Rabu, 19 Desember 2012

SAPI BISU



Saat menempuh pendidikannya di Paris, Thomas Aquinas dikenal sebagai siswa yang sangat pendiam. Teman-temannya pun kerap melecehkannya dengan memberikan julukan “sapi bisu.” Gurunya Albertus Magnus menghentikan olok-olok itu sembari berkata, “ Suatu saat, sapi bisu itu akan melenguh lantang hingga dunia akan terguncang.” Riwayat Thomas Aquinas selanjutnya membuktikan bahwa perkataan gurunya benar.

Sejarah mencatat bahwa Thomas Aquinas adalah salah satu doktor gereja yang buah pemikirannya mewarnai derap laju langkah gereja hingga saat ini. Karyanya yang berjudul  Summa Theologica menjadi mahakarya yang terkenal sejak abad pertengahan. Siapa sangka bahwa seorang bapa gereja bernama Thomas Aquinas dulunya adalah seorang pemuda yang cenderung introvert dan sering di-bully oleh teman-temannya. Ia dapat menemukan jati dirinya setelah termotivasi oleh perkataan sang guru.

Sewaktu SMA dulu, saya pernah punya guru sejarah yang super killer. Bu Mu’ah namanya. Walaupun menyukai ilmu-ilmu yang ada kaitannya dengan sejarah, saya sama sekali tidak terinspirasi oleh sabda amarah beliau. Bu Mu’ah sering kali memaki murid-murid badung yang tidak turut upacara bendera atau pun yang terlambat membayar SPP dengan sebutan PKI atau juga Fretilin! Saat itu, teman-teman saya yang malang  hanya cengengesan saja sambil tertunduk malu. Namun saya sampai detik ini tetap gagal menemukan korelasi antara pengkhianat bangsa dengan kenakalan para siswa. Saya juga merasa invalid untuk menemukan titik temu ketidakmampuan membayar SPP tepat waktu dengan figur Dipa Nusantara Aidit ataupun Xanana Gusmao. Sungguh membingungkan.

Apakah perkataan guru di atas menginspirasi? Tentu tidak. But it was not unforgetable. Terekam di lembah memori yang cukup dalam. Sepenggal kenangan masa lalu ini menyadarkan bahwa perkataan guru boleh jadi  tidak akan pernah terlupakan oleh sang murid. Guru harus menyadari bahwa perkataan mereka memiliki potensi yang luar biasa untuk membangkitkan semangat siswa yang tengah terpuruk. Beda dengan kentut. Meskipun terkadang bersuara cukup bombastis, tapi efek yang ditimbulkannya sungguh tidak mendatangkan manfaat bagi mereka yang tidak sengaja mencium aromanya.

Kita mungkin saja tidak akan pernah mengenal Thomas Aquinas jika Albertus Magnus tidak pernah muncul. Thomas Aquinas menjadi dikenal, dan bahkan menjadi seorang santo, karena ada seorang guru yang memproduksi perkataan yang sanggup membuat seekor sapi bisu melenguh kencang sepanjang zaman.­­­­

Tidak ada komentar:

Posting Komentar