RESENSI BUKU
Nina Wang lahir di Shanghai, pada tahun 1937. Ia lahir dari keluarga miskin.
Ayahnya hanya pedagang sembako tapi memiliki cita-cita untuk membuat
anak-anaknya bisa bersekolah. Nina pun disekolahkan, lalu berkenalan
dengan Teddy. Mereka kemudian menjadi
sahabat yang tak terpisahkan. Keadaan politik China yang dilanda perang
saudara dan ancaman dari Jepang kemudian membuat Teddy berserta
keluarganya pindah ke Hongkong. Nina pun berpisah dengan Teddy dengan
penuh air mata tapi mereka berjanji kelak akan bertemu kembali walau
tidak pernah tahu kapan peristiwa itu terjadi.
Beberapa
tahun kemudian, Nina mendapatkan beasiswa pendidikan di sebuah
universitas dari perusahaan tempat ia berkerja. setahun sebelum ia lulus
kuliah, tiba-tiba perusahaan yang memberikannya beasiswa diambil alih
oleh pemerintah komunis. Untuk tetap bisa lulus kuliah, Nina pun
berdagang bakpao dan mengumpulkan tabungan hingga akhirnya ia lulus
kuliah. Keadaan ekonomi China yang sulit membuatnya kemudian memutuskan
pindah ke Hongkong. Salah satu harapan Nina selain berkerja tentunya ia
ingin mencari tahu keberadaan Teddy.
Takdir
memang mempertemukan mereka kembali tapi keadaan telah berubah, Teddy
sudah menjadi orang kaya dan memiliki tunangan. Sedangkan Nina hanya
seorang buruh di pabrik garmen. Ia sempat patah hati melihat pujaan
hatinya telah memiliki calon istri. Lagipula ia merasa, ia hanya orang
miskin yang tak pantas lagi mengenal Teddy sahabat kecilnya. Waktu
berjalan, tak disangka Teddy mengakhiri hubungannya dengan calon istri
lalu melamar Nina sebagai Istri. Pernikahan pun berjalan dengan bahagia
walau sempat ditentang oleh ayah Teddy.
Mereka
pun bekerja keras membangun perusahaan ChinaChem dari sebuah kontraktor
kecil menjadi pemimpin real estate terbesar di Hongkong. Sayang
kebahagiaan mereka tidak disertai dengan kehadiran seorang anak ketika
Nina harus menerima kenyataan mengalami gangguan indung telur. Walau
tidak memiliki keturunan, Teddy tidak pernah berhenti mencintai Nina
walau orang tuanya memintanya bercerai dan mencari istri yang bisa
memberikan keturunan. Kesetiaan Nina pun diuji ketika tiba-tiba teddy
diculik oleh mafia hitam di hongkong.
Mafia
itu meminta tembusan 11 juta $ AS agar Teddy selamat. Nina pun
mengabulkan permintaan penculik, teddy selamat dan kembali kepadanya.
Selang beberapa tahun kemudian, teddy kembali di culik. Mafia itu
meminta tembusan 34 juta $ AS. Nina menembus uang itu sayangnya penculik
yang kikir tidak pernah mengembalikan Teddy. Teddy dinyatakan hilang dan
divonis mati oleh pengadilan tertinggi di hongkong.
”
jangan tanya apakah Teddy masih hidup tapi tanyakan siapa saja yang
ingin dia mati” ( Teddy terkenal suka main sikut dalam berbisnis
sehingga memiliki musuh yang banyak)
Nina
melawan kesedian dan bangkit memimpin perusahaan suaminya yang nyaris
bangkrut karena menejemen serta krisis ekonomi Asia melanda.
Selain
harus berjuang menyelamatkan perusahaan, ia juga harus berjuang melawan
ayah mertuanya sendiri karena merasa warisan yang ditinggalkan oleh Teddy seharusnya jatuh ke tangan sang ayah. Nina tidak tinggal diam,
mereka sama-sama memiliki warisan yang dibuat oleh Teddy. Persidangan
pun berjalan selama bertahun-tahun. Harta Teddy sempat jatuh ke tangan
ayanya, tapi di tingkat kasasi Nina berhasil merebut warisan suaminya.
Ayah nina menyerah dan akhirnya meninggal karena kanker.
Setelah
berhasil memiliki warisan Teddy, Nina pun memimpin perusahaan itu
sampai ia dinobatkan menjadi perempuan terkaya di Asia oleh majalah
Forbes dengan nilai kekayaan sebesar 4,5 miliar $ AS. Uniknya walau
kekayaan nina sendiri melebihi ratu inggris. Gaya hidupnya sendiri
sangat sederhana, bahkan terbilang sangat pelit. Ia hanya menghabiskan
uang bulanan sebesar 500 $AS atau hanya sebesar gaji pembantunya. Ia
sering menjamu tamu bisnisnya di McDonalds dan terkadang terlihat sedang
memburu pakaian diskon factory outlet.
Dengan
gaya rambut kepang dua dan pakaian menyala, Nina dikenal masyarakat
hongkong sebagai orang kikir dan unik. Ia selalu terlihat dengan 50
pengawal pribadi ketika berjalan di Hongkong dan terkadang tak segan
pergi ke toko buku hanya untuk sekedar membaca komik secara gratis.
Kekayaan yang berlimpah sayangnya tidak selalu bisa menyelamatkan
hidupnya ketika ia di vonis dokter terkena penyakit kanker. Nina pun
meninggal dengan sejuta tanda tanya akan warisannya karena tidak
memiliki keturunan.
Tiba-tiba
ahli fengsui pribadinya, Tony Chan mengklaim telah mendapatkan warisan
dari Nina Wang yang akhirnya ditentang oleh adik-adik Nina. Babak kedua
perebutan warisan pun terjadi antara Tony Chan dan Adik-adik Nina dengan
bendera yayasan ChinaChem. Tony yang sempat menjadi kaya raya karena
pemberian Nina wang, akhirnya malah jatuh miskin untuk membayar
pengacara demi merebut warisan Nina yang sia-sia karena pengadilan
hongkong akhirnya menjatuhkan semua warisan Nina kepada Yayasan yang
dibenderai oleh perusahaan amalnya sendiri ChinaChem.
Kisah
nina bak telenovela yang sungguh menarik untuk disimak, bagaimana ia
sebagai gadis miskin tiba-tiba menjelma menjadi gadis terkaya di Asia.
tetapi apakah kekayaan membuat ia bahagia? lalu mengapa warisannya
seperti kutukan karena tak pernah ada yang benar-benar menikmatinya?
Pemesanan buku hubungi 087851126031
Add my pin BB 29D30F03
Tidak ada komentar:
Posting Komentar