Selasa, 28 Desember 2010

Pentingkah SBY Hadir di GBK?


Bukan rahasia lagi bahwa presiden kita yang satu ini menaruh perhatian yang lumayan besar dalam dunia olahraga terutama sepak bola. Beberapa kali Presiden SBY “kedapatan” menonton pertandingan sepak bola yang diselenggarakan di Gelora Bung Karno (GBK). Sebut saja laga internasional Timnas Indonesia melawan Arab Saudi dan Korea Selatan pada Turnamen Piala Asia pada tahun 2007 yang lalu. Meskipun kedua pertandingan tadi berakhir dengan kekalahan di pihak Indonesia, namun peristiwa tersebut sudah cukup mengindikasikan bahwa presiden kita adalah seorang yang gila bola.

Hobi nonton bola sang presiden terus berlanjut. Pada medio akhir tahun ini, SBY kembali meluangkan waktunya yang berharga tersebut untuk menyaksikan pertandingan friendly match antara Timnas Indonesia melawan Timnas Uruguay. Sempat dibuat tersenyum oleh gol fenomenal Boaz Salossa ke gawang Uruguay, dahi Presiden SBY terus dibuat berkenyit menyaksikan gawang Indonesia diberondong gol sampai tujuh kali oleh para pemain Uruguay.

Sempat muncul dugaan berbau klenik, mengapa Timnas kita selalu kalah setiap kali Presiden SBY hadir di GBK? Tapi dugaan itu langsung luntur saat Presiden kembali hadir dalam dua pertandingan semifinal AFF Cup antara Timnas Indonesia dan Timnas Filipina yang berakhir dengan kemenangan Timnas Indonesia. Kabarnya, orang nomor satu di Indonesia itu dijadwalkan akan kembali hadir pada pertandingan final AFF Cup malam ini.

Selintas tidak ada yang istimewa dengan kedatangan Preseiden di GBK untuk menyaksikan Timnas Indonesia bertanding membawa kehormatan bangsa dan negara. Namun tak urung cibiran bernada sumbang beurapaya untuk mengemuka. Presiden dinilai lebih memilih menonton bola ketimbang menyelesaikan tugas-tugasnya sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Kehadiran Presiden di GBK juga dituding oleh beberapa kalangan sebagai bagian dari political movement untuk mengembangkan pencitraan pribadi di mata publik. Di samping itu, kehadiran Presiden di tribun VVIP GBK dianggap membawa aturan protokoler istana yang super ketat sehingga mengganggu kenyamanan para penonton sepak bola yang lain.

Nada sinis semakin hebat menyeruak manakala di saat ribuan rakyat harus tergencet berdesakan untuk antre tiket, Sang Presiden dengan keluarga beserta dengan puluhan pejabat, paspanpres, dan intel dapat dengan mudah menyaksikan pertandingan dari kursi VVIP secara gratis. Tokoh sekaliber Fajroel Rahman melalui account twitter-nya bahkan menegaskan bahwa ini merupakan bentuk gratifikasi yang diterima Presiden SBY.

Meskipun didera dengan berbagai sindiran fals dari berbagai pihak, kehadiran Presiden SBY di GBK nanti malam sangat dinantikan. Dalam hal ini figur SBY jangan lagi dilihat sebagai milik Partai Demokrat semata. SBY adalah pemimpin kita saat ini dan juga merupakan simbol kewibawaan dan kharisma negara. Kehadiran Presiden dapat ditafsirkan sebagai bukti bahwa negara hadir dalam pertandingan nanti malam. Bung Fajroel Rahman boleh berpendapat demikian karena mungkin saja beliau malas antre di loket Senayan sehingga tidak kebagian tiket.

Silahkan datang Pak Be Ye….berikan dukungan kepada Timnas kita! Mohon jangan lupa untuk menekan Nurdin Halid untuk segera lengser dari kursi Ketua Umum PSSI. Tujuh tahun tanpa prestasi, geger penjualan tiket, dan carut marutnya Indonesia Super League merupakan bukti nyata dari ketidakberhasilannya memimpin PSSI. Keberhasilan Timnas kita sejauh ini bukanlah buah dari kepemimpinannya tapi semata-mata berkat kerja keras Coach Alfred Riedl, para pemain beserta dengan seluruh ofisial.

Bravo sepak bola Indonesia!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar