Saat menempuh pendidikannya di Paris, Thomas Aquinas dikenal sebagai siswa
yang sangat pendiam. Teman-temannya pun kerap melecehkannya dengan memberikan
julukan “sapi bisu.” Gurunya Albertus Magnus menghentikan olok-olok itu sembari
berkata, “ Suatu saat, sapi bisu itu akan melenguh lantang hingga dunia akan
terguncang.” Riwayat Thomas Aquinas selanjutnya membuktikan bahwa perkataan
gurunya benar.
Sejarah mencatat bahwa Thomas Aquinas adalah salah satu doktor gereja yang
buah pemikirannya mewarnai derap laju langkah gereja hingga saat ini. Karyanya
yang berjudul Summa Theologica menjadi mahakarya yang terkenal sejak abad
pertengahan. Siapa sangka bahwa seorang bapa gereja bernama Thomas Aquinas
dulunya adalah seorang pemuda yang cenderung introvert dan sering di-bully
oleh teman-temannya. Ia dapat menemukan jati dirinya setelah termotivasi oleh
perkataan sang guru.
Sewaktu SMA dulu, saya pernah punya guru sejarah yang super killer. Bu Mu’ah namanya. Walaupun menyukai ilmu-ilmu
yang ada kaitannya dengan sejarah, saya sama sekali tidak terinspirasi oleh
sabda amarah beliau. Bu Mu’ah sering kali memaki murid-murid badung yang tidak
turut upacara bendera atau pun yang terlambat membayar SPP dengan sebutan PKI
atau juga Fretilin! Saat itu, teman-teman saya yang malang hanya cengengesan saja sambil tertunduk malu.
Namun saya sampai detik ini tetap gagal menemukan korelasi antara pengkhianat
bangsa dengan kenakalan para siswa. Saya juga merasa invalid untuk menemukan
titik temu ketidakmampuan membayar SPP tepat waktu dengan figur Dipa Nusantara
Aidit ataupun Xanana Gusmao. Sungguh membingungkan.
Apakah perkataan guru di atas menginspirasi? Tentu tidak. But it was not unforgetable. Terekam di
lembah memori yang cukup dalam. Sepenggal kenangan masa lalu ini menyadarkan
bahwa perkataan guru boleh jadi tidak
akan pernah terlupakan oleh sang murid. Guru harus menyadari bahwa perkataan mereka
memiliki potensi yang luar biasa untuk membangkitkan semangat siswa yang tengah
terpuruk. Beda dengan kentut. Meskipun terkadang bersuara cukup bombastis, tapi
efek yang ditimbulkannya sungguh tidak mendatangkan manfaat bagi mereka yang
tidak sengaja mencium aromanya.
Kita mungkin saja tidak akan pernah mengenal Thomas Aquinas jika Albertus
Magnus tidak pernah muncul. Thomas Aquinas menjadi dikenal, dan bahkan menjadi
seorang santo, karena ada seorang guru yang memproduksi perkataan yang sanggup
membuat seekor sapi bisu melenguh kencang sepanjang zaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar