Selasa, 07 Mei 2013

MESSI DEPENDENCIA


Pernah mendengar istilah Messi Dependencia?

Messi Dependencia adalah sebuah istilah untuk menggambarkan ketergantungan yang amat sangat tim sepak bola Barcelona terhadap diri Lionel Messi. Barcelona adalah klub sepak bola asal Spanyol yang merajai persepakbolaan dunia dalam 5 tahun belakangan ini. Tidak bisa disangkal, kehebatan mereka selalu bertumpu pada diri seorang Lionel Messi. Pemain asal Argentina tersebut seakan menjadi roh di dalam tim Barcelona. Bila Sang Messi-as tidak bermain, maka Barcelona tak ubahnya seperti sebuah tim medioker yang selalu kesulitan mencetak gol. Tidak ada lagi aksi aduhai nan fantastis. Yang ada hanyalah gaya passing monoton tanpa sensasi yang berarti sehingga mudah ditaklukkan. Lionel Messi tak ubahnya adalah sosok penentu. Ia adalah kekuatan Barcelona yang nyata sekaligus juga titik lemah kronis Barcelona yang sulit disembuhkan.

Ketergantungan secara fatalistik terhadap hanya satu figur dalam sepak bola memang berdampak negatif bagi sebuah tim. Bagaimana pun juga, sepak bola adalah permainan yang menekankan pada kerja sama semua komponoen dalam tim dan bukan aksi one man show. Namun dalam iman kristiani, Jesus Dependencia adalah sebuah keharusan. Yesus haruslah menjadi pengendali utama dalam kehidupan kita sebab Dia adalah Pokok Anggur dan kita ini adalah ranting-rantingnya. Ranting-ranting tersebut tidak dapat berbuat apa-apa jika tidak bergantung penuh pada Sang Pokok Anggur.

Seiring dengan berjalannya waktu, sebagai guru, kita merasa semakin ahli dalam menjalankan tugas-tugas sehari-hari. Kita semakin berpengalaman dalam menghadapi berbagai macam tipe siswa maupun orang tua. Rupa-rupa metode pengajaran juga berhasil kita implementasikan dengan biak. Sertifikasi Pemerintah pun juga telah berhasil kita raih. Ibaratnya, kita benar-benar sudah memahami apa yang harus kita lakukan sebagai seorang guru. Kita menjadi sombong dan lupa bahwa tanpa sadar kita sudah tidak lagi bergantung pada Tuhan.

Kita tidak lagi melibatkan kuasa Roh-Nya bekerja dalam setiap materi yang kita persiapkan. Kita tidak lagi berdoa dan berpuasa bagi para siswa kita yang menghadapi masalah. Alih-alih menggunakan dasar Firman Tuhan, kita cenderung lebih nyaman menggunakan pelbagai pendekatan pendidikan modern praktis dalam menyikapi persoalan yang datang mendera. Bukan lagi Christ Center yang kita damba melainkan Self Dependencia yang coba kita terapkan.

Apabila permasalahan semakin menggurita, kita lalu berubah menjadi guru yang garang dan tidak lagi ramah terhadap siswa. Kita menjadi kalut, stress,  kamseupay, dan galau karena selalu dikejar-kejar target ketuntasan mengajar. Kita bergelut dengan program sekolah-sekolah setiap hari. Berkutat dengan nilai angka dan narasi yang harus orisinil. Sementara itu, complaint siswa dan orang tua juga datang silih berganti tanpa budaya. Sertifikasi yang kita harapkan turun juga mendadak macet entah di mana padahal bertumpuk tagihan bulanan sudah menanti. Intinya ....kita sungguh di dalam keadaan burning out!

Berhentilah sebentar wahai Guru. Lihatlah Yesus, Sang Guru Agung itu. Ia tidak datang dengan tangan mengacung untuk memberi kutuk dan hukuman. Ia datang dengan tangan terbuka, mau menerimamu kemabali apa adanya. Jiwa yang letih lesu boleh bebas datang mendekat kepada Yesus dan Ia berjanji akan memberikan kelegaan yang sejati.

Messi Dependencia adalah kelemahan mutlak, namun Jesus Dependencia adalah solusi. Jadi izinkanlah Dia beraksi dalam derap dinamika kita sebagai guru, sebab di dalam Dia, kita cakap menanggung segala sesuatu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar