Sabtu, 22 Desember 2012

INGAT, DILARANG JADI PENGGEMAR KRISTUS!!



Setelah peristiwa mujizat piknik bersama 5000 orang yang dikenyangkan hanya dengan 5 roti dan 2 ikan, Yesus seakan menjadi top figure yang selalu dicari orang. Kemanapun dan dimanapun Dia pergi, dipastikan ada banyak orang mengikutiNya. Namun ternyata Yesus tidak terkesan dengan besarnya jumlah pengikut. Ia malah mencela para pengikutnya tersebut karena mereka mengikuti Yesus hanya semata-mata supaya bisa makan dengan kenyang. Saya pikir, Yesus bukannya anti dengan popularitas. Yesus hanya mau bertindak benar. Mantan Presiden Notre Dame University, Theodore Hesenburg, pernah berkata bahwa kita tidak mengambil keputusan karena hal itu mudah. Kita juga tidak akan mengambil keputusan karena hal itu murah. Tidak juga kita mengambil keputusan untuk sekedar meraih popularitas. Kita mengambil keputusan karena hal itu BENAR.

Bisa jadi keputusan kita untuk menjadi orang percaya didasari oleh beberapa motivasi. Mungkin kita ingin diberkati. Ingin hidup sehat dan panjang umur. Atau juga ingin dipuji orang oleh karena lihainya kita bermain musik dalam tim praise and worship. Ingin menjadi pusat perhatian sehingga kita mengambil pelayanan sebagai singer atau pengkhotbah. Ada juga yang hanya ingin memiliki aktivitas gerejawi sehingga menarik kesan calon mertua. Bahkan mungkin juga kita memutuskan untuk jadi Kristen karena Alkitabnya menggunakan Bahasa Indonesia sehingga mudah dimengerti (aduh konyol sekali ...!).

Berbagai macam motivasi di atas tidak sepenuhnya salah. Boleh kok diberkati. That’s ok for being rich. Tidak apa-apa lho bila mendapat jodoh di dalam gereja. Tidak masalah bila kemudian terjun ke Indonesia Idol hanya gara-gara awalnya belajar musik dan menyanyi di gereja. That’s fine. Tapi ternyata Yesus mencari substansi yang lain yang lebih hakiki. Ia mencari pengikut Kristus, bukan penggemar Kristus.

Secara sepintas, para pengikut Kristus dan para penggemar Kristus sama sekali tidak bisa dibedakan. Mereka sama-sama pergi ke gereja. Sama-sama memberikan perpuluhan. Mereka juga sama-sama merayakan Natal dan Paskah. Sama-sama baca Alkitab dan juga mungkin sama-sama berdoa. Yang membedakan adalah para pengikut Kristus mau menyediakan diri untuk hidup berpadanan dengan Firman Tuhan sedangkan para penggemar Kristus tidak. Para penggemar Kristus sudah cukup puas dengan pelbagai agenda kegiatan rohani. Mereka kagum dan terperangah melihat mujizat dinyatakan. Mereka juga dengan serempak berkata “amin” untuk setiap khotbah firman Tuhan yang berkesan di hati tanpa mau untuk menghidupinya.
  
Mahatma Gandhi dulu pernah mencela pihak penjajah di India yang notabene Kristen. “I like your Christ but I don’t like your Christianity,” kata Gandhi lantang. Kekristenan penjajah Inggris ternyata memuakkan bagi seorang Mahatma Gandhi. Mereka berkata tentang kasih tapi secara bersamaan juga berlaku lalim di India. Seyogyanya Kristus adalah berkat bagi semua orang. Tapi hidup kekristenan yang cacat dan murahan ternyata menjadi penghalang utama bagi banyak orang agar dapat melihat kasih Kristus dengan prespektif yang jelas.

Jangan mau jadi penggemar Kristus. Jangan puas hanya berhenti jadi penonton saja. Terlibatlah dan nikmatilah proses perjalanan bersama Kristus. Terkadang memang deg-degan. Tapi ketahuilah, Dia memang tidak pernah meninggalkan kita sedetik pun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar