Senin, 31 Desember 2012

IMAN YANG TERSELIP DALAM KLINIK DOKTER



Beberapa hari yang lalu saya memeriksan istri ke klinik dokter kandungan untuk kontrol bulanan. Setelah tiba di klinik yang dituju, kami baru diberitahu bahwa dokter kandungan yang biasa melayani kami sedang cuti akhir tahun. Namun kami tidak perlu risau karena masih ada dokter pengganti yang siap membantu kami. Meskipun merasa kurang enak, kami setuju untuk berada dalam pemeriksaan dokter pengganti tersebut.

Sang dokter pengganti ternyata seorang perempuan paruh baya yang lugas dan cekatan. Dengan antingnya yang besar, make up yang cukup tebal dan jilbab modern yang dikenakannya, ia lebih mirip seorang gipsi dari  pada seorang dokter kandungan. Saya kok jadi ingat sosok Maria Mercedez, ya? Hahahaha .....Tapi okelah ...ia ternyata melakukan tugasnya dengan baik. Setelah memeriksa kandungan istri saya, ia kemudian memberikan resep obat.

Saya kemudian diingatkan bahwa iman itu sama dengan pergi ke dokter. Tidak pernah kita mengenal dokter itu secara pribadi, namun kita mempercayai setiap kalimat yang keluar dari mulutnya. Resep yang diberikan pun terkadang sulit untuk kita baca. Namun kita tetap membawanya juga, membayar tagihannya lalu membawanya ke sebuah tempat yang sangat tidak familiar bernama apotik. Obat yang kemudian kita terima dari apotik juga tidak kita pahami kandungannya, namun meskipun demikian tetap kita minum obat tersebut. Mengapa hal itu bisa terjadi? Karena kita percaya terhadap dokter dan obat yang diberikan.

Banyak orang mengatakan bahwa mengikuti Yesus itu sama seperti sebuah perjudian. Tapi kita memilih untuk menyebutnya sebagai langkah iman. Tidak pernah kita tahu apa yang bakal terjadi di depan kita,  namun kita tetap saja kita mempercayakan seluruh kehidupan kita kepadaNya. Mungkin kita sering bertanya, mengapa banyak hal yang tidak menyenangkan datang menerpa kehidupan kita. Tapi sebenarnya Yesus tidak memiliki kewajiban untuk menjelaskan semuanya itu kepada kita. Ia meminta kita tidak untuk mengerti dan memahami. Yesus meminta kita untuk percaya.

Tahun 2013 sesaat lagi akan kita masuki. Seperti biasa, banyak prediksi yang dibuat oleh banyak pihak. Tarif listrik bakal naik bertahap sampai empat kali dalam setahun, pergantian kurikulum pendidikan, kegaduhan politik yang semakin membahana, pemotongan 3 angka nol dalam mata uang kita, ....pokoknya macam-macam lah. Membuat resah, bukan? Menjadi resah itu manusiawi. Namun biarlah itu menjadi dasar bagi kita untuk meletakkan kepercayaan kita pada pemegang kehidupan itu sendiri. Mengikuti Yesus itu bukan gambling. Mengikuti Yesus itu adalah langkah iman.

Selamat tahun baru 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar