Senin, 20 September 2010

Manusia Setengah Dewa

Saya itu tidak pernah suka basket. Namun ada satu pemain bola basket yang membuat saya terperangah. Orang itu mampu “memaksa” saya untuk mengatakan bahwa olahraga basket sungguh menarik dan enak ditonton. Dia adalah Michael Jordan.

Setiap cabang olahraga pasti mempunyai tokoh icon. Sepakbola selalu identik dengan Pele dan Maradona. Golf mempunyai Tiger Word. Bulu Tangkis ada Rudy Hartono. Motor GP ada Valentino Rossi. Tinju punya Cassius Clay atau Muhammad Ali. Untuk bola basket, saya bisa mengatakan bahwa Michael Jordan adalah sang legenda.

Michael Jordan adalah pribadi yang sangat unik. Meskipun postur tubuhnya tidak terlalu tinggi dan kekar sebagaimana lazimnya para jagoan NBA, kemampuannya di lapangan sudah tidak lagi diragukan. Berbagai atraksi menarik disuguhkan saat bertanding. Ia bahkan disebut-sebut bukan lagi sebagai seorang atlet, melainkan sudah menjadi aktor film yang mengundang decak kagum penontonnya.

Dunia basket sempat terhenyak ketika pada tahun 1993 secara mendadak Michael Jordan mengundurkan diri dari cabang olahraga yang sudah membesarkan namanya itu. Padahal saat itu ia sedang berada di puncak karirnya. Banyak orang merasa kehilangan. Bagi saya sendiri, basket seperti kehilangan daya magisnya. "Saya mundur karena sudah tidak mempunyai motivasi lagi,” begitu kata Jordan waktu itu.

Michael Jordan tengah merasakan kehampaan. Semuanya sudah ia raih. Gelar NBA, medali emas Olimpiade Barcelona, ketenaran, kekayaan, …. Mau apa lagi? Ia merasa bahwa sudah tidak perlu membuktikan apa-apa lagi kepada siapa pun. Selanjutnya, Michael Jordan dikabarkan menekuni cabang olahraga baseball. Sayang, ia tidak meraih kesuksesan di sana.

Banyak komentar yang meminta Michael Jordan untuk kembali ke dunia basket. Tokh usianya dirasa belum terlalu tua untuk kembali berlaga di NBA. Dan, hal itu akhirnya diwujudkan oleh Michael dengan bergabung lagi ke tim Chicago Bulls pada tahun 1995. "Saya mundur karena merasa sudah tak ada tantangan lagi. Dan saya kembali lagi karena saya merasa kini ada tantangan baru," sebut Jordan dalam sebuah wawancara. Banyak orang berpendapat bahwa tantangan baru yang dimaksud adalah munculnya seorang bintang basket baru dari LA Lakers. Ia dalah Kobe Bryant.

Sosok Jordan memang fenomenal. Jika beberapa orang merasa kurang nyaman saat bertemu dengan halangan dan rintangan, ia justru mencarinya. Hal tersebut juga ditunjukkan ketika masa awal kuliah. Karena tak punya tinggi badan yang memadai untuk masuk tim utama, dirinya sempat disingkirkan. Namun, bukannya merasa putus asa, ia terus berlatih sendiri hingga tinggi badannya mencukupi. Meski masih dianggap kurang ideal, ia mampu mencetak skor meyakinkan sehingga akhirnya jadi pilihan utama. "Saya dapat menerima kegagalan, tapi saya tidak dapat menerima jika saya belum mencoba," sebut Jordan mengungkap rahasia suksesnya.

Kini, nama Jordan sangat lekat sebagai ikon NBA. Tak urung, legenda basket lain seperti Larry Bird pun hingga sampai mengomentari, "Dewa menyamar sebagai Michael Jordan." Prestasi fenomenalnya membuat ia sering diundang untuk menyemangati banyak orang dalam berbagai bidang. "Saya sudah lebih dari 9000 kali gagal melakukan tembakan. Saya sudah hampir 300 kali kalah dalam pertandingan. Setidaknya, 26 kali saya dipercaya untuk menjadi algojo penentu kemenangan dan saya gagal. Saya gagal terus dan terus dalam hidup saya. Dan, justru karena itulah saya sukses," sebut Jordan dalam beberapa kali pidatonya.

Prestasi fenomenal Michael Jordan tak diperoleh dalam sekali dua kali latihan. Ia juga sering gagal dalam kariernya. Namun, justru itulah yang menjadikan dia legenda hingga saat ini. Karena, ia tak pernah menyerah pada keterbatasan. Dan bahkan, ia mampu mengubahnya menjadi sebuah kekuatan. Keyakinan, kerja keras, dan ketekunan adalah contoh nyata dari seorang Michael Jordan yang patut kita contoh untuk mencapai sukses sebenarnya.

Michael Jordan bukanlah manusia setengah dewa. Ia juga bukan makhluk surgawi yang tiba-tiba jatuh dari langit. Ia hanya manusia biasa yang mau bekerja keras.

Note:
Setelah Michael Jordan benar-benar pensiun, saya kembali tidak menyukai bola basket. Bagi saya hanya ada satu Michael Jordan, tidak ada yang lain …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar