Senin, 18 April 2011

Seorang Pecundang yang Sangat Berhasil


Pernakah Anda mendengar nama Johan Heinrich Pestalozzi? Ia adalah pengajar yang memelopori sistem pendidikan (pedadogue) baru yang dipakai di Sekolah Dasar Modern di Swiss. Terlahir di Zurich, 12 Januari 1746, Pestalozzi ternyata bukan termasuk siswa berkemampuan akademis cemerlang di sekolahnya. Ia sangat tidak tertarik pada tugas-tugas sekolah berbasis hafalan dan lebih suka bermain-main dengan imajinasi dan khayalannya sendiri. Hasilnya, ia berkali-kali tidak naik kelas.

Masa kecil Pestalozzi memang sangat mengenaskan. Ia adalah seorang anak yatim yang bertubuh lemah dan sering sakit-sakitan. Akibat kelemahan tubuhnya tersebut, Pestalozzi kurang bisa bermain seperti selayaknya anak-anak laki sebayanya yang lain. Prilakunya yang sering tenggelam dalam dunia khayalan membuatnya kerap kali dijuluki Heinrich Bodoh dari Kota Aneh. Sungguh menyakitkan, bukan?

Terinspirasi oleh jejak kakeknya, Pestalozzi muda memutuskan untuk menjadi seorang pendeta Protestan. Keputusannya itu juga berdasarkan keprihatinan yang dalam di hatinya manakala melihat ketidakadilan sang penguasa yang sering menindas rakyat jelata. Ia berpendapat bahwa pendidikan adalah solusi utama bagi kehidupan bermasyarakat. Namun karena mudah nervous dan tidak memiliki daya ingat yang baik, ia pernah berhenti mendadak saat berkhotbah karena lupa isinya. Pengalaman yang buruk itu membuatnnya menjadi bahan cemoohan bagi banyak orang yang kemudian menyebabkan ia mundur sebagai seorang pendeta.

Pestalozzi kemudian memasuki Universitas Zurich, tempat yang membuatnya tertarik dengan dunia pengajaran. Ia juga menaruh perhatian yang dalam di dunia politik dan segala permasalah sosial yang mendera masyarakat Swiss pada waktu itu. Dalam bukunya berjudul The Evening Hours of Hermit, Pestalozzi menegaskan bahwa sebenarnya pendidikan itu dapat dimulai dari rumah dengan berdasarkan pada kegiatan kehidupan sehari-hari secara langsung. Karyanya ini menjadi bestseller di Jerman dan nama Pestalozzi menjadi terkenal.

Pada saat Prancis menginvansi Swiss pada tahun 1798, jumlah anak-anak yatim piatu di Swiss mengalami peningkatan. Pestalozzi kemudian tergerak untuk membuktikan nilai-nilai kekristenan yang dianutnya dalam suatu tindakan nyata. Ia segera mengumpulkan sejumlah besar dari anak-anak tersebut di dalam rumah-rumah penampungan anak-anak yatim piatu yang dimilikinya.

Tidak puas sampai di situ saja, Pestalozzi kemudian memutuskan untuk menjadi sukarelawan guru bagi anak-anak di pedesaan. Metode mengajarnya yang sangat berbeda dengan metode pengajaran yang lazim pada waktu itu berhasil menarik perhatian banyak orang. Akhirnya Pestalozzi berhasil membangun sekolahnya sendiri yang di kemudian hari nanti menjadi sangat terkenal dan mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Swiss. Saat ini, seluruh metode pendidikan di Eropa dimodifiksai dari pemikiran Johan Heinrich Pestalozzi. Siapa sangka bahwa orang ini dulunya memiliki catatan masa kecil yang kelam.

Pestalozzi dikenal sebagai Bapak Pendidikan Modern yang memiliki konsep memberi perhatian secara pribadi kepada anak didik. Dengan konsep ini, proses belajar mengajar memungkinkan setiap anak berkembang secara optimal. Baginya pendidikan harus berpusat pada diri anak itu sendiri dan bukan pada kurikulum. Tujuan pendidikan adalah membuka rahasia ilmu pengetahuan melalui pelbagai pengalaman aktifitas pembelajaran, bukan berpusat pada guru maupun teks buku.

Pestalozzi juga menekankan bahwa suasana di dalam kelas haruslah menyerupai suasana di dalam keluarga. Kelas perlu memiliki atmosfer kepedulian, cinta kasih dan juga kedisiplinan. Ide ini terinspirasi dari nilai Kekristenan yang mampu diaplikasikan dengan baik oleh ibu Pestalozzi saat mendidik anak-anaknya di dalam keluarga. Tidak ragu lagi bahwa pendekatan personal seperti di dalam keluarga adalah komponen terpenting di dalam pendidikan.

Johan Heinrich Pestalozzi tutup usia pada 12 Januari 1746. Pada batu nisannya tertulis tulisan sebagai berikut: “Dialah juruselamat kaum miskin di Neihof, Pengkhotbah rakyat dalam buku Lienhard und Gertrud. Bapa anak piatu di Stanz, Pendiri Sekolah Dasar Baru di Burghof dan Münchenbuchsee, Pendidik umat manusia di Yverdun, Seorang laki-laki, seorang Kristen, seorang warga negara. Segala sesuatu bagi orang lain, sedangkan bagi dirinya sendiri tidak ada apa-apa! Terpujilah namanya!”

Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Bagi mereka yang mau berusaha dan bekerja keras selalu ada jalan keluar. Apa yang dianggap hina menurut pandangan dunia dapat menjadi sesuatu yang dahsyat dan luar biasa di dalam tangan-Nya. Mari tetap terus berjalan bersama Tuhan. Kita hantam kesombongan dunia dengan sikap rendah hati sambil tetap berserah diri.

1 Korintus 1:27
Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar