Sabtu, 22 Desember 2012

MAMA DAN SENAPAN MESINNYA



Anda tahu senapan mesin?
Senapan mesin adalah senjata favorit para kombatan di berbagai medan perang. Selain dapat bersifat portable, jenis senjata ini mampu memuntahkan ratusan peluru dalam hitungan detik. Berbeda sekali dengan senapan angin yang terkendala dari sisi efisiesi dan efektifitas. Dampak kerusakan yang dibuat oleh senapan mesin pun jauh lebih besar daripada jenis senjata api yang lain.

Mama saya orangnya simple. Tapi bila sedang memarahi anak-anaknya, beliau tak ubahnya seperti sebuah senapan mesin keluaran terbaru. Peluru pemusnah membuncah ke mana-mana. Siap menerjang dosa-dosa kami sampai pada serambi yang paling detail. Dari terbit matahari sampai pada masuknya suara omelan mama tetap membahana. Jika sedang mood, kemarahan mama akan bersifat kompilasi. Melebar ke mana-mana, bak kaleidoskop akhir tahun yang memutar ulang setiap peristiwa bodoh yang kami perbuat di masa lalu. Beda banget dengan papa saaya almarhum. Orangnya tenang dan tidak banyak bicara. Namun bila marah, beliau mirip shot gun. Meledak sekali tapi mantab jaya dampaknya.

Cara mama mengomel terhadap anak-anaknya tak jarang membuat saya gerah juga. Tapi ya itulah mama dengan bahasa kasihnya. Setiap omelan yang keluar adalah semata-mata demi kebaikan kami, anak-anaknya. Teman saya pernah bertutur bahwa wajar bila seorang mama mengomel. “Jika tidak demikian, rumahmu bakal kotor dan semrawut,” katanya. Hmmm ....Anda setuju? Untuk konteks ini saya 100 persen setuju.

Mama saya bukan wanita yang berpendidikan tinggi. Bila sekitar seratus tahun yang lalu, Kartini pernah dengan lantang menyerukan kesetaraan antara pria dan wanita, mama saya cukuplah eksis dengan gayanya sendiri. Beliau seorang wanita pekerja keras. Ketika papa meninggal, mama tidak terhempas dalam jurang pengasihan terhadap diri sendiri. Beliau tetap tegar mencari nafkah sampai semua anak-anaknya mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.

Kini mama saya sudah semakin senior dan matang. Saya enggan menyebutnya tua karena semangat beliau tetap saja seperti yang dulu. Lugas, berani dan straight to the point. Beliau tetap aktif bekerja mengurusi pelbagai bisnisnya meskipun raga bisa dibilang tidak belia lagi. Bekerja bukan semata-mata demi penghasilan, tapi demi kehormatan dan rasa tanggung jawab terhadap beban yang sudah Tuhan tempatkan di bahunya. Diberkatilah dan dimuliakanlah Dia yang sudah menciptakan para mama tangguh di muka bumi ini.

Look at her...she is my mom and I love and proud of her so much.

Happy mother’s day ....

1 komentar: