Minggu, 12 Januari 2014

SUHARTO, RAHWANA, DAN ARIEL SHARON

Terkadang cukup sulit untuk menentukan seseorang masuk dalam kategori pahlawan atau bukan. Sering pendapat dan pemahaman kita terhadap arti pahlawan begitu bias oleh intervensi kebudayaan, pengalaman, image, atau bahkan kepercayaan yang kita anut.

Bagi sebagian orang, nama Presiden Suharto selalu memiliki konotasi negatif. Beliau adalah seorang diktaktor Indonesia, pemimpin Orde Baru, yang tidak segan-segan memberangus lawan-lawan politiknya atas nama stabilitas nasional. Tidak sungkan pula Pemerintahanan Pak Harto membungkam media massa dan mengendalikan semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara dalam kontrol absolut kawasan Cendana. Namun lepas dari semuanya itu, Pak Harto adalah pemimpin besar Indonesia selama 32 tahun. Dalam pemerintahannya negara aman terkendali tanpa demonstrasi yang cuma sekadar basa-basi memacetkan jalan. Harga kebutuhan pokok relatif terkendali, nilai tukar dolar terhadap rupiah yang selalu moderat, dan juga persenjataan tempur TNI yang selalu up to date. Mungkon Pak Harto termasuk pihak yang mempersetankan demokrasi dengan embel-embel HAM yang sering menyertainya. Sepanjang perut rakyat kenyang habis perkara.

Kitab epos Ramayana mencatat pertempuran Sri Rama dalam menghadapi Rahwana. Penganut pemikiran mainstream pastilah selalu terbelenggu dengan pemikiran bahwa Sri Rama adalah lakon utama penegak kebenaran di atas kebatilan. Rahwana sendiri sudah terlanjur dianggap sebagai tokoh antagonis, sakti mandraguna namun penebar anggkara yang halal untuk dibinasakan. Namun bagi masyarakat Sri Lanka, Rahwana adalah sosok pahlawan pembela bangsa. Justru Sri Rama yang dianggap sebagai imperialis kolonialis dan juga fasis sejati.

Dalam buku Rahuvana Tattwa, kita dapat menyimak pendekatan berbeda dalam menyikapi konfrontasi legendaris di antara Sri Rama dan Rahwana. Buku tersebut terasa menantang teori yang dikembangkan Walmiki dalam Epos Ramayana yang terlalu mengagungkan figur Sri Rama beserta dengan sekutunya dalam meluluhlantakkan Kerajaan Alengka. Dalam Rahuna Tattwa diceritakan bahwa Rahwana berasal dari Suku Dravida sedangkan Rama adalah seorang Arya. Benar bahwa Rahwana melarikan Dewi Shinta dari Sri Rama. Namun semua versi pewayangan Ramayana selalu menegaskan bahwa Rahwana selalu bersikap lembut terhadap Shinta. Berbeda dengan Rama yang mendadak menjadi kaku dan frigid terhadap Shinta setelah berhasil merebutnya kembali dari tangan Rahwana. Itulah yang menjadi penyebab Shinta membakar diri untuk membuktikan kesuciannya di hadapan Sri Rama. Nah..., kalau sudah begini, siapa ya yang pantas jadi pahlawan?

Di sudut dunia yang lain, Ariel Sharon tak ubahnya monster berdarah dingin bagi para pejuang Hamas dan bagi kebanyakan warga Palestina. Pria yang lahir di Kfar Malal, Israel ini dianggap sebagai aktor utama tragedi pembantaian Qibya pada tanggal 13 Oktober 1953 di mana saat itu 96 orang palestina terbunuh oleh pasukan yang dipimpinnya. Ia juga dianggap bertanggungjawab terhadap aksi pembantaian Sabra dan Shatila yang mengakibatkan 3000 – 3500 orang pelastina tewas terbunuh sehingga kemudian ia mendapat julukan sebagai Tukang Jagal dari Beirut. Sabtu,  tanggal 11 Januari 2014, mantan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon meninggal dunia di Rumah Sakit Sheba, Tel Aviv, setelah mengalami koma selama 8 tahun akibat penyakit stroke. Banyak pihak yang bergembira atas kematiannya. Mengalami koma selama 8 tahun dan kemudian meninggal dianggap sebagai suatu pembalasan yang setimpal dari Tuhan terhadap apa yang sudah diperbuatnya selama hidup di dunia.

Bagi bangsa Yahudi, Ariel Sharon adalah salah satu pahlawan terbesar Israel yang selalu terlibat dalam pertempuran penting mereka. Ia pahlawan utama dalam perang Yom Kippur di tahun 1973 saat Angkatan Darat Mesir mencoba menerobos wilayah Israel. Dia juga yang mendorong warga Israel membangun pemukiman di tanah Palestina dan juga sekaligus tokoh yang memutuskan menarik pasukan Israel dari pemukiman di Tepi Barat dan Gaza di tahun 2005. Saat berlangsung gelombang bunuh dari oleh gerilyawan Palestina yang menggoncang warga Yahudi, dan kemudian diikuti  oleh aksi intifada, Ariel Sharon malah mengirimkan tank dan tentara ke kota-kota warga Palestina untuk membunuh para pemimpin militan Palestina.


Sulit untuk mendefinisikan Suharto sebagai pahlawan bangsa atau bukan. Perlu pendekatan epic yang komprehensif untuk bisa menetapkan Sri Rama atau Rahwana sebagai pahlawan atau pecundang. Dan apakah seorang Ariel Sharon layak disebut pahlawan? Bagi Israel itu pasti, namun bagi Palestina, ia tak ubahnya makhluk celaka yang kematiannya layak untuk disyukuri. Kata “pahlawan” berasal dari bahasa sansekerta phala-wan yang mempunyai arti orang yang dari dalam dirinya menghasilkan buah (phala) yang berkualitas bagi bangsa, negara, dan agamanya. Pahlawan juga bisa berarti orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela orang banyak. Jadi apakah ketiga tokoh di atas termasuk dalam kategori pahlawan? Prespektif subyektifitas kita sendiri yang agaknya berpengaruh dalam penilaian yang kita berikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar