Selasa, 30 April 2013

AKU GURU, MAKA AKU MENULIS


Menulis itu kontemplasi. Dengan menulis, kita merangsang, memacu, dan menuangkan pemikiran kita dalam bentuk tulisan. Pada awalnya memang butuh energi berlebih. Pusing dan penat kadang juga turut menyertai. Terutama bila kita merasa miskin ide dan gagasan. Namun sebenarnya ide dan gagasan itu bertebaran di sekeliling kita. Bila kita mampu mengaisnya, menulis bisa menjadi suatu aktifitas yang menyenangkan.

Guru itu perlu menulis. Dengan menulis berarti guru tidak membiarkan dirinya menjadi budak kurikulum yang sering berganti seirama dengan naik turunnya Bapak Menteri. Guru menjadi insan merdeka yang bebas berkreasi dalam bahasa tulisan. Tulislah apa saja. Tak perlu menunggu sekaliber Pramoedya Ananta Toer atau pun Andrea Hirata untuk berani menulis. Guru ya guru dan tidak berdosa apabila sang guru berkenan untuk menulis.

Masa hidup guru di dunia ini memang ada batasnya. Namun tulisan yang telah dibuat oleh guru akan terus bergema melintasi zaman. Menjadi inspirasi dari generasi ke generasi. Tulislah tentang kehidupan. Tulislah tentang keindahan sastra. Beranilah menulis tentang politik dan olahraga. Tuangkanlah pengalamanmu saat berhadapan dengan siswa yang berdiri di tepian jurang kegagalan. Kisahkanlah kepiawaianmu dalam memasak, merancang komponen listrik dan elektronika, atau pun dalam bermusik. Menulislah tentang metode pengajaran baru nan kreatif ala dirimu sendiri. Janganlah pernah minder dengan Einstein bila harus menulis tentang prespektif lain dari teori relativitas. Tidak usah merasa sungkan dengan Picasso, Pascal, Rumi, Sukarno, Gandhi, atau pun Bambang Pamungkas, bila tulisanmu berbenturan dengan alam berpikir mereka. Dan bila perlu, tulis sajalah tentang kecurangan berjamaah seputar Ujian Nasional yang terjadi setiap tahun yang dipampang secara nyata dan cetar membahana di depan pemandanganmu.

Komedian Bill Cosby pernah menyatakan bahwa ia tidak mengetahui kunci kesuksesan. Namun satu hal yang ia tahu bahwa kunci kegagalan adalah berusaha menyenangkan semua orang. Tulisan guru mungkin tidak mampu memuaskan dan menyenangkan semua orang. Tulisan guru mungkin akan diedit karena terlalu berani mengungkapkan fakta. Mungkin juga akan dicibir karena dianggap ngawur dalam segi kebahasaan. Dianggap sesat karena terlalu melompat jauh melintasi dimensi berpikir orang kebanyakan. Atau bahkan dibredel dan tidak pernah diterbitkan karena miskin potensi meraih keuntungan secara finansial.

Oh my goodness ....ribet amat mau menulis! Tinggal tulis saja maka tulisanmu jadi!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar