Senin, 03 Januari 2011

Dulu, Kini, dan Nanti

“Saudara-saudaraku, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakuan: aku melupakanapa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.”
Filipi 3:13-14

Pada lukisan “An Allegory of Prudence”, seniman Venesia abad ke-16, Titian, memotret kebijaksanaan sebagai seorang lelaki berkepala tiga. Kepala pertama adalah kepala orang muda yang menghadap masa depan, yang kedua kepala orang dewasa yang menatap masa kini, dan yang ketiga kepala orang tua bijaksana yang menatap masa lampau. Di atas kepala mereka, Titian menulis ungkapan Latin yang artinya, “Dari contoh masa lalu, manusia masa kini bertindak bijaksana supaya tidak menghancurkan masa depan.”

Kita butuh hikmat seperti itu untuk mengatasi kecemasan akibat kegagalan masa lampau, dan ketakutan akan terulangnya kegagalan yang sama di masa datang, yaitu kecemasan yang terus menghalangi kita hidup sepenuhnya di masa kini.

Paulus bisa “melupakan” masa lalunya dan menantikan masa depannya (Filipi 3:13-14). Itu tidak berarti bahwa ingatannya dihapus. Ini berarti Paulus bebas dari rasa bersalah dan kesombongan yang ia rasakan akibat perbuatannya di masa lampau, karena Allah telah mengampuninya. Sikap ini memungkinkan hidup di masa kini dan “berlarti-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Yesus Kristus (ayat 14). Ia punya hasrat yang mendorongnya, yaitu mengenal Yesus Kristus lebih baik.

-Dennis De Haan-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar