandungan betakaroten juga tocoferol dalam minyak sangat memenuhi kebutuhan gizi.

Bahkan MSG yang dianggap sebagai makanan yang berbahaya bagi kesehatan sebenarnya tak lebih dari sekadar paduan air, sodium, dan glutamate. Glutamate alami banyak ditemukan dalam bahan makanan hasil fermentasi, seperti kecap, tauco, keju, tomat, susu, ikan dan jamur. MSG telah digunakan ribuan tahun lalu oleh masyarakat Asia Timur sebagai penambah rasa makanan.

Lembaga pengawas kesehatan, seperti Depkes maupun WHO atao Codex, telah menyatakan bahwa MSG merupakan jenis bahan tambahan makanan yang tidak dilarang penggunaannya dalam industri pangan (sepanjang tidak melampaui batas aman yang distandarkan). "Mi instan menggunakan bahan pengawet. Dalam proses pembuatannya, mi instan mi instan menggunakan metode khusus agar lebih awet, namun sama sekali tidak berbahaya. Seperti yang telah dijelaskan di atas, salah satu cara pengawetan mi instan adalah dengan deep frying yang bisa menekan rendah kadar air sekitar 5 persen. Metode lain adalah hot air drying (pengeringan dengan udara panas). Inilah yang membuat mi instan bisa awet hingga 6 bulan, asalkan kemasannya terlindung secara sempurna.

Rumor lain yang juga cukup mengganggu adalah bahwa mi instan mengandung sedikit serat, tapi kadar karbohidratnya tinggi, sehingga bisa menyebabkan gangguan pencernaan. Sebenarnya kandungan mi instan beragam, tak hanya karbohidrat. Ada juga kadar protein yang tinggi dan vitamin-vitamin.

Pada dasarnya tak ada satu jenis makanan di dunia ini yang dapat memenuhi kebutuhan gizi bagi tubuh, kecuali ASI untuk bayi di bawah 6 bulan. Oleh karena itu, setiap makanan yang dikonsumsi manusia harus dilengkapi kandungan lain. Mineral 37 jenis dalam satu makanan agar zat gizi di dalamnya saling melengkapi kebutuhan manusia.

Mi instan sendiri mengandung protein, lemak, vitamin A, C, B1, B6, B12, niasin, folat, pantotenat, dan mineral besi. Mi instan pun telah dilengkapi dengan sayuran seperti wortel. Namun jumlahnya memang tak sebanyak yang diperlukan. Jadi, harus dilengkapi dengan makanan lain. Itulah yang tertera pada saran penyajian. Jika ingin makan mi instan dan mendapat asupan gizi, tambahan telur, sayur, atau daging sehingga mi instan bisa memenuhi kebutuhan nutrisi. Lalu minum jus buah tanpa gula, sehingga sumbangan fruktosa bagi tubuh terpenuhi
.

Hmmm....apapun apologetika yang disusun oleh para ahli tentang mi instant, saya tetap tidak merekomendasikan untuk setia mengonsumsinya. Menu 4 sehat 5 sempurna tetap harus menjadi pilihan utama. Cita rasa enak dan harga yang sangat ekonomis tidak boleh menggeser pemikiran logis komprehensif tentang asupan menu sehat dan bergizi, terutama bagi anak-anak kita. Bukankah begitu Saudara-Saudara ...??


Tidak ada komentar:

Posting Komentar