Sabtu, 23 April 2011

Di Bawah Bayang-Bayang Maut


“Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku daripada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Namun karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamudari dunia sebab itulah dunia membenci kamu. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu.”
Yohanes 15: 18 – 20


Figur yang pertama mati bagi gereja adalah Yesus sendiri. Peristiwa penyaliban-Nya yang telah menjadi inspirasi dan sumber bagi semua kemartiran, terekam dengan begitu jelas di dalam Alkitab. Kita bersyukur bahwa Ia bukanlah Allah yang tinggal dalam kematian tetapi kebangkitan-Nya, yang bagi sebagian orang merupakan kontroversi tiada akhir, telah memberikan keberanian bagi murid-murid-Nya untuk terus mengabarkan injil sampai ke ujung bumi.

Orang kedua yang menderita dan mati bagi gereja adalah Stefanus. Stefanus, yang namanya berarti “mahkota”, menjadi martir karena memberitakan injil kepada orang-orang yang telah membunuh Yesus. Alkitab mencatat bahwa orang saleh ini terbunuh di luar tembok kota dengan cara dirajam. Peristiwa tersebut terjadi 8 tahun setelah penyaliban Yesus. Itu berarti kematiannya terjadi pada tahun 35 M karena sesungguhnya Yesus dianggap lahir pada tahun 6 S.M.

Pasca pembunuhan terhadap Stefanus, Lukas mencatat, “Pada waktu itu mulailah penganiayaan terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria.” (Kisah Para Rasul 8 : 1)

Inilah kisah martir dari murid-murid pemberani dari Tuhan Yesus.

Yakobus
Yakobus adalah anak Zebedeus dan Salome merupakan ayak rasul Yohanes. Ia adalah yang pertama menjadi martir dari antara 12 rasul (Kisah Para Rasul 12 : 2) melalui hukuman mati sekitar tahun 44 M atas perintah Herodes Agrippa I dari Yudea. Penulis terkenal, Clemens Alexandrinus, menulis bahwa ketika Yakobus dibawa untuk dieksekusi, keberaniannya yang luar biasa itu menimbulkan kesan yang mendalam pada salah satu orang yang menangkapnya. Orang itu jatuh bertelut di hadapan Yakobus seraya memohon ampun dan mengaku bahwa ia sebenarnya adalah seorang Kristen juga. Akhirnya mereka berdua dipenggal kepalanya.

Matius
Matius mengabarkan injil sampai ke tanah Ethiopia. Beberapa tulisan mengatakan bahwa ia direbahkan di tanah dan dipancung kepalanya di kota Nadabah (atau Naddayar), Ethiopia, sekitar tahun 60 M.

Yakobus (Kecil)
Yakobus ini adalah saudara Yesus dan penulis surat Yakobus di dalam Alkitab. Ia sepertinya menjadi pemimpin jemaat di Yerusalem. Menurut Flavius Josephus, ahli sejarah Yahudi, imam besar Ananus memerintahkan agar Yakobus dihukum mati dengan cara dirajam. Namun Hegessipus, penulis Kristen awal, mengutip ahli sejarah abad ke-3 Eusebius, bahwa Yakobus dilemparkan dari menara Bait Allah. Ia tidak langsung mati setelah dijatuhkan, jadi kepalanya dipukul lagi dengan pentungan besi.

Matias
Dipilih untuk menggantikan posisi Yudas Iskariot. Ia dirajam batu di Yerusalem dan kemudian mati dipancung.

Andreas
Andreas adalah saudara Petrus. Ia mengabarkan injil kepada banyak bangsa Asia dan menjadi martir di Odessa dengan disalibkan pada kayu salib berbentuk huruf X.

Markus
Markus mati dengan cara diseret sampai tubuhnya terkoyak-koyak oleh orang-orang Alexandria ketika ia berbicara menentang perayaan yang khidmat untuk berhala bernama Serapis.

Petrus
Kisah kemartiran Petrus berasal dari laporan Hegesipus. Ketika Petrus sudah tua, Kaisar Nero berencana untuk menjatuhinya hukuman mati. Ketika murid-murid Petrus mendengar kabar itu, mereka memohon agar Petrus meninggalkan kota Roma. Namun, ketika Petrus sampai di pintu gerbang kota, ia melihat Yesus berjalan ke arahnya. Petrus menjatuhkan diri bertelut sambil berkata, “Tuhan, Engkau mau pergi ke mana?” Yesus menjawab, “ Aku datang untuk disalibkan lagi, karena gembala umatku melarikan diri.” Melalui penglihatan itu, Petrus tahu bahwa sudah waktunya bagi dia untuk mati sambil mempermuliakan Allah. Ia kembali masuk ke dalam kota dan langsung ditangkap. Menurut St. Jerome, Petrus meminta agar disalibkan dengan posisi terbalik karena ia merasa tidak layak untuk disalibkan dengan posisi yang sama dengan Tuhannya.

Paulus

Rasul ini sering dianggap memutarbalikkan ajaran Kristus dengan cara memasukkan pengajaran palsu yang dipakai oleh orang-orang Kristen hingga saat ini. Apabila ia seseorang yang sengaja disusupkan untuk menyesatkan orang percaya, sudikah ia mati bagi imannya? Saya rasa tidak. Sejarah mencatat bahwa Paulus tetap setia sampai akhir dan dihukum penggal atas perintah Kaisar Nero pada tahun 66 M.

Yudas
Ia adalah saudara Yakobus. Ia disalibkan di Edessa, kota kuno di wilayah Mesopotamia. Sekitar tahun 72 M.

Bartolomeus
Ia berkhotbah sampai ke wilayah India Timur. Orang-orang setempat memukuli dan menyalibkannya sampai mati.

Tomas
Tomas memberitakan injil sampai ke Persia, Parthia, dan India. Di Calamina, India, ia mengalami penyiksaan. Tubuhnya ditusuk tombak dan dilemparkan ke dalam oven raksasa yang menyala-nyala.

Lukas
Lukas seorang non-Yahudi, mungkin orang Yunani. Ia seorang tabib di Troas dan mungkin bertobat di sana melalui penginjilan Paulus. Setelah kematian Paulus, Lukas tampaknya meneruskan pemberitaan Injil. Salah satu sumber kuno menyatakan, “Ia melayani Tuhan tanpa gangguan karena ia tidak memiliki istri ataupun anak dan pada saat ia berusia 84 ia jatuh tertidur di Boeatia”. Sumber yang lain mengatakan bahwa ia pergi ke Yunani dan menjadi martir dengan digantung pada pohon zaitun di Athena pada tahun 93 M.

Yohanes
Rasul Yohanes ditangkap dan dibawa ke Roma tempat ia dilemparkan dalam tempat penggorengan yang diisi minyak yang mendidih, tetapi tidak melukainya. Akibatnya kemudian dibuang oleh Kaisar Domitian ke Pulau Patmos, tempat ia menulis kitab Wahyu. Ia satu-satunya rasul yang tidak mengalami kematian yang mengerikan.

Bayang-bayang maut selalu mengancam gereja Tuhan yang benar dari zaman ke zaman. Namun gereja semakin dibabat selalu semakin merambat. Berakar kuat melalui pengajaran Tuhan kita Yesus Kristus. KematianNya di atas kayu salib hampir 2000 tahun yang lalu menjadi sebuah pertanda bahwa maut sebenarnya sudah dikalahkan. Sebagai orang percaya, kita tidak perlu takut lagi terhadap semua ancaman yang membayang. Kita tidak takut terhadap teror bom, tidak takut dengan aksi kaum fundamentalis, atau seringai setan tak berbentuk sekalipun. Dan kalau tokh kita harus menderita karena iman percaya kita, bukankah hal tersebut merupakan suatu kehormatan yang tidak terkira karena dapat bersekutu dalam penderitaan bersama-sama dengan Dia?

Selamat Paskah….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar