Kamis, 03 Januari 2013

TIDAK ADA ALASAN UNTUK KHAWATIR



Pernahkah Anda merasa takut dan khawatir?
Saya sering merasakannya. Dan saya berpikir bahwa hal tersebut adalah manusiawi. Manusia bukanlah cyborg melainkan insan yang mempunyai perasaan yang dinamis. Dalam kedinamisan itulah terselip perasaan khawatir. Khawatir gagal, khawatir tidak bisa membayar tagihan bulanan, takut menjadi tua, khawatir terhadap proses persalinan sang istri dan lain sebagainya. Semuanya itu wajar, asalkan kita membawa semua kekhawatiran ke hadapan Tuhan Yesus. Yang tidak wajar adalah apabila kita tetap bertahan di dalam kekhawatiran tersebut dengan menggunakan hikmat dan kekuatan kita sendiri.

Banyak orang memprediksikan sesuatu yang negatif akan terjadi di tahun 2013 ini. Pandangan tahayul yang tidak sehat juga turut menggiring opini kita. Tahun 2013 adalah tahun ular air. Angka 13 adalah angka sial. Banyak malapetaka bakal terjadi. Tetapi lepas dari semuanya itu, Tuhan sebenarnya mengerti bahwa manusia adalah makhluk yang mudah untuk takut dan khawatir. Manusia gampang tawar hati dan menjadi lupa akan kebaikan Tuhan. Ingatkah kita bahwa Tuhan sudah berulang kali menguatkan kita dalam Alkitab untuk tidak perlu menjadi khawatir? Jika Tuhan sendiri sudah menegaskan supaya kita tidak perlu khawatir, maka sebenarnya kita tidak punya alasan untuk terus menghidupi rasa khawatir itu.

Beberapa bulan lagi, istri saya akan melahirkan. Jujur saja ada juga perasaan di khawatir di hati ini tentang keadaan anak yang nanti akan dilahirkan. Bagaimana kalau dia terlahir dalam keadaan cacat fisik? Bagaimana kalau si kecil memiliki keterbelakangan mental? Bagaimana dengan keselamatan sang Ibu? Cukupkah uang saya? Dan sebagainya, dan sebagainya. Semakin saya khawatir, semakin saya sadar bahwa hal itu tidak mendatangkan faedah apa-apa bagi saya. Yang saya lakukan adalah mengambil keputusan untuk menyerahkannya kepada Tuhan Yesus. Di dalam Dialah ternyata saya menemukan ketenangan. Serius ..!

Bagaimana cara menyerahkan kekhawatiran kita kepada Tuhan? Satu-satunya cara adalah melalui berdoa. Dalam suratnya kepada jemaat Filipi, Rasul Paulus menegaskan: “Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dalam ucapan syukur. Damai sejahtera yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” (Filipi 4: 6 - 7)  Berdoa itu lebih dari sekedar meminta kepada Tuhan. Berdoa adalah media kita untuk berkomunikasi dengan-Nya. Prayer is the most powerful weapon to change everything in our life.

Keintiman yang muncul di antara suami dan istri akan memunculkan buah hati. Keintiman yang dibangun bersama dengan Tuhan secara otomatis akan melahirkan buah-buah Roh. Dalam konteks ini, jika kita sudah menyerahkan kekhawatiran kita kepada-Nya, maka buah Roh damai sejahtera akan melingkupi hati dan pikiran kita.

Lalu apakah setelah kita menyerahkan kekhawatiran, masalah kita akan lenyap dengan sendirinya? Tentu saja tidak. Permasalah itu masih ada di depan kita. Tetapi saat itu, kita tidak lagi sendirian menghadapinya. Ada Tuhan Yesus bersama dengan kita yang siap memberikan kekuatan supaya kita mampu menanggung segala sesuatu. Bersama dengan Dia, siapakah lawan kita, bukan?

Sungguh..., tidak ada alasan lagi buat kita untuk tinggal dalam kekhawatiran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar