Terkadang cukup sulit untuk menentukan seseorang masuk
dalam kategori pahlawan atau bukan. Sering pendapat dan pemahaman kita terhadap
arti pahlawan begitu bias oleh intervensi kebudayaan, pengalaman, image, atau
bahkan kepercayaan yang kita anut.
Bagi sebagian orang, nama Presiden Suharto selalu
memiliki konotasi negatif. Beliau adalah seorang diktaktor Indonesia, pemimpin
Orde Baru, yang tidak segan-segan memberangus lawan-lawan politiknya atas nama
stabilitas nasional. Tidak sungkan pula Pemerintahanan Pak Harto membungkam
media massa dan mengendalikan semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara
dalam kontrol absolut kawasan Cendana. Namun lepas dari semuanya itu, Pak Harto
adalah pemimpin besar Indonesia selama 32 tahun. Dalam pemerintahannya negara
aman terkendali tanpa demonstrasi yang cuma sekadar basa-basi memacetkan jalan.
Harga kebutuhan pokok relatif terkendali, nilai tukar dolar terhadap rupiah
yang selalu moderat, dan juga persenjataan tempur TNI yang selalu up to date. Mungkon Pak Harto termasuk
pihak yang mempersetankan demokrasi dengan embel-embel HAM yang sering menyertainya.
Sepanjang perut rakyat kenyang habis perkara.
Kitab epos Ramayana mencatat pertempuran Sri Rama dalam
menghadapi Rahwana. Penganut pemikiran mainstream pastilah selalu terbelenggu
dengan pemikiran bahwa Sri Rama adalah lakon utama penegak kebenaran di atas
kebatilan. Rahwana sendiri sudah terlanjur dianggap sebagai tokoh antagonis,
sakti mandraguna namun penebar anggkara yang halal untuk dibinasakan. Namun
bagi masyarakat Sri Lanka, Rahwana adalah sosok pahlawan pembela bangsa. Justru
Sri Rama yang dianggap sebagai imperialis kolonialis dan juga fasis sejati.
Dalam buku Rahuvana Tattwa, kita dapat menyimak
pendekatan berbeda dalam menyikapi konfrontasi legendaris di antara Sri Rama
dan Rahwana. Buku tersebut terasa menantang teori yang dikembangkan Walmiki
dalam Epos Ramayana yang terlalu mengagungkan figur Sri Rama beserta dengan
sekutunya dalam meluluhlantakkan Kerajaan Alengka. Dalam Rahuna Tattwa diceritakan
bahwa Rahwana berasal dari Suku Dravida sedangkan Rama adalah seorang Arya.
Benar bahwa Rahwana melarikan Dewi Shinta dari Sri Rama. Namun semua versi
pewayangan Ramayana selalu menegaskan bahwa Rahwana selalu bersikap lembut
terhadap Shinta. Berbeda dengan Rama yang mendadak menjadi kaku dan frigid terhadap Shinta setelah berhasil
merebutnya kembali dari tangan Rahwana. Itulah yang menjadi penyebab Shinta
membakar diri untuk membuktikan kesuciannya di hadapan Sri Rama. Nah..., kalau
sudah begini, siapa ya yang pantas jadi pahlawan?
Di sudut dunia yang lain, Ariel Sharon tak ubahnya
monster berdarah dingin bagi para pejuang Hamas dan bagi kebanyakan warga
Palestina. Pria yang lahir di Kfar Malal, Israel ini dianggap sebagai aktor
utama tragedi pembantaian Qibya pada tanggal 13 Oktober 1953 di mana saat itu
96 orang palestina terbunuh oleh pasukan yang dipimpinnya. Ia juga dianggap
bertanggungjawab terhadap aksi pembantaian Sabra dan Shatila yang mengakibatkan
3000 – 3500 orang pelastina tewas terbunuh sehingga kemudian ia mendapat
julukan sebagai Tukang Jagal dari Beirut. Sabtu, tanggal 11 Januari 2014, mantan Perdana Menteri
Israel Ariel Sharon meninggal dunia di Rumah Sakit Sheba, Tel Aviv, setelah
mengalami koma selama 8 tahun akibat penyakit stroke. Banyak pihak yang
bergembira atas kematiannya. Mengalami koma selama 8 tahun dan kemudian
meninggal dianggap sebagai suatu pembalasan yang setimpal dari Tuhan terhadap
apa yang sudah diperbuatnya selama hidup di dunia.
Bagi bangsa Yahudi, Ariel Sharon adalah salah satu pahlawan
terbesar Israel yang selalu terlibat dalam pertempuran penting mereka. Ia
pahlawan utama dalam perang Yom Kippur di tahun 1973 saat Angkatan Darat Mesir
mencoba menerobos wilayah Israel. Dia juga yang mendorong warga Israel
membangun pemukiman di tanah Palestina dan juga sekaligus tokoh yang memutuskan
menarik pasukan Israel dari pemukiman di Tepi Barat dan Gaza di tahun 2005.
Saat berlangsung gelombang bunuh dari oleh gerilyawan Palestina yang menggoncang
warga Yahudi, dan kemudian diikuti oleh
aksi intifada, Ariel Sharon malah mengirimkan tank dan tentara ke kota-kota
warga Palestina untuk membunuh para pemimpin militan Palestina.
Sulit untuk mendefinisikan Suharto sebagai pahlawan
bangsa atau bukan. Perlu pendekatan epic yang komprehensif untuk bisa
menetapkan Sri Rama atau Rahwana sebagai pahlawan atau pecundang. Dan apakah
seorang Ariel Sharon layak disebut pahlawan? Bagi Israel itu pasti, namun bagi
Palestina, ia tak ubahnya makhluk celaka yang kematiannya layak untuk
disyukuri. Kata “pahlawan” berasal dari bahasa sansekerta phala-wan yang mempunyai arti orang yang dari dalam dirinya menghasilkan
buah (phala) yang berkualitas bagi bangsa, negara, dan agamanya. Pahlawan juga
bisa berarti orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam
membela orang banyak. Jadi apakah ketiga tokoh di atas termasuk dalam kategori
pahlawan? Prespektif subyektifitas kita sendiri yang agaknya berpengaruh dalam
penilaian yang kita berikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar