
Beberapa kalangan berpendapat bahwa Atlantis lenyap oleh karena banjir besar yang terjadi di zaman Nuh. Namun ada pula yang menyamakan Atlantis dengan kerajaan Sri Krisnha yang bernama Dwaraka. Apabila Anda penggemar Mahabarata, tentu Anda tidak akan asing dengan kisah lenyapnya Dwaraka. Kerajaan avatar Wisnu itu binasa oleh terjangan ombak laut (tsunami?) dalam waktu semalam. Mirip-mirip dengan kisah Atlantis, bukan?
Pertanyaannya, di manakah letak Altantis? Apakah di Laut Tengah, dekat Yunani tempat Plato berasal? Apa hubungannya dengan pilar-pilar Hercules yang ditulis oleh Plato dalam karya fenomenalnya tersebut? Atau jangan-jangan Atlantis hanya lokasi imajiner, fiktif dan tak pernah ada?

Lenyapnya peradaban Atlantis menurut Prof. Santos disebabkan terjadinya letusan super vulkanik Gunung Krakatau sehingga memicu terjadinya tsunami setinggi ratusan meter. Bencana itu membuat terpisahnya Pulau Jawa, Sumatra, dan Kalimantan serta berujung pada lenyapnya Atlantis untuk selamanya. Bagi saya, teori ini agak otak atik gathuk karena dalam bukunya setebal 675 halaman tersebut, Prof. Santos menyamakan pilar-pilar Hercules dengan Gunung Krakatau dan Gunung Dempo.
Atlantis memang telah tenggelam. Tidak penting apakah peradaban itu pernah ada atau tidak. Yang jelas fenomena tersebut tengah menjangkiti ibu kota negara kita, Jakarta. Jakarta memang tidak tenggelam dalam waktu semalam. Tapi menurunnya permukaan tanah Jakarta diyakini telah berlangsung secara pasti tahun demi tahun.

Data Dinas Pengembangan DKI Jakarta bahkan lebih mengerikan. Pada periode tahun 1982 hingga 1997 terjadi amblesan tanah di kawasan pusat Jakarta yang mencapai 60 cm hingga 80 cm. Karena merata, amblesan ini menjadi tidak terasa. Bila penurunan ini terus berlanjut, "tenggelamnya" Jakarta sudah di depan mata.
Akankah Jakarta bernasib sama dengan Atlantis?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar