Suatu ketika saya menerima Blackberry Messenger yang
begitu menyentuh hati saya. Izinkan saya untuk berbagi dengan kalian semua.
Saat berada jauh dari kedua orang tua, kamu akan selalu
merindukan seorang mama. Bagaimana dengan papa? Mungkin karena mama yang selalu
menelepon dan menanyakan keadaanmu. Tapi tahukah kamu bahwa ternyata papalah
yang menyuruhnya?
Mungkin sewaktu kecil, mamalah yang selalu mendongeng di
setiap tidurmu. Tapi tahukah kamu bahwa sepulang papa bekerja, dia selalu
menanyakan kabarmu dan apa saja yang kamu lakukan?
Pada saat kamu akan belajar naik sepeda dan papa
melepaskan kedua roda bantu, mama akan berkata. “Jangan dulu, Pa. Nanti dia
jatuh!” Tapi tahukah kamu bahwa dalam hati kecil seorang papa, dia percaya
bahwa anaknya pasti bisa? Maka papa hanya akan menatapmu, membiarkanmu saat
terjatuh, dan hanya menjagamu dari kejauhan karena papa ingin anaknya mandiri.
Pada saat kamu beranjak remaja, kamu mulai menuntut papa
untuk dapat izin keluar malam dan papa menjawab, “TIDAK BOLEH!!” Tahukah kamu
papa melakukannya untuk menjagamu? Karena bagi seorang papa, anak adalah satu
hal istimewa di hidupnya. Setelah itu, kamu menjadi marah kepada papa dan
kemudian masuk ke kamar sambil membanting pintu. Lalu mama mendatangimu dan
membujukmu. Tapi tahukah kamu bahwa saat itu papa memejamkan mata dan menahan
gejolak dalam batinnya? Papa sangat ingin memberikan yang kamu minta. Tapi
lagi-lagi dia HARUS menjagamu.
Ketika kamu dewasa dan kamu harus pergi ke kota lain, papa
harus melepaskanmu di bandara. Tahukah kamu bahwa badan papa terasa kaku? Papa
hanya tersenyum dan menasehatimu untuk berhati-hati. Tapi tahukah kamu bahwa
dia ingin sekali menangis seperti mama dan memelukmu dengan erat. Yang papa
lakukan hanyalah mengusap air mata di sudut matanya dan berkata, “jaga dirimu
baik-baik, Nak!” Tahukah kamu papa melakukan semua itu agar kamu jadi kuat.
Kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Papa itu seperti jembatan yang membiarkan anak-anaknya
berjalan melewatinya. Ketika anak-anaknya telah sampai ke seberang, jembatan
itu akan roboh dan runtuh dengan penuh sukacita. Dia akan lebih bersukacita
ketika anak-anaknya juga menjadi jembatan yang mampu mengantar generasi
berikutnya menuju gerbang keberhasilan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar