Minggu, 08 Agustus 2010

Merayakan Kebaikan Tuhan


“Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya.”
Mazmur 103: 1 – 2
Manusia adalah makhluk yang cenderung lupa terhadap segala sesuatu, tak terkecuali terhadap semua kebaikan Tuhan. Manusia juga cenderung berfokus pada apa yang belum mereka dapatkan dan tidak bersyukur terhadap apa yang Tuhan sudah berikan dalam hidupnya. Ada banyak alasan bagi kita untuk terus menggerutu terhadap kehidupan ini. Tapi sadarkah kita bahwa ada jauh lebih banyak alasan bagi kita untuk tetap mengingat kebaikan-Nya? Untuk itulah kita perlu membiasakan diri dengan sengaja untuk terus mengingat dan bersyukur atas kebaikan Tuhan.
Mengingat kebaikan Tuhan adalah tindakan yang perlu untuk diupayakan. Daud merasa perlu untuk mengatakan kepada dirinya sendiri untuk terus mengingat kebaikan Tuhan. Ia menyadari bahwa dirinya perlu di-setting sedemikian rupa untuk tidak melupakan segala hal yang sudah Tuhan perbuat dalam kehidupannya.
Seringkali kita lebih mengingat segala hal buruk yang terjadi dalam hidup kita ketimbang mengingat kebaikan Tuhan. Kita lebih fokus terhadap harga susu anak yang semakin naik, biaya pendidikan yang semakin mahal, anggsuran rumah yang belum lunas, anak sakit, sampai ketakutan bila pajak yang kita bayar dikemplang orang. Memori yang seperti itu memang lumrah terjadi. Namun fokus yang salah akan mempengaruhi respon kita terhadap semua kebaikan Tuhan yang sebenarnya telah lebih banyak kita rasakan.
Pada saat Bangsa Israel baru saja keluar dari Mesir, mereka dengan segera memberontak di hadapan Tuhan. Hati mereka menjadi tawar ketika mengetahui bahwa di hadapan mereka membentang gurun pasir tanpa adanya sumber air. Mereka lupa terhadap segala perbuatan besar nan ajaib yang sudah Tuhan perbuat di Mesir. Apa yang lebih dahsyat dari 10 tulah itu? Adakah yang lebih spektakuler dan menggetarkan jiwa dari peristiwa menyebrangi Laut Teberau? Namun sayangnya seakan-akan hal-hal dahsyat tersebut seperti angin lalu saja dan tidak berbekas di ingatan Bangsa Israel. Alkitab mencatat bahwa Tuhan sungguh tidak berkenan terhadap sebagaian besar bangsa itu.
Sepuluh tahun penyertaan Tuhan terhadap Sekolah Dasar Masa Depan Cerah memang belum bisa dibandingkan dengan empat puluh tahun penyertaan-Nya terhadap bangsa Israel di padang gurun. Namun dalam rentang waktu tersebut, kita telah menerima lebih banyak kebaikan Tuhan ketimbang segala kemalangan yang pernah terjadi. Bila kita mau menghitung berkat Tuhan satu persatu, kita akan mempunyai banyak alasan untuk merayakan kebaikan-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar