Pernah mendengar
istilah Messi Dependencia?
Messi Dependencia
adalah sebuah istilah untuk menggambarkan ketergantungan yang amat sangat tim
sepak bola Barcelona terhadap diri Lionel Messi. Barcelona adalah klub sepak
bola asal Spanyol yang merajai persepakbolaan dunia dalam 5 tahun belakangan
ini. Tidak bisa disangkal, kehebatan mereka selalu bertumpu pada diri seorang
Lionel Messi. Pemain asal Argentina tersebut seakan menjadi roh di dalam tim
Barcelona. Bila Sang Messi-as tidak bermain, maka Barcelona tak ubahnya seperti
sebuah tim medioker yang selalu kesulitan mencetak gol. Tidak ada lagi aksi aduhai
nan fantastis. Yang ada hanyalah gaya passing monoton tanpa sensasi yang
berarti sehingga mudah ditaklukkan. Lionel Messi tak ubahnya adalah sosok
penentu. Ia adalah kekuatan Barcelona yang nyata sekaligus juga titik lemah
kronis Barcelona yang sulit disembuhkan.
Ketergantungan
secara fatalistik terhadap hanya satu figur dalam sepak bola memang berdampak
negatif bagi sebuah tim. Bagaimana pun juga, sepak bola adalah permainan yang
menekankan pada kerja sama semua komponoen dalam tim dan bukan aksi one man show. Namun dalam iman
kristiani, Jesus Dependencia adalah sebuah keharusan. Yesus haruslah menjadi
pengendali utama dalam kehidupan kita sebab Dia adalah Pokok Anggur dan kita
ini adalah ranting-rantingnya. Ranting-ranting tersebut tidak dapat berbuat
apa-apa jika tidak bergantung penuh pada Sang Pokok Anggur.
Seiring dengan
berjalannya waktu, sebagai guru, kita merasa semakin ahli dalam menjalankan
tugas-tugas sehari-hari. Kita semakin berpengalaman dalam menghadapi berbagai
macam tipe siswa maupun orang tua. Rupa-rupa metode pengajaran juga berhasil
kita implementasikan dengan biak. Sertifikasi Pemerintah pun juga telah
berhasil kita raih. Ibaratnya, kita benar-benar sudah memahami apa yang harus
kita lakukan sebagai seorang guru. Kita menjadi sombong dan lupa bahwa tanpa
sadar kita sudah tidak lagi bergantung pada Tuhan.
Kita tidak lagi
melibatkan kuasa Roh-Nya bekerja dalam setiap materi yang kita persiapkan. Kita
tidak lagi berdoa dan berpuasa bagi para siswa kita yang menghadapi masalah.
Alih-alih menggunakan dasar Firman Tuhan, kita cenderung lebih nyaman
menggunakan pelbagai pendekatan pendidikan modern praktis dalam menyikapi
persoalan yang datang mendera. Bukan lagi Christ Center yang kita damba
melainkan Self Dependencia yang coba kita terapkan.
Apabila
permasalahan semakin menggurita, kita lalu berubah menjadi guru yang garang dan
tidak lagi ramah terhadap siswa. Kita menjadi kalut, stress, kamseupay,
dan galau karena selalu dikejar-kejar target ketuntasan mengajar. Kita bergelut
dengan program sekolah-sekolah setiap hari. Berkutat dengan nilai angka dan
narasi yang harus orisinil. Sementara itu, complaint
siswa dan orang tua juga datang silih berganti tanpa budaya. Sertifikasi yang
kita harapkan turun juga mendadak macet entah di mana padahal bertumpuk tagihan
bulanan sudah menanti. Intinya ....kita sungguh di dalam keadaan burning out!
Berhentilah
sebentar wahai Guru. Lihatlah Yesus, Sang Guru Agung itu. Ia tidak datang
dengan tangan mengacung untuk memberi kutuk dan hukuman. Ia datang dengan
tangan terbuka, mau menerimamu kemabali apa adanya. Jiwa yang letih lesu boleh
bebas datang mendekat kepada Yesus dan Ia berjanji akan memberikan kelegaan
yang sejati.
Messi Dependencia
adalah kelemahan mutlak, namun Jesus Dependencia adalah solusi. Jadi izinkanlah
Dia beraksi dalam derap dinamika kita sebagai guru, sebab di dalam Dia, kita
cakap menanggung segala sesuatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar